17

7K 653 4
                                    

Mark tersenyum tipis ketika melihat ekspresi Haechan yang masam setelah menerima telfon.Mark sudah dikabari oleh Johnny lebih dulu bahwa dirinya akan pulang lebih awal. Karena itu Haechan menjadi kesal karena ia tidak bisa memiliki banyak waktu dengan Mark.

" Jangan ngambek gitu dong... jelek.." Ucap Mark sambil mengecup pipi Haechan yang sedikit menggembung. Haechan memang selalu seperti itu, disaat dia merajuk, pipinya akan menggembung seperti bakpao.

" Ck.. padahal katanya satu bulan! Baru juga dua minggu disana udah balik lagi!" Kesal Haechan pasalnya tadi ayahnya mengatakan lusa dirinya akan kembali

" Ngga boleh gitu chan... gimana pun juga dia bokap lo" Ucap Mark sambil mengelus pelan kepala Haechan.

" Ya kan gue mau manja manja sama lo!" Kesal Haechan lagi ia benar benar ingin menghabiskan waktu bersama Mark 24 jam.

Mark terkekeh membawa Haechan pada pelukannya. Mark tentu tau apa yang diingginkan anak ini, cuddle.

" Yaudah seharian ini kita cuddle, kan bokap lo baru balik lusa... kita masih punya waktu dua hari " Ucap Mark lagi sedangkan Haechan mengadahkan kepalanya menatap Mark dengan mulut yang masih mengerucut.

" Kalau masih ngambek cuddle batal nih..." Ucap Mark lagi menggoda Haechan sambil mencubit hidungnya.

Haechan hanya mencibirkan lidahnya dan terkekeh pelan. Mark selalu bisa dan berhasil membujuknya disaat ia merajuk.

.

.

.

.

.

Kepala Haechan pening, bibir Mark terasa sangat lembut dan manis di bibirnya. Haechan masih bisa melihat dua botol alkohol yang sudah sudah kosong di meja samping tempat tidurnya. Baju Haechan juga sudah dilempar asal oleh Mark beberapa waktu yang lalu.

" Mark~" Haechan melenguh pelan kala Mark menggigit pelan lehernya. Mark yang dipanggil tersadar, menjauhkan dirinya dari Haechan. Ini terlalu jauh. Mark tidak boleh menodai Haechan.

Haechan menatap Mark sedikit kecewa kala pria itu menundukkan kepalanya. Dengan cepat Haechan menarik tangan Mark, merebahkan tubuh pria itu dan menghimpitnya. Haechan kembali mencumbu bibir Mark, Haechan tidak peduli lagi sudah berapa lama mereka saling bercumbu panas, tapi yang ia butuhkan saat ini hanya Mark.

Mark berusaha tidak membalas ciuman Haechan, tapi rasanya benar benar memabukkan, Mark tidak tahan. Sehingga Mark narik tengkuk Haechan, melumat bibir itu lebih dalam, menyalurkan betapa ia mencintai Haechan dan tidak ingin Haechan menjauh darinya.

" Haechan-ah..." Tahan Mark kala ia merasakan tangan Haechan yang sudah turun dan berusaha membuka resleting celana Mark.

Mark menggeleng pelan, sedangkan mendapat decakan tidak suka dari Haechan. Haechan kembali menindih tubuh Mark, mengecup pelan bibir Mark, kemudian merebahkan kepalanya pada tubuh Mark.

" Ayo lakukan...." Ucap Haechan pelan memainkan tangannya di dada Mark.

"Gu-gua ngga bisa ...." Ucap Mark takut takut. Ia hanya tidak ingin menodai Haechan, terlebih lagi Haechan adalah anak majikannya dan Mark bahkan hingga saat ini masih merasa tidak pantas bersama Haechan.

" Kenapa?" Tanya Haechan menatap Mark sedangkan Mark memalingkan wajahnya, tercetak kekecewaan yang begitu besar di matanya, bukan pada Haechan, tapi pada dirinya sendiri. Kenapa dirinya selalu merasa rendah diri seperti itu.

" Mark..." Panggil Haechan, bukannya menjawab atau menatap pujaan hatinya itu, Mark semakin memalingkan wajahnya.

" Liat gue....." Ucap Haechan sambil menangkup wajah Mark, dan yang Haechan temukan adalah mata yang sudah berkaca-kaca.

[Complete] Home || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang