09. Sensitif

2.9K 187 2
                                    

"Terus kenapa dia masih nanya nanya? Logikanya kalo dia udah inget, kan dia otomatis ngejauh dong. Emang orang tuanya nggak bilang atau gimana sih?" keluh Win

"Astaga Win, lo bego apa tolol sih. Liat dulu latar keluarga Potiwihok tuh gimana. Udah pasti dong mamahnya nggak bilang perkataan phi Jimmy waktu itu, dan ngebiarin Love berpikir kalo Jimmy tuh masih punya dia. Secara kan lo tau sendiri gimana gedenya koneksi dan kesuksesan mertua teman kita ini. Ditambah lagi phi Jimmy kan bukan sembarang dokter, semua anggota keluarga mereka sukses" ungkap Ciize

"Lo udah yakin itu alasan kenapa mamahnya nggak bilang?" tanya Sea

"Lo mau bukti rekaman suara mamahnya kah? Gue ada, biar lo makin percaya" tawar Ciize

"Mana, boleh deh" terima Sea

Ciize mengeluarkan earphone dan menggunakannya bagi Sea, sementara dia menghidupkan ponselnya lalu memutarkan rekaman suara ibu dari Love itu.

Win ingin mendengar, namun Ciize melarangnya. Karna jujur, Ciize mendengar rekaman suara itu tadi malam juga karna terpaksa. Biar dia tau kejadian dan masalahnya agar tak salah memberi informasi.

Setelah mendengar itu. Sea melepas earphone milik Ciize, lalu mengambil ponselnya dan pergi menuju club musik. Ciize mengikuti, awalnya Win ingin ikut juga. Tapi dia lapar dan memilih pergi ke kantin daripada ikut.

Sea mengurus pernyataan pengunduran diri dari club yang beratas nama Love. Melihat itu Ciize cukup terkejut karna tindakan sat set temannya ini.

"Gila. Lo seriusan mau sat set begini, Sea? Apa nggak terlalu terburu buru?" tanya Ciize

"Ini cukup terlambat bagi gue. Dia udah terlanjur tau rumah suami gue, sebelum mamahnya ngeracunin otaknya untuk ngedekatin suami gue, sekarang udah waktunya dia ngejauh" jawab Sea

"Sea, gue tau lo bijaksana dalam ngerangkai kata. Jangan terlalu kasar ya, gimanapun juga dia masih belum ingat" ucap Ciize

"Lo bakal tau nanti" ucap Sea

Setelah kertas pernyataan itu selesai di print, Sea dengan segera keluar dari ruangan club musik lalu menemui Love. Tepat seperti dugaanya, Love sedang menghindarinya. Dia mencari kemana mana namun tidak melihat Love, jadilah dia memancing Love untuk masuk ke club musik.

Untungnya saja pancingan Sea berhasil. Saat Love memasuki club, Sea langsung masuk kedalam club diikuti Ciize dibelakangnya. Sementara Love yang melihat kedatangan Sea itu menjadi kelabakan, dia berusaha menghindar dengan pergi. Namun Sea menahannya.

"Kenapa lo ngehindarin gue? Belakangan ini lo keliatannya takut gitu ketemu gue. Ada apa emangnya?" tanya Sea

"Nggak ada apa apa, Sea" lirih Love

"Gue harus pergi-"

"Ada hubungan apa lo sama suami gue?" tanya Sea

Beku. Love terdiam.

"Oh. Terakhir lo nanyain suami gue kan ya. Berhubung gue istri sahnya, jadi tolong. Gue perlu jawaban kenapa lo keliatan tertarik sama suami gue" jelas Sea

"Love. Please, kali ini jangan ngehindar. Kelarin masalah lo" bujuk Ciize

"Gue.. Gue.. Cuman.." ucap Love terbata bata

Sea menunggu jawaban dari Love, jika dia menambah pertanyaan lagi untuk perempuan itu, Sea tidak akan dapat jawaban. Jadilah dia menunggu, sampai akhirnya Love mulai berbicara.

"Suami lo, cowok gue. Kami belum putus" jawab Love

"Terus?" tanya Sea

"Lo kenapa ambil dia dari gue, Sea? Emang gue ada salah sama lo? Jadi, waktu gue kecelakaan. Lo manfaatin itu kan untuk bikin phi Jim lupa sama gue?" tanya Love

Sea tersenyum mendengar itu.















"Kenapa lo senyum, Sea? Jadi gue bener?" tanya Love

"Lo udah tanya kebenarannya sama ibu lo apa belum? Apa mungkin dia malah nyeritain cerita palsu ke elo?" tanya balik Sea

"Maksud lo? Ibu gue ceritain waktu gue kecelakaan lo ngedekatin phi Jimmy karna lo ngincar harta dia, dia punya bukti" jawab Love

"Oh, dia percaya dong" gumam Sea

"Love. Lo dibohongin. Bukan gitu ceritanya" ungkap Ciize

"Dibohongin gimana sih, Ciize? Apa karna gue cukup nggak layak untuk phi Jimmy sampe kalian jadi nuduh ibu gue nyebar berita palsu" ucap Love

DEG!

"Dia itu nggak pantas ngedapetin Jimmy, sayang. Cuman karna orang tua mereka punya koneksi kuat dan kamu lupa ingatan, itu aja yang mendasari mereka nikah. Bukan karna cinta, kamu tau sendiri kan gimana cintanya Jimmy sama kamu"

Rekaman suara dari ibu Love itu masih terngiang dalam kepala Sea. Sehingga akhirnya, Sea menangis. Dia kalah dan gagal. Nyatanya, Sea memang harus menerima kenyataan bahwa dia tak sekuat itu untuk menyelesaikan masalah dengan Love.

Akhirnya Sea pergi ke ruang kemahasiswaan, dia menangis disana. Sementara Ciize yang membantu Sea untuk menyelesaikan ini. Win yang melihat Sea masuk ruang kemahasiswaan dengan menangis itu langsung izin untuk bisa masuk menenangkan Sea.

Win duduk disebelah Sea dan mencolek bahu Sea yang terlihat sangat lemah dengan hati yang pastinya sudah berantakan.

"Sea" panggil Win

Sea menoleh, dia memeluk Win dan tentu Win membalas pelukan sahabatnya itu dengan erat menyalurkan kenyamanan agar Sea sedikit tenang.

"It's oke. Jangan terlalu banyak pikirian, semuanya baik baik aja kok. Lo bisa cerita ke gue, gue selalu ada buat lo" ucap Win

"Hiks, hati gue sakit. Ternyata, gue lebih nggak layak untuk jadi pasangan hia Jim" lirih Sea

"Lo nggak boleh ngomong gitu, Sea. Lo itu satu satunya orang yang layak jadi pasangan phi Jimmy. Siapa yang ngomong gitu? Lo harus ingat, Sea. Selama ini belum pernah ada yang bisa cairin kulkas 2 pintu itu. Dan sekarang, dia udah mulai cair, dan itu karna lo. Karna lo yang jadi pasangannya makanya dia bisa mencair" jelas Win

"Tapi, ibunya Love bener. Kami menikah karna figure keluarga yang hampir sama, bukan karna cinta. Gue-"

"Nggak, Sea. Lo nggak boleh dengerin omongan mak lampir itu. Dia tuh jahat, dia cuman mau harta keluarga suami lo. Lo nggak boleh lupa gimana perjuangan suami lo untuk bisa dapat restu biar bisa ambil anak kesayangan Anukoolprasert ini untuk dijaga, dicintai, dan dimiliki" jelas Win

"Sekarang, kalo lo masih mau nangis silahkan. Tapi jangan lupa bangkit, inget Sea. Olimpiade nanti satu kampus berharap sama lo untuk menang. Jangan pikirin setan setan yang berusaha ganggu pikiran lo, biar gue yang urus semua itu" lanjut Win

Sea mengangguk. Untungnya saja Sea tidak sulit untuk diberi tau, 15 menit setelahnya. Win keluar dari ruang kemahasiswaan dan Ciize berlari kearah Win karna dia baru saja menyelesaikan masalah Love.

"Zee. Share di imess gue dimana orang tua gila itu tinggal. Kirim rekaman suara itu ke gue. Hari ini tuh orang harus kelar ama gue. Kurang ajar, mulut setannya itu. Sahabat gue sampe ngerasa rendah karna omomgan hina dia" ucap Win

"Oke gue kirim. Gue temenin-"

"Nggak perlu. Lo, temenin Sea. Biar dia gue sendiri yang urus. Gue suka main kasar sama orang jahat kek tuh orang" tolak Win

"Win, calm down na. Jangan sampe lo dapat masalah baru karna berurusan sama dia" pinta Ciize

"Masuk, Zee. Temenin Sea didalam" perintah Win

Win benar benar tidak bisa mendengar apapun yang dipinta oleh Ciize. Amarahnya sudah sampai akhir batasnya.

















T.B.C
Makasih untuk yang udah mampir..
Jangan lupa vote sama comment..
Stay healthy and have a nice day!

Selenophile Love [JIMMYSEA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang