SEBELAS

472 81 7
                                    

Maaf banyak typo

Yoris yang ingin mengganti baju, laki-laki itu tidak jadi mengganti bajunya, dan pergi begitu saja meninggalkan Lyra yang sangat terpaku shock di tempatnya akan ucapan jahatnya.
Lyra saking sakit hatinya, Lyra tidak sanggup berada di rumah sendirian, sehingga di sini lah Lyra berada, yaitu di café miliknya. Ah, bisa kah di sebut sebagai miliknya? Sedangkan cafe kekinian yang ia  pijak saat ini adalah café yang suaminya bangun dari nol atas saran Ayah Gamma agar Lyra tidak kesepian di rumah, karena Lyra menolak untuk melanjutkan kuliah.
Semuanya. Semuanya milik Ayah Gamma, dan Lyra datang hanya dengan 3 lembar baju di rumah Ayah Gamma dulu. Jadi, posisi Lyra sangat rentan. Dan ia dengan tidak tahu malunya, meminta pada Ayah Gamma agar ia lah yang mengatur keuangan Mas Yoris.
Mas Yoris yang sudah menyakitinya mungkin sudah ribuan kali, tapi Lyra dengan bodohnya dengan dalih tidak ingin membuat Vega menang, hatinya sudah suka pada Yoris. Membuat Lyra bertahan hingga sejauh ini. Bahkan Lyra… ingin bahkan sangat ingin mengandung anak Mas Yoris.
Tidak masalah suatu saat nanti, mungkin di saat Lyra sudah bosan bersabar, menerima segala caci maki dan hinaan dari Mas Yoris. Lyra tidak akan pergi sendiri, Lyra tidak akan kesepian. Ada anak dari benih Mas Yoris yang bersamanya. Yang akan menemaninya sampai ajal menjeputnya.
“Lyra…”Panggil suara itu sedih, membuat Lyra kaget dan semakin kaget bahkan sang pemilik suara sudah memeluk tubuhnya dari arah samping.
Dengan gerak kaku, Lyra menoleh keasal suara.
“Ari…”panggil Lyra pelan.
“Ya, kamu terlihat sangat sedih dan hancur. Kamu tidak focus. Sekitar 10 kali aku memanggil namamu, tapi kamu tidak mendengarnya sedikitpun? Benar kan? Selama 1 tahun ini, kamu tidak bahagia bahkan kamu tidak pernah bahagia dengan suamimu Yoris….”ucap Ari dengan nada yang terdengar sedih. Dengan Lyra yang sontak menggelengkan kepalanya kuat.
Seburuk apapun suaminya, di saat Lyra masih memutuskan untuk bertahan di sisi suaminya,  Lyra tidak akan meneceritakan betapa buruk perlakuan suaminya saat ini.
Pasti, orang-orang akan menganggap dirinya bodoh, apalagi Ari yang menyukainya, akan terus memaksa agar ia pergi. Tanpa tahu, apa yang haty Lyra inginkan dan pikirkan.
“Jangan bohong kamu. Kamu nggak focus dari tadi, matamu sembab…”
“ya, kamu benar. Aku memang habis menangis. Aku sedih. Sudah tahun menikah. Kenapa aku belum kunjung hamil?”
“Aku merasa bersalah dan nggak guna pada Ayah mertuaku yang hidupnya sangat sepi di rumah megahnya...”
“Kamu pasti sudah tahu aku luar dalam. Apabila aku sedang ada masalah, aku lebih suka menyendiri, karena dengan menyendiri, aku bisa merasa baik dan tenang lebih cepat. Jadi, bisa kah kamu, ya maaf. Pergi meninggalkanku dulu untuk saat ini...”
“Aku akan pergi, tapi kamu pakai dulu lencana yang aku berikan tadi,”
Agar Ari tidak terlalu sakit hati, Lyra menganggukan kepala sambil melempar senyum yang sangat lembut. Benar saja, wajah sedih dan murung Ari seketika berubah cerah. Bahkan senyum Ari sangat lebar saat ini melihat lencana love yang bertuliskan love blue sudah Lyra pasang tepat di depan dada kirinya.
“Terimah kasih, aku pamit. Semoga kita bisa bertemu lagi lain kali..”ucap Ari dengan senyum gelinya.
Ya, geli. Padahal Lyra sudah menolak dan tidak bisa bertemu dirinya hari ini, tapi Ari nekat datang, dan untung saja, Lyra benar ada di cafe.
Lyra membohonginya, dan Ari tidak marah sedikitpun. Merasa gemas, iya. Karena detik ini, Ari sudah dan sedang mencubit gemas pipi Lyra yang sedikit lebih berisi di banding 3 bulan yang lalu.
“Hati-hati di jalan,’’Lyra sebagai tanda perpisahan, agar Ari segera pergi.
Dan untung saja, Ari peka dan menurut. Semenit kemudian, Ari sudah hilang dari pandangan Lyra. 
Lyra yang saat ini sedang memasukan ponsel ke dalam tas selempangannya. Ternyata keputusan untuk menenangkan diri di cafe. Batal total. Para anak muda yang sudah sangat dekat dan akrab dengannya, kepo... bertanya kenapa ia terlihat baru menangis.
Lyra diam. Lyra takut dengan kediaman, dan moodnya yang sangat rusak membuat anak-anak muda yang sebenarnya peduli pada dirinya, merasa tidak nyaman. Sehingga Lyra memutuskan. Akan pergi dari cafe. Tidak untuk pulang ke rumah.
Lyra akan ke keburan kedua orang tuanya, lalu Lyra akan menenangkan diri di tempat yang membuat dirinya nyaman. Dan untuk pertama kalinya, Lyra akan pergi tanpa mengabarkan pada suaminya, kalau ia akan ke sini dan pulang jam sekian.
Lyra sudah tidak peduli lagi. Apabila Yoris bisa tidak pulang sampai 1 minggu bahkan dua minggu. Maka Lyra akan menghilang bahkan 1 atau 2 bulan lamanya...

****   

Lyra yang ingin buka pintu mobilnya, urung di sat ada seseorang yang menahan dengan kasar salah satu tangannya, dan tubuh Lyra menegang kaku di saat indera penciumnya mencium aroma tubuh seseorang yang sangat Lyra kenal. Sehingga dengan gerak kaku, Lyra menoleh kearah----- Mas Yoris.
“Lepaskan tanganku, sakit..”ucap Lyra dengan nada datar.
Untungnya, kali ini Yoris langsung melepaskan pegangannya.
Tapi, sialan. yoris saat ini malah menarik kerahnya, agar Lyra berjalan mengikutinya. Mau tidak mau, agar bajunya tidak robek, Lyra mengikuti langkah Yoris, yang membawanya ke sudut sepi café ini. Di luar café.
Dan di saat keberadaan mereka sangat susah untuk orang-orang lihat. Yoris dengan agak kasar melepaskan pegangannya pada kerah Lyra.
Lyra yang jelas, langsung merapikan penampilannya, lalu menatap Yoris dengan tatapan datarnya. Padahal, jantungnya di dalam sana rasanya ingin meledak. Perasaan Lyra sungguh tidak enak.
Kali ini, Lyra tidak akan membuka suara duluan. Lyra akan diam, sampai laki-laki yang ada di depannya jengah, kalau bisa langsung pergi begitu saja dari hadapannya.
Tapi, sial. Yoris saat ini malah sudah memeluknya dari  samping, sambil mengelus puncak kepalanya, dan Yoris membuat tubuh Lyra tegang di saat laki-laki itu…
“Apakah pelukanku sehangat pelukan selingkuhanmu Ari?”ucap Yoris dengan nada menghina dan merendahkan.
“Jadi, kafe yang aku bangun kamu gunakan untuk memadu kasih dengan laki-laki lain. Istriku sangat pintar dan pemberani….”
Yoris semakin mengeratkan pelukannya, di saat Lyra sedang berontak saat ini, ingin melepaskan diri.
“apa yang kau lakukan sialan…”bentah Lyra tertahan, di saat tangan besar Yoris sudah merayap kearah dadanya.
Yoris juga detik ini sudah melepaskan pelukannya dengan Lyra. Keduanya saat ini sedang menatap antara satu sama lain. Lyra dengan tatapan shocknya, tidak percaya Yoris melihat ia dan Ari. Padahal, tanpa Lyra tahu. Yoris belum lah pergi dari rumah tadi. Yoris pergi menenangkan dirinya di pos satpam yang ada di depan rumah, dan di saat Yoris melihat Lyra yang keluar dengan mobilnya. Perut Yoris rasanya sangat geli, apabila Yoris tidak mengikuti Lyra. Dan benar saja, ternyata Lyra membuat masalah yang sangat ia benci. Lyra menjadi murahan, membiarkan tubuhnya yang sangat di sukai Yoris di sentuh oleh laki-laki lain. Fuck.
“Lyra…..”Ucap Yoris dengan senyum sinisnya, dan dengan sekali tarikan. Lencana love yang ada di dada Lyra sudah Yoris Tarik sampai terlepas.  Bahkan membuat baju bagian dada yang Lyra kenakan sudah sobek.
Dan belum sempat Lyra marah dan protes, dengan kasar. Yoris menekan kepala Lyra agar Lyra berjongkok di depannya. Berhasil. Saking kuatnya dorongan Yoris. Lyra saat ini sudah berjongkok di depannya. Dengan tangan Yoris yang dengan lihay sudah membuka kancing dan reselting celananya.
“Puaskan aku dengan mulutmu. Lakukan dengan cepat, pelacur halalku!!!”

Tbc

Bastard Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang