32. Planet Neo

476 88 23
                                    

nctdream

"Hanya 5 menit. Pikirkan matang-matang keputusanmu mirae." Ujar taeyong lalu menuntun gadis itu agar nenduduki sofa.

Mirae mulai tenang, mulai memikirkan mana yang akan dia pilih.

Pilihan yang sulit, sedangkan waktu terus berputar.

Mirae mulai membandingkan kedua opsi tersebut. Antara ikut bersama mereka dan memulai kenangan baru di neo yang merupakan rumah ayahnya atau tetap tinggal di bumi dan terjerat kenangan masa lalu.

Mengingat disini sang ibu tidak mempunyai kerabat ataupun saudara pasti tidak akan ada yang akan bersamanya, lain lagi jika ternyata di sana sang ayah masih mempunyai saudara atau orang tua, mirae pasti akan mempunyai paman dan bibi ataupun sepupu, dan mungkin juga kakek dan nenek.

"Aku akan ikut kalian." Putusnya pada waktu yang baru berajalan 3 menit.

Haechan bernafas lega, paling lega di antara anggota unit yang lain.

Taeyong tersenyum. "Pilihan yang pintar."

Menggengam tangan mirae taeyong berujar. "Ayo kita pulang."

***

Bahan bakar pesawat anggota dream sudah terisi kembali berkat para hyungnya.

Pesawat mereka pun sudah terbang selama 1 jam butuh waktu 1 hari 23 jam lagi agar sampai di neo. Mereka bertujuh menempati kursi dan mengoperasikan pekerjaan masing masing dalam sistem pesawat.

Begitu masuk pada zona yang aman tanpa asteroid mode pilot diatur agar menggantikan tugas mereka.

"Noona benar benar ikut dengan kita?, aku tidak bermimpi kan?." Tanya jisung begitu mereka bertujuh berkumpul di dapur pesawat.

"Perlu kupukul?." Tawar jaemin tidak keberatan.

Jisung langsung menggeleng agak menjauhkan diri dari jaemin yang terus menatapnya.

"Mirae noona campuran? Aku masih tidak mempercayai itu. Tapi bagaimanapun aku senang mendengarnya." Chenle tersenyum tipis. Terlihat bahagia mengingat orang yang dia sayangi akan ikut tinggal di neo.

Mengangguk setuju jeno berujar, "Yang masih menjadi tanda tanya itu warna darahnya. Mistahil bisa berubah tanpa sebab." Lalu meneguk air putihnya.

"Unit WayV pasti akan segera mengetahuinya. Kita hanya perlu menunggu dan menjahili renjun." Dagu renjun ditowel membuat pemuda bersurai blonde itu menatap haechan dengan tajam.

Setelahnya pukulan bertubi-tubi mendarat pada bahu haechan.

Bukannya kesakitan pemuda itu tampak tertawa setelah pukulan renjun berhenti membuat yang lain merasa aneh akan sikapnya.

"Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa bercanda juga." Ucap haechan terkekeh kecil mengusap bahu dan lengannya yang terasa panas.

"Kau memukulku pakai kekauatan ya?!, kenapa sakit sekali?." Ujap haechan pada renjun.

Renjun terkekeh, "Harusnya kutendang saja kau keluar pesawat daripada memukulmu." Ujarnaya memelototkan mata.

Hello Future [NCT Dream]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang