[59]

47 11 1
                                    

  "Antara perasaan & kenyataan."

***

Sejak ucapan Cantika kemarin di sekolah, Natasha malas untuk bertemu dengan Angga. Suara Angga yang menyatakan bahwa dia akan bertunangan dengan Cantika, membuat Natasha kesal dan marah. Namun Natasha tidak mengetahui, bahwa Angga akan pergi dari Jakarta dalam dua hari ini.

Pagi ini, Natasha bertemu Angga di pintu kelas. Hanya menatap sebentar, tanpa membalas sapaan dari cowok itu. Angga yang merasa aneh dengan sikap Natasha dengan cepat menanyakan sikap dia yang tiba-tiba dingin seperti ini, bahkan kemarin pun Natasha tidak banyak bicara kepada Angga tidak seperti biasanya.

Lagi dan lagi Natasha bahkan tidak menjawab apa yang Angga tanyakan sedari tadi, hingga guru datang ke kelas. Membuat Angga kembali tak bertanya pada cewek yang berada disebelahnya.

"Baik anak-anak karena sebentar lagi akan ada pembagian rapot kenaikan kelas, maka pembelajaran hari ini sampai minggu depan akan kosong. Maka saya harap bagi siswa yang nilainya belum mencukupi tolong segera hubungi guru yang bersangkutan ya?"

"Iya Ibu," balas siswa-siswi.

"Oh iya, karena kalian akan naik kelas dua belas. Tolong ingat pesan Ibu ya, fokus pada pembelajaran kalian nanti dan persiapan untuk masuk ke universitas yang kalian impikan. Ibu doakan yang terbaik untuk kalian, tetep semangat ya! Satu tahun lagi lulus loh,"

"Jadi untuk hari ini, kalian bisa bebas dikelas ya. Karena sekarang juga akan ada rapat guru, Ibu tinggal gak papa kan?" tanya Bu Maya, yang memang notebad nya sebagai walikelas kelas XI Ipa 2.

"Gak papa Bu, biar Iqbal yang jaga kelas. Dijamin aman!" ucap Iqbal, sang ketua kelas. Jika didepan guru dia akan bersikap kalem dan patuh untuk menjaga kelas tidak ribut, namun nyatanya dia sama saja dengan teman sekelas lainnya yang ketika jam kos membuat kelas menjadi bising.

Bu Maya pun meninggalkan kelas yang awalnya tentram namun ketika kepergiannya berubah menjadi riuh. Ada sebagian yang keluar pergi ke kantin, ada juga yang tetap dikelas untuk merumpi. Biasalah geng cewek mana yang tidak bergosip?

"Sya, setelah lulus lo mau masuk ke kampus mana?" tanya Angga.

"Bukan urusan lo," jawab Natasha, tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Angga.

"Lo marah Sya? Kenapa dari tadi cuek banget sih, gue minta maaf kalo gue salah. Tapi jangan bersikap dingin gini dong,"

"Terserah."

Natasha pergi keluar kelas, Angga yang memperhatikan sikap Natasha kali ini semakin curiga. Bahwasanya cewek itu benar-benar sedang marah, atau dia sedang badmood? Ketika melihat kepergian Natasha, Raka berbisik kepada Angga yang membuat Angga kaget dan geli.

"Cewek lo lagi marah ya?" bisik Raka.

"Sial! Geli oi." Angga mendorong bahu Raka, untuk menjauh dari dirinya.

"Natasha kenapa lagi tuh? Kayaknya cuek banget sama lo," ujar Raka.

"Gak tau gue, lagi marah kali ya? Apa lagi pms gitu?"

"Mana gue tau, susul gih."

***

Rooftop

Angga mengikuti kemana Natasha pergi, dan terus memanggil nama dia. Namun tidak sekali pun Natasha menoleh ke arah belakang.

"Gak usah ikutin gue, bisa?" ucap Natasha tanpa melihat ke arah Angga, yang berdiri dibelakangnya.

"Lo kenapa Sya? Lo bisa cerita ke gue kenapa lo jadi marah kayak gini?"

"Kenapa lo gak jujur ke gue sih Ngga? Kenapa lo gak pernah bilang kalo lo bakal tunangan sama Cantika?" Natasha membalikkan badannya, melihat ke arah Angga yang berada didepannya ini.

Natasha (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang