[57]

42 14 1
                                    

"Mencoba menghindar."

***

Hari ini adalah hari minggu, dimana ketika semua orang berjalan-jalan keluar bersama keluarga maupun teman. Natasha masih rebahan di kamarnya yang kian berantakan.

Bosan. Satu kata yang mewakili Natasha saat ini, selain terus saja menonton dia tidak tau mau melakukan apa lagi. Apakah tidak ada yang mau mengajaknya pergi? Natasha seperti tidak punya teman terus saja berdiam diri di kamar, padahal kan baru saja kemarin dirinya menghabiskan waktu bersama Angga.

"Duh jiwa gabut gue muncul, hari ini ngapain ya?" tanyanya dengan bangun dari tempat tidur.

"Gak ada kerjaan banget astaga, ini gak ada yang mau ngajak gue main gitu? Please deh besok gue udah masuk sekolah lagi, makanya hari ini harus lakuin hal biar seninnya agak berwarna," sambungnya.

"Apa ajak Angga keluar gitu ya?"

"EH KOK ANGGA?" Natasha memukul tepat didahinya.

Terus saja Angga yang muncul dibenaknya, apalagi dengan kejadian kemarin. Pelukan yang Angga berikan terasa hangat dan tulus, Natasha menjadi malu dan gugup jika bertemu dengan Angga saat ini.

"Apa gue udah suka sama Angga ya?" tanya Natasha pada dirinya sendiri.

"AAAA MALU BANGET!" Natasha membenamkan kepalanya di bantal, dengan kaki yang dihentak-hentakan ke kasur.

Drtt drtt drtt

Handphone Natasha berbunyi, nama 'macan jantan' terlihat jelas disana. Bagaimana ini? Natasha bingung harus mengangkatnya atau tidak. Kalau mendengar suara Angga dalam situasi seperti ini membuatnya tidak tenang, padahal Angga sedang tidak berada didekatnya. Namun jantung Natasha rasanya benar-benar berdebar.

"Aduh, ngapain telepon sih. Gak tau apa kalo gue tuh sedang menstabilkan jantung biar gak deg deg-an terus kalo mikirin dia. Kenapa malah telepon sekarang, makin gugup gue nanti." Natasha memegangi dadanya, berharap jantungnya kembali stabil.

Setelah beberapa kali Angga menelepon, gadis itu masih tetap tidak mengangkatnya. Dan notif pesan dari Angga muncul.

Macan jantan 😾

"Lo gak papa?"

"Kenapa telepon gue gak diangkat?"

"Sya."

"Ayolah gue khawatir, cepet angkat."

"Anatasha? Lo cuman baca pesan gue doang?"

"Lo baik-baik aja kan?"

"Sya?"

"Gue ke sana sekarang."

Read

"What? Enggak-enggak, Angga gak boleh ketemu sama gue,"

"Mending gue … pergi, iya gue pergi aja deh." Natasha dengan segera membawa handphone, dompet dan juga kunci mobilnya lalu keluar dari kamar.

Untung saja hari ini tidak ada pengawal dirumah, karena mereka berdua sedang pergi bertemu Kakek. Mungkin memang ada urusan mendesak, apalagi mereka di suruh bertugas di hari weekend.

Natasha pergi menggunakan mobil barunya yang diberikan oleh Alfendra kemarin, alasannya supaya Natasha bisa menyetir dan berpergian sendiri. Namun tetap saja akan diawasi oleh pengawal dengan mobil yang berbeda. Bukankah itu sama saja? Sama-sama tetap diawasi seperti biasa, namun kali ini dengan jarak yang tidak terlalu dekat.

Natasha (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang