TIGA

937 147 21
                                    


Maaf banyak typo

Dengan wajah penuh kecewa dan cemas, Lyra menurunkan ponsel yang menempel di depan telinganya. Ah, tak hanya sedikit kecewa dan cemas. Saat ini juga, Lyra merasa sangat penasaran… pasalnya, ayah Gamma, tidak langsung menjawab ucapannya. Laki-laki baik hati itu, terdiam sekitar 2 menit, lalu mengatakan, hal yang diinginkannya tidak boleh dibicarakan lewat ponsel. Dan Ayah Gamma akan datang kemari nanti malam.

Ya, permintaan dan keinginan lancang Lyra belum di beri jawaban oleh Ayah Gamma.

“Bodoh. Kamu hanya menantunya, Lyra. Mana mungkin Ayah Gamma mengabulkan keinginan gilamu tadi. Siapa kamu? Sehingga sampai uang dan segala macamnya untuk anak Ayah Gamma yang tidak lain adalah Yoris harus kamu urus dan ketahui…”ucap Lyra dengan nada geram.

Lyra sangat geram pada dirinya yang sangat gegabah. Ide spontannya tadi, harusnya di pikirkan dulu. Tapi, ia dengan tolol, dalam waktu seperkian menit langsung mencurahkan pikirannya pada Ayah Gamma.

“Aku akan sangat malu nanti malam, Tuhan. Tolong, kuatkan dan tebalkan mukaku nanti malam,”ucap Lyra yang saat ini terlihat sudah pasrah.
Dengan lemas, Lyra kembali meletakkan ponselnya di atas westafel. Lyra mulai merasa kedinginan, dan lapar. Membuat Lyra cepat-cepat berjalan menuju shower.

Tapi, sialan. belum sempat Lyra menyalakan shower, kembali aktifitas Lyra terhenti dan terhambat di saat dengan tiba-tiba, ada sepasang tangan lebar dan kukuh yang sudah memeluk tubuh telanjangnya dari arah belakang.
Kedua tangan Lyra mengepal erat. Kunci kamar mandi, dan kamar sudah Lyra buang kunci serepnya, darimana Mas Yoris mendapatkan kunci serep itu lagi dalam waktu singkat.

Sial. Sial sial. Kedua mata Lyra sontak terpejam di saat salah satu tangan Mas Yoris sudah meremas lembut dadanya, membuat jantung Lyra mulai berpacu dengan laju yang tidak normal di dalam sana.
Laki-laki yang ada di belakangnya, sangat ahli dalam hal yang beginian. Lyra yang polos, suci, tidak tersentuh hal dewasa sedikitpun bahkan sampai ia berumur 27 tahun, di buat mabuk kepayang oleh segala macam sentuhan dan hujaman dari Mas Yoris.

Mas Yoris yang saat ini, dapat Lyra rasakan dengan jelas, wajahnya sudah berhadapan dengan telinga samping kanannya  saat ini.
Lyra yang saat ini coba melepaskan diri, tapi Mas Yoris malah semakin mengeratkan pelukannya pada tubuhnya.

“Aku capek, dan nggak mood….”ucap Lyra dengan nada seriusnya.

Dan dapat Lyra rasakan, suaminya yang masih bungkam menggelengkan kepalanya pelan.

“Ada apa, hm?’’tanya Yoris ambigu. Jelas membuat Lyra sedikit bingung.

Lyra nggak mau membuat mulutnya capek, sehingga Lyra diam dan tidak berminat untuk bertanya. Bahkan tangan Lyra saat ini sudah berhasil menyalakan shower. Membuat tubuh telanjang keduanya seketika basah.

“Ada apa? Tidak pernah kamu semarah dan seberani ini?”

“Apa yang membuat kamu, terlihat sangat berani bahkan sangat liar. Terlihat sangat murahan juga, karena kamu bahkan menjebakku dengan obat perangsang agar spermaku yang berharga aku semburkan dalam rahimmmu? Ada apa? “ucap Yoris dengan nada rendahnya.

Tangannya, tidak tinggal diam. Tangannya bahkan dengan nakal, saat ini tidak hanya meremas dada Lyra. Tapi, tangannya yang kokoh bahkan sudah merayap sampai ke bokong Lyra, meremas dengan gemas bercampur kasar disana…

“Jangan menyentuhku lagi…”

“Jangan alihkan pembicaraan kita. Apa hak kamu melarangku? Hati dan seluruh tubuhmu dari ujung kuku hingga ujung kepala, adalah milikku. Ingat, istri hukumnya wajib…’’

“Bunga-bunga yang kamu berikan selama ini, dan barang-barang yang kamu berikan selama ini untukku ternyata semuanya pilihan dan atas saran dari Vega….”ucap Lyra dengan nada yang amat dingin.

Sudah Lyra katakana. Apa yang tidak Lyra suka. Apa yang membuat hati Lyra sakit. Lyra sudah berjanji, tidak akan memendamnya lagi. Lyra akan menumpahkannya. dan tidak sudi, diperlakukan seperti itu lagi.

Yoris saat ini, tubuh laki-laki itu terlihat tegang. Hatinya berteriak kencang di dalam sana, dari mana Lyra tahu soal itu?

Ah, tidak peduli dari mana Lyra tahu tentang hal itu, yang pasti ia tidak boleh terlihat sedikit cemas dan tegang saat ini. Sehingga yang Yoris lakukan, dengan gerakan agak memaksa. Yoris membalikkan tubuh Lyra agar berhadapan dengannya. Berhasil. Lyra sudah berdiri berhadapan dengan dirinya saat ini.

“Ya, kamu benar. Semuanya pilihan Vega, bahkan baju yang aku berikan dua minggu yang lalu, adalah hadiah untuk Vega. Tapi, Vega tidak suka motifnya, dari pada buang kata Vega, berikan saja kepada kamu…”ucap Yoris dengan senyum manisnya, kedua matanya terlihat membayangkan kejadian manis dua minggu yang lalu.

Sungguh, kekasihnya Vega sangat baik hati dan memaklumi keadannya yang terpaksa nikah dengan Lyra. Kalau tidak. Semua hartanya akan papanya sumbangkan pada yayasan sosial. Yoris tidak mau hal itu terjadi. Enak saja, papa dan yayasan sosial itu.
Lyra? Masih diam. Menahan sebisa mungkin air matanya yang ingin mengalir membasahi setiap gurat dan garis wajahnya saat ini.
Dengan Yoris yang kembali berucap yang sangat menyakitkan untuk Lyra dengar dan ketahui…

“Kamu piker aku melakukan semua itu untukmu? Aku melakukan semua itu dari hatiku? jawabannya tidak. Atas paksaan papa dan kebaikan dan kemurahan hati Vega, iya, Lyra. Aku yang kadang mengajakmu makan malam romantic di restoran,  itu atas saran dan suruhan dari Vega. Vega yang di saat kita sedang makan malam romantic, ikut dan turut hadir di sana, duduk di pojokan, menatap kearah kita berdua dengan hati yang beradarah-darah  di dalam sana. Jadi, Vega lebih sakit dan hancur di banding kamu. Aku nggak suka, dengan keputusan papa yang menikahkan kita di saat aku tidak tahu apa-apa. Sekali lagi, lebih sakit dan hancur Vega di banding kamu, Lyra…”

“Bajingan. Tutup mulutmu. Vega mati sekalipun, aku tidak peduli…”

Plak

Ucapan dengan penuh amarah dari Lyra, terhenti telak di saat dengan sangat kuat, Yoris menampar pipinya.

Lyra? Tubuh Lyra seketika jatuh terduduk dengan lemas di atas lantai. Kedua tangannya yang kedinginan, terlihat memeluk dan meremas perut datarnya kuat dan possesive, dan bahkan Lyra, mengucapkan kata-kata yang membuat hati dan seluruh tubuh Yoris bergetar mendengarnya.

“Mas Yoris…..”Panggil Lyra gemetar.

Tidak percaya, suaminya mengingkari janjinya. Katanya tidak akan    ada tamparan yang ke empat kali, tapi apa. Mas Yoris  barusan menampanya, membuat hati Lyra sangat sakit dan kecewa bahkan saking sakit dan kecewanya hati Lyra. Lyra…

“Mas Yoris, kamu yang menamparku barusan,  akan aku adukan pada anak kita bahkan di saat anak kita masih berada dalam kandunganku. Kamu… seluruh kelakuan jahatmu padaku, sekali lagi, akan aku adukan pada anak kita. Aku akan suruh  anak kita balas dendam padamu, karena di saat ada anak kita, dia  lah yang akan jadi penguasa dan pewaris untuk semua harta milik kakek Gamma-nya. “

“Kaget, Mas? Sorry, aku nggak akan tolol dan bodoh lagi seperti sebelum-sebelumnya,”ucap Lyra dengan senyum penuh kemenangan. Dan Lyra, sekali lagi, tanpa menunggu  jawaban atau sahutan dari suaminya. Lyra berjalan begitu saja, keluar dari kamar mandi, meninggalkan suaminya yang masih terpaku di tempatnya.

Karena dalam sehari, sudah 3 kali, Yoris di buat mati kutu oleh istrinya yang selama ini sangat cengeng dan sangat mudah untuk Yoris kibuli….

Sialan!

Tbc

Lanjut dan ada yg kepo?

Mau anak Lyra baby girl?

Bany boy aja?

Atau baby twin?

Di kasih anak model  kek Raden. Tahu rasa si Yoris wkwkwkw

Bastard Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang