[60]

51 11 1
                                    

"Membolos itu menyenangkan."

***

"Lo kok bisa ribut sama Cinta?" tanya Angga, setelah memastikan keadaan Natasha sudah tenang. Karena sedari tadi dia mengoceh terus menerus masalah Cinta.

"Dia duluan yang cari masalah, ngeselin banget. Fiks sih mulai hari ini gue gak akan peduli lagi sama dia, dan gak akan anggep dia sahabat apalagi temen. Di kira gue apaan disebut murahan, bitch lah. Eugh ngeselin banget, harusnya lo gak usah dateng biar tadi gue jambak rambut dia," ucap Natasha panjang lebar.

"Lo kalo marah lucu ya,"

"Sekali lagi lo bercanda, rambut lo yang gue jambak." Mata Natasha menatap tajam ke arah Angga, membuat cowok itu ngeri sendiri karena melihat cewek yang sekali marah terlihat menakutkan.

"Serem banget, gak usah marah-marah lagi ya?"

"Tapi gue masih kesel,"

"Sabar sayang… nanti cantiknya ilang," goda Angga.

"Cantiknya gak akan ilang, soalnya ini cantik permanen," balas Natasha.

"Pede banget cewek gue,"

"Ngga, kita selesaiin aja hubungan ini ya? Gue capek pacaran pura-pura kayak gini,"

"Makanya lebih enak pacaran asli gak sih?"

"Angga, gue serius…,"

"Gue gak mau kita putus sebelum gue pergi," jawab Angga.

"Bahkan kita bukan sepasang kekasih asli, lo nempatin gue di posisi yang gue aja gak ngerti. Sebenernya gue gak mau terlalu jauh buat suka sama lo, apalagi dengan perginya lo nanti. Apa gue bisa lupain kebersamaan yang gue laluin bareng lo Ngga?"

Natasha kebingungan, apalagi dengan perasaannya yang mengatakan bahwa dia sudah tertarik dengan Angga. Namun kenyataannya dia harus segera melupakan perasaan yang dia miliki, bahkan Natasha tidak berkeinginan membuat Angga mengetahui isi hatinya saat ini.

Duduk berdua bersama cowok yang disukai bisa membuat jantung kembali tidak stabil, itu yang Natasha rasakan jika bersama Angga. Kalau saja dia tidak merencanakan pacar pura-pura ini dari awal, mungkin Natasha tidak perlu repot-repot untuk jatuh cinta pada orang yang memang akan pergi meninggalkan.

Angga yang melihat Natasha melamun, lalu menegurnya. Apa yang Angga katakan itu salah? Kenapa cewek ini malah menjadi diam seperti ini, padahal sedari tadi dia memang seperti macan yang mengamuk. Namun seperkian menit, malah berubah menjadi pendiam.

"Lo kenapa Sya?"

"Gue gak papa kok, ke kelas aja yuk." ajak Natasha dan berdiri dari tempat duduknya.

Mereka berdua memang sedang tidak dikelas saat ini, setelah keributan yang di buat Cinta tadi. Angga membawa Natasha ke Auditorium, hanya mereka berdua yang berada disana. Dan memang Angga ingin meluangkan waktu kembali hanya berdua bersama Natasha.

"Disini dulu mau gak?" tawar Angga.

"Mau ngapain lagi disini?"

"Nonton film, duduk lagi cepet."

Natasha kembali duduk sesuai perintah, dan Angga menelpon untuk memberikan arahan. Entah apa yang kali ini Angga rencanakan, namun Natasha sangat benar-benar berdebar jika terus berada didekatnya.

Lampu Auditorium mati, dan layar putih yang berada di depan sana menyala terang. Menampilkan sebuah awalan film, Natasha tidak menyangka bisa-bisanya Angga melakukan ini di sekolah.

Natasha (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang