16. Pergi

442 93 4
                                    

nctdream

Malam ini anggota dream dan mirae sepakat ingin melihat keadaan pesawat mereka sebelum besok mereka memulai training.

Menggunakan teleportasi, mereka sudah berada di dalam pesawat meski sudah hampir dua bulan tidak digunakan pesawat ini tidak berdebu sama sekali.

Begitu sampai jisung langsung menuju kearah kamar istirahat mereka, mirae juga mengikuti anak itu dari belakang. Dia cemas saat melihat jisung menangis tadi.

Pintu besi dengan papan nama '7Dream' di pasang, jisung menggunakan sidik jarinya untuk membuka rungan itu.

Dari belakang jisung terlihat mengedarkan pandangannya ke dalam, mata sembabnya pun kembali berair. Dengan segera jisung masuk kedalam diikuti mirae.

Langkah besar pemuda itu menghampiri sebuah tempat tidur di pojok kiri, sebuah foto di nakas itu menyita perhatian. Jisung mengambilnya dan segera memeluk bingkai itu seerat eratnya.

Anak itu menangis pilu tanpa suara. "Hyung, kami mungkin tidak akan kembali kesana." Gumamnya. Bahu lebar itu bergetar, air matanya berlomba lomba untuk jatuh.

Mirae yang menatap dari jauh juga ikut menangis bersamanya. Memang sesakit itulah rasanya. Mereka tidak akan bisa pulang, tidak akan bertemu dengan keluarganya.

Dengan langkah pasti mirae menghampiri jisung yang semakin terpuruk dihantam kenyataan.

Di ambil kepala anak yang dua tahun lebih muda itu dan diletakkan di bahu sempitnya, tangan kecil mirae menepuk bahu yang bergetar itu perlahan dan bergumam. "Tidak apa-apa jisung, tuhan pasti memiliki rencana yang baik untuk kalian." Kata penenang itu terlontar dari bibirnya yang bergetar.

Mendengar itu jisung balik memeluk noona nya, dari balik punggung mirae foto yang memperlihatkan ke 23 pria yang tersenyum dan tertawa lebar di hadapan kamera itu di tatap dalam oleh jisung.

"Hyung...." Gumam jisung lagi-lagi sebelum kembali terisak.

Di pintu sana ke enam hyungnya juga melihat tangis dari adiknya.

Jisung terlalu muda untuk jauh dari rumah.

***

Setelah beberapa waktu, jisung akhirnya berhenti menangis karena tertidur.

Anggota dream yang lain juga meminta agar mirae menemani adik mereka di ruang itu.

Sementara di ruang kendali chenle, mark, jaemin, haechan, jeno, dan renjun terlihat melihat batu seukuran bola ping-pong yang terdapat di tengah tengah ruangan dan dilapisi kaca super tebal. Itu adalah batu neozen.

Batu yang biasanya berwarna hijau neon itu tampak abu abu sekarang, jelas karena batu itu sudah kehabisan energi.

"Maafkan aku."

Sungguh?, apakah hari ini akan penuh dengan air mata di setiap detiknya?, haechan biasanya tidak akan membiarkan suasana se suram ini. Tapi lihatlah, haechan sekarang meminta maaf dengan serius sambil menunduk sedangkan tangannya berpegangan pada kursi kendali miliknya, memegang dengan kuat.

"Sudahlah, ini takdir." Jawab jeno, dia tidak ingin satu persatu dari mereka merasa sedih dan bersalah.

"Tidak!. Seharusnya aku tidak menyuruh chenle mendekati bumi. Dengan begitu pasti kita semua sekarang sedang minum coklat panas dan bercanda bersama hyung yang lain di neo. Ini salahku!. Maafkan aku." Melihat jisung menangis seperti tadi hati haechan bergetar tidak tega melihatnya. Dia ini hyung yang buruk.

Semua ini gara gara rasa keingin tahuannya terhadap bumi. Pesawat ini jatuh dan rusak, siapa yang memperbaiki? Chenle lah yang memperbaiki kesalahannya. Haechan bersikeras bekerja, sampai chenle ketahuan menggunakan kekuatan siapa yang rugi? mereka bertujuh. Semua masalah di masa lalu dan masa depan sepertinya akan datang darinya.

Hello Future [NCT Dream]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang