part 32 (+17)

1.9K 178 38
                                    


"Terimakasih senior." Ucap Jisoo berterimakasih seraya mengambil alih kardus yang dibawa Irene.

Irene bersikeras membantu Jisoo membawa barang-barangnya kekamar sekaligus merapikan ruangan yang Jisoo tempati mulai sekarang. Padahal sudah ada para pekerja yang melakukannya namun Irene tetap ingin terlibat.

"Sama-sama." Bales Irene tersenyum.

"Jisoo bagaimana dengan adikmu? Apa dia masih saja menolak untuk kau ajak tinggal disini?" Irene bertanya mengingat Jisoo mengatakan kalau saudaranya Menolak ikut.

"Dia adik yang keras kepala. Aku menghargai keputusannya memilih tinggal bersama temannya." Jawab Jisoo menata barang satu persatu.

"Apa dia baik-baik saja tinggal bersama temannya? Kau kenal dia Ji?"

Jisoo tersenyum melihat kepedulian Irene terhadap adiknya. Andai saja Irene tahu kalau adiknya adalah junior ditempat ia bersekolah. Dan Karina tidak bodoh memilih tinggal bersama keluarga Irene, dimana gadis yang sangat ia sukai. Karina masih belum siap membuka statusnya sebagai saudara Jisoo.

"Aku mengenalnya dengan baik. Karina akan baik-baik saja tinggal bersama mereka, keluarganya begitu bijaksana dan juga menyanyangi adikku." Kata Jisoo akan sikap hangatnya keluarga Jung.

"Aku lega mendengarnya. Bila dia berubah pikiran, pintu rumah ini terbuka untuknya." Ungkap Irene menaruh baju-baju Jisoo didalam lemari.

"Senior, maaf sampai merepotkanmu." Jisoo terlihat tidak enak hati.

"Tidak apa-apa. Aku yang ingin melakukannya." Irene tersenyum merespon rasa sungkan Jisoo.

"Jisoo kau suka dengan desain kamarnya? Bila tidak kami akan merubahnya sesuai keinginannmu." Tanya Irene meminta penilai Jisoo.

"Aku menyukai desainnya, terlihat simpel dan juga nyaman." Mata Jisoo menelusuri ruangan cukup luas dan cendrung mewah sebagai kamar tamu.

"Baguslah. Jangan sungkan untuk mengatakan atau meminta sesuatu yang kau perlukan." Perkataan Irene diangguki Jisoo.

"Senior, terimakasih atas kebaikanmu dan sekeluarga."

Jisoo benar-benar sangat berterimakasih kepada keluarga Bae yang sedia memberikannya pekerjaan sekaligus tempat tinggal yang nyaman. Irene membalas senyuman Jisoo, dalam hati Irene juga mengucapkan rasa terimakasih karena Jisoo sudi bergabung pada keluarganya.

"Senior baik-baik saja?"

"Aku? Iya aku baik-baik saja tidak ada masalah." Meskipun tadi Irene sempat bingung dengan pertanyaan Jisoo.

"Maaf bila ini terdengar lancang. Apa semalam senior menangis? Mata senior tampak sembab dan tadi aku juga melihat dikantin sekolah, senior tidak menghabiskan makan siang." Jelas Jisoo menatap Irene yang tampak terhenyak mendengar pernyataan Jisoo.

"Jika ada masalah, senior bisa menceritakannya padaku. Meski aku tidak bisa menjamin bisa membantu masalah yang senior hadapi. Dengan mencurahkannya dapat sedikit melegakan." Lanjut Jisoo memegang pundak Irene.

Irene masih bungkam ditempat berdirinya, ia tengah berpikir apa Jisoo memperhatikannya tanpa ia sadari? Bolehkah ia beranggapan kalau Jisoo peduli padanya?

"Aku tengah disibukkan dengan kegiatan osis, sebentar lagi aku akan segera lulus. Maka dari itu aku sibuk belakangan ini hingga sulit tidur dan juga makan. Jisoo terimakasih sudah mengingatkanku." Dalih Irene tidak sepenuhnya berbohong.

Dia memang disibukkan dengan pemilihan ketua osis yang baru jadwal lain yang diperlukan. Namun ia berbohong dengan tidak mengakui kalau semalaman ia menangisi Jisoo.

Love Me Like You Do Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang