34

6K 557 14
                                    

" Kenapa kak?"

Tanya Jaemin pelan pasalnya Mark tiba tiba melangkahkan kakinya. Hari ini, seperti hari hari minggu biasanya, Mark dan Jaemin pergi ke taman hanya sekedar untuk jalan jalan santa atau refreshing, sebelum siangnya, mereka kembali sibuk dan membuka cafe.

Mark hanya diam, tubuhnya seolah membeku melihat apa yang ia lihat. Karena pertanyaan tidak dijawab, Jaemin pun mengikuti arah pandang Mark, dan ia tidak mengerti apa yang membuat Mark terdiam dan terkejut seperti itu pasalnya di depannya hanya segerombolan anak kecil yang tengah membeli Ice cream.

" Lo liat ap-"

Jaemin menghentikan kalimatnya pasalnya air mata Mark mengalir begitu saja.

" Mark lo kenapa...."

Ditengah Jaemin yang bingung, seorang anak yang sedang membeli Ice Cream itu, teralihkan atensinya karena mendengar nama yang selama ini ia cari. Chenle pun mengalihkan pandangannya, menatap dua orang dewasa yang berdiri cukup jauh darinya.

Ia pun tersenyum lebar dan berlari ke arah Mark sambil meneriaki nama Mark, tapi Mark dengan cepat menarik tangan Jaemin, berbalik arah dan berjalan meninggalkan tempat itu. Melihat Mark yang pergi, mata Chenle pun berkaca-kaca, ia pun berlari mengejar Mark.

" Mark Ssa-"

Bugh

Karena kakinya yang terlalu kecil dan ia yang berlari terlalu kencang, membuatnya terjatuh.

" Huaaa.... Mark Ssaem......"

Mark terdiam, ia dapat mendengar dengan jelas suara Chenle yang memanggilnya, suara Chenle yang terjatuh dan kini suara Chenle yang menangis. Mark bisa mendengar itu semua, tapi badannya menolak untuk berbalik dan membantu anak itu.

" Mark... kau kenapa.. Kasihan anak itu terjatuh...." Ucap Jaemin melepaskan genggaman tangan Mark dan hendak membantu Chenle tapi Mark dengan cepat menahan kembali tangan Jaemin dan kembali melangkahkan kakinya.

" Huaaa Mark Ssaem.. jangan tinggalin lele...." Tangis Chenle lagi, membuat Mark menghentikan langkahnya.

Chenle masih menangis tersungkur di lantai, melihat Mark yang terdiam, ia pun kembali berdiri dan berjalan mengejar Mark, tapi tiba tiba saja tubuhnya terangkat.

" Kita pulang ya nak..." Ucap Haechan menggendong Chenle membuat Chenle menangis dan memberontak.

" Huaaa ndaa... mau... huaa...." Tangis Chenle ketika Haechan berusaha membawa Chenle menjauh

" Che-Chenle... ayo pulang nak...." Ucap Haechan mengabaikan tubuhnya yang dipukul dan ditendang oleh Chenle

" Huaaa ndda mau... huaaa lele mau Mark Ssaem... lele ndda mau sendiri....itu Mark Ssaem ..... Itu Mark Ssaem" Tangis anak itu memberontak menunjuk nunjuk Mark .

Haechan hanya bisa ikut menitikkan dan pergi dari taman itu

" Huaaaa ayah lele! Itu ayah lele! Itu ayah lele! Huaaa Ayaaaah!"

Tangis Chenle sambil menunjuk Mark sedangkan Mark masih terdiam, dadanya sesak saat mendengarnya. Mark masih diam di tempatnya, bahkan ia tidak berbalik sedikitpun, dan Mark masih bisa mendengar suara tangisan Chenle yang memanggilnya Ayah.

.

.

.

.

.

.

.

.

" Hoooo gue pikir itu anak lo...." Ucap Jaemin mengangguk ngangguk setelah Mark menceritakan secara singkat bagaimana hubungannya bersama Chenle. Mark belum seterbuka itu dengan masa lalunya pada Jaemin.

[Complete] Home || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang