TIGA BELAS

498 85 14
                                    

Maaf banyak typo

Ebook bastard husband sudah ready di playbook

Ebook bastard husband sudah ready di playbook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

7 hari tepat, Yoris dan Lyra tidak pernah mengeluarkan kata antara satu sama lain. Lorys juga selama 7 hari selalu berada di rumah. Pulang kantor di jam yang tepat. Membuat Lyra muak dan jenuh. Tapi, di sudut hati  Lyra yang lain. Lyra merasa senang. Selama seminggu, Yoris terbebas dari Vega.
Entah mereka tetap berkomunikasi menggunakan ponsel, Lyra tidak peduli. Yang penting tubuh Yoris ada dengannya di rumah mereka.
Tapi, sayang. Yoris mendiamkannya. Tidak pernah mengajak ia bicara sejak ia menampar Yoris 7 hari yang lalu.
Lyra juga tidak mau menurunkan ego dan gengsinya. Yoris yang salah, harusnya Yoris yang menyapa ia dan meminta maaf duluan. Tapi, tidak laki-laki itu lakukan.
Lamunan  panjang Lyra buyar, di saat tuba-tiba ponsel Lyra berbunyi. Lyra meraih cepat ponselnya yang ada di atas meja. Melihat, salah satu pekerja di café yang menelpon, membuat Lyra mengangkat cepat panggilannya.
Karena merasa lelah, Lyra pulang lebih cepat hari ini.
“Ada apa, Dewi?”
Dewi, yang merupakan juru masak di sana, melaporkan pada Lyra kalau ada salah satu konsumen yang mengkritik secara kasar masakan mereka, mempermalukan Dewi dan menjelekkan nama café. Padahal, menurut Dewi dan teman yang lain, tidak ada yang salah dengan makanan dan minuman yang sudah Dewi sajikan.
“Kamu tahan dulu orang  itu, aku akan segera ke situ,”ucap Lyra tegas. Yang di iyakan oleh Dewi.
Tidak mau membuang waktu, tanpa mengganti pakaian kelewat santai yang ia pakai. Lyra beranjak dari dudukannya di taman yang ada di belakang rumah.
Tapi, percaya lah… baru dua langkah Lyra melangkah, wanita itu tiba-tiba berhenti karena ada Yoris yang berdiri di ambang pintu.
Terus, laki-laki itu juga terlihat memijat-mijat keningnya. Membuat Lyra yang melihatnya, seketika cemas. Tapi, Lyra sebisa mungkin tetap menahan mulutnya. Jangan sampai ia dulu lah yang menyapa Yoris, walau hatinya di dalam sana, merasa sangat panic melihat raut wajah tersiksa Yoris di depan sana.
Sedetik, lima detik, sepuluh detik berlalu, Lyra mengepalkan tanganny erat. Yoris masih diam di depan sana, dan sudah cukup. Terserah. Yoris sakit atau bahkan… jangan berpikir jahat, Lyra. Bisik batin Lyra.
Lyra yang sudah melanjutkan langkahnya, merasa kasian pada Dewi yang pastinya sangat ketakutan di café.
Tapi, sial. Di saat tubuh Lyra ingin melewati Yoris masuk ke dalam rumah. Di tahan tiba-tiba oleh Yoris.
“Kepalaku sangat pusing, sampai aku ingin pingsan rasanya. “
“Tolong, papah aku keatas. Dan pijat-pijat keningku, papah cepat, Lyra. Aku nggak sanggup lagii…”

*****   

Di sinilah  Yoris dan Lyra berada saat ini, yaitu di atas ranjang besar mereka yang selama 7 hari terasa sangat dingin di tengahnya.
Yap, sangat dingin. Karena baik Lyra dan Yoris sama-sama memilih tidur di pinggiran ranjang bahkan hampir jatuh. Tidak ada pelukan, tidak ada obrolan, semuanya sunyi.
Tapi, saat ini, kedua anak manusia itu terlihat sangat lengket dan intim. Ah, bukan keduanya. Hanya salah satunya, yang tidak lain dan bukan adalah Yoris. Yang sangat manja pada Lyra saat ini. Tidur berbantalkan kedua paha Lyra. Terus, selalu merengek, agar Lyra jangan menghentikan pijitannya pada kepalanya.
Ah, tak hanya berbantal paha Lyra. Kedua tangan Yoris bahkan sudah memeluk erat pinggang Lyra. Yang hanya diam sedari tadi, dengan jantung yang rasanya ingin meledak di dalam sana. Dan jantung Lyra semakin menggila di saat Yoris akhirnya…
“Aku minta maaf,”
Ya, kata yang sangat ingin Lyra dengar, akhirnya terucap dari mulut Yoris. Yoris saat ini,  semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Lyra, bahkan Yoris sudah  mencium-cium perut Lyra membuat Lyra tak kuat menahan rasa senang dan haru.
Tidak mau air mata bahagianya mengalir di depan Yoris. Lyra …
“Aku akan membuat the jahe untukmu, lepaskan dulu pelukannya, Mas Yoris…”ucap Lyra dengan nada sedangnya. Mendapat gelengan tidak setuju dari Yoris, yang saat ini sudah menarik wajahnya dari depan perut Lyra. Sudah melepaskan pelukannya juga. Menatap Lyra dengan tatapan lembutnya saat ini.
“Aku… aku sudah banyak minum air putih tadi, bisa kamu siapkan air mandiku? Aku ingin berendam air hangat. Terimah kasih istriku…”ucap Yoris lembut. Dan tanpa menunggu jawaban atau sahutan dari Lyra. Yoris segera menutup kedua matanya dan kepalanya sudah berbaring di atas bantal.
Lyra  melihat wajah sedikit pucat Yoris, mengangguk dan tanpa kata, dengan terburu berjalan menuju kamar mandi.
Lyra berjanji, setelah Lyra menyiapkan air mandi Yoris. Lyra akan tetap pergi ke café, dan meminta tolong pada Randy untuk menjaga Yoris yang sakit sebentar.
1 menit berlalu. Yoris yang pura-pura tidur, membuka lebar kedua matanya, lalu laki-laki itu bagai orang kesurupan, bangun dari baringannya lalu meloncat turun dari atas ranjang. Lalu, mengambil botol plastic yang berisi minyak goreng.
Tidak ingin membuang waktu, dengan jantung yang rasanya ingin meledak, Yoris keluar kamar, berjalan menuju tangga untuk menyiram anakan tangga ke 21 dengan minyak. Dengan harapan Lyra menginjaknya. Lalu jatuh, dan kalau bisa langsung mati di tempat.
Ya, Yoris melakukan saran dari Vega. Bunuh saja Lyra agar semuanya bersih tak bersisa.
Karena Yoris tidak mau, Lyra sudah sedikit banyak sudah mempengaruhi hidupnya. Tidak. Yoris tidak mau Lyra menang. Perempuan itu hanya orang asing yang sialannya beruntung karena di pungut papanya.
“Ajal Akan segera menjemput, Lyra. Masuk lah kamu ke dalam neraka, perempuan serakah!”

Tbc

Yoris jahat banget dah :)

Bastard Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang