12

6.6K 706 24
                                    

" Udah? Ini aja ya Ji?" Tanya Haechan dan Jisung mengangguk pelan.

Jisung hanya tersenyum tipis, pasalnya Haechan rela bolos sekolah agar bisa diam-diam ke rumah sakit untuk menemui dirinya. Sudah beberapa hari ini, Jisung sering sesak nafas karena paru-parunya, Mark yang tidak ingin adiknya itu kenapa–napa memaksa agar Jisung dirawat di rumah sakit.

" Kak ...Ji boleh nanya ngga?" Haechan mengangguk sambil tetap membaca resep kue yang tadi diberikan oleh Jisung.

" Kakak suka sama kakak Ji ya?"

Haechan terdiam, menutup mulutnya rapat rapat, dan perlahan wajahnya memerah.

" Hahahah... Ji udah tebak kok, sejak kak Mark masuk rumah sakit...apa lagi pas tadi kak Haechan nanya kak Mark suka dikasih hadiah apa, buat ulang tahunnya kan?"

" Jangan bilang ya Ji... gue masih malu..."

Ucap Haechan menundukkan wajahnya, lusa adalah hari ulang tahun Mark, dan Haechan ingin sekali memberikan hadiah pada Mark, mengingat betapa sibuknya Mark bekerja, Haechan yakin Mark pasti sudah lupa dengan hari lahirnya.

" Hahaha okay.. Ji yakin kalau kakak buat cake itu... Kak Mark pasti seneng."

" Tapi gue kan ngga bisa masak Ji...ah.... Apa gue bawa lo kabur biar bisa bantu gue ngebuat ini kue?"

" Hahahah itu kan Ji udah diktein satu satu resep sama langkahnya... bisa kok kak... semangat ya... jangan lupa bikinnya pake cinta biar tambah enak"

Goda Jisung sedangkan Haechan hanya bisa menyembunyikan rasa malunya.

.

.

.

.

.

" Eitts... bentar bentar bentar..." Ucap Haechan berlari mengejar Mark kala Mark sudah keluar pintu rumahnya.

" Nih.. buat lo... awas telat besok" Ucap Haechan sambil memberikan sebuah tote bag pada Mark.

" Eh ini ap-" Belum sempat Mark menyelesaikan kalimatnya Haechan sudah menutup pintu rumahnya dan menguncinya.

" Tck... anak itu... " Ucap Mark menggelengkan kepalanya sambil menatap pintu rumah itu heran.

Mark tersenyum tipis kala membuka isi tote bag itu, di dalam sana ternyata ada box lagi yang berisikan sebuah cake kecil dan ada notes kecil di sana.

HBD

Jangan lupa traktiran.. Besok uang jajan gue double yak

Yang ke berapa sih? Bodoh lah

Kalau ngga enak tu kue jangan salahin gue

Begitu tulis Haechan di kartu yang ia selipkan di sana.

Di Lain sisi, Haechan tengah berguling-guling tidak jelas, ia benar benar malu saat memberikan cake itu tadi. Ditengah dirinya yang sibuk menjadi ulat tidak jelas, tiba tiba saja ponselnya berbunyi. Dan ternyata itu adalah pesan dari Mark.

Hahahah makasih loh

Gue aja ngga ingat ini hari ulang tahun gue

Oiya ini ultah gue yang ke 20

Sekali lagi makasih ya...

Gue bakal makan kuenya...

Oiya liat jendela bentar deh

Haechan dengan segera berlari ke jendelanya, membuka gorden dan melihat Mark yang menunggunya di halaman rumahnya. Haechan masih berusaha tenang, beruntung saat ini malam dan kamar Haechan berada di lantai dua sehingga Mark tidak akan bisa melihat kedua pipinya yang sudah merah merona. Haechan hanya mengangkat dagunya pelan, membuka obrolan mereka.

[Complete] Home || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang