[47]

44 13 2
                                    

Natasha membalikkan badan dan hanya bisa melihat kepergian Cinta, apakah perkataan yang barusan dia ucapkan terlalu kasar? Hingga Cinta tidak membalasnya lagi dan pergi begitu saja.

Natasha terduduk lemas, air matanya pun turun dan mulai menangis. Kedua sahabatnya kini telah membencinya, kenapa masalah tidak bisa pergi begitu saja? Kenapa semua masalah selalu datang kepada Natasha.

Angga menghampiri Natasha dan mencoba membuatnya tenang. "Udah Sya, please lo jangan nangis lagi. Gue gak bisa liat lo nangis," ujar Angga.

"Gu-gue emang salah, semua ini emang kesalahan gue. Tapi bisa gak sih, persahabatan gue gak bisa hancur cuman gara-gara ini,"

"Gue ngerti perasaan lo Sya, tapi ini semua bukan kesalahan lo. Ini salah gue juga,"

"Gue cuman kepengen hubungan gue sama sahabat gue itu baik-baik aja, gue gak mau persahabatan yang udah terjalin sejak kecil ini rusak gitu aja," lirih Natasha.

"Lo tenang ya, mending kita sekarang pulang dulu karena keliatannya mau ujan," ajak Angga.

Natasha mengangguk, ia menuruti apa yang di katakan Angga. Lalu mereka berdua pergi meninggalkan taman itu.

Di motor, Natasha hanya melamun saja. Rasanya hening, tidak ada yang memulai pembicaraan lagi. Masih memikirkan apa yang sudah Adit dan Cinta katakan padanya, membuat Natasha tidak bisa memikirkan hal lain selain itu.

Angga semakin khawatir dengan sikap Natasha yang diam seperti ini, apa yang akan terjadi ke depannya? Angga mengerti, bahwa persahabatan Natasha memang sudah terjalin lama dan jika hancur begitu saja siapa yang tidak memikirkannya?

Tapi rencana yang Natasha buat hanya untuk membuat kedua sahabatnya itu senang dan bahagia, apakah niat Natasha salah? Hanya mungkin cara yang Natasha lakukan dengan memaksakan kehendaknya itu kurang tepat. Tapi kenapa sampai membuat Adit semarah itu di taman?

Tidak terasa juga, Angga telah sampai mengantarkan Natasha di rumahnya. Tapi apa yang Angga lakukan? Dia mengantarkan Natasha ke rumah lamanya bukan rumah baru.

Yap! Tepat sekali, Angga tidak tau di mana alamat rumah Natasha yang baru. Tetapi, dengan Angga mengantarkan Natasha ke rumah lamanya. Membuat dia tersenyum namun teringat akan almarhumah sang Mama.

Natasha turun dari motor, lalu menatap rumah itu dari luar. Mengingat kembali kenangan yang terdapat di dalam rumah, tentang kebersamaan, kenyamanan, dan rasa kasih sayang yang selalu Natasha dapatkan di sana.

Hanya 6 bulan Natasha baru kembali ke rumah itu, tetapi kini? Ia harus pergi dan tidak tinggal lagi di sana. Apakah dengan kembalinya Natasha ke Jakarta, hanya membuat keadaan menjadi buruk dan tidak baik?

Pintu rumah terbuka, memunculkan sepasang suami istri dan seorang anak kecil yang manis.

"Sedang apa kalian? Apakah kalian mencari seseorang di sini?" Pria itu datang dan bertanya kepada Natasha juga Angga.

"Maaf, Bapak juga siapa ya ada rumah ini?" Natasha malah balik bertanya.

"Saya pemilik baru rumah ini, baru tadi pagi saya pindah ke sini. Adek siapa ya?"

"Jadi, Papa udah jual rumah Mama? Keterlaluan." ucap Natasha dalam hati.

"Emm ini dulunya rumah almarhumah Mama saya Pak, maaf kalo kehadiran saya sama temen say…,"

"Saya pacar dia Pak, ya kan pacar?" potong Angga sambil menatap Natasha dan tersenyum kepadanya seperti memberikan isyarat.

"Ah iya, maksud saya maaf kalo kehadiran saya dan pacar saya mengganggu Bapak dan juga keluarga. Saya ke sini cuman mau melepas kerinduan dengan tempat tinggal saya yang dulu," jelas Natasha dengan menekankan kata pacar.

Natasha (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang