.
.
Pekarangan Marioland.
Terlihat anak balita sedang berlari sambil tertawa mengelilingi tempat keberadaan dua orang dewasa dan satu anak laki-laki, mereka duduk memperhatikan anak balita tersebut.
"Berhentilah berlari Ellys, nanti kau terjatuh bagaiamana" tegur anak laki-laki itu sambil berpindah posisi berbaring di paha salah satu orang dewasa.
"Kakak Eugene tidak boleh mengambil ibu Ellys" ucap balita yang berlari itu, ia menghentikan larinya menghampiri kakak dan ibunya.
"Ellys sama Ayah saja" ucap orang dewasa yang merentangkan tangannya.
"Hihi okey Ellys sama Ayah dulu"
Tangan Ellys ingin menyentuh pundak wanita cantik yang memangku kepala Eugene kecil namun segera menghilang. Tergantikan oleh tempat yang berbeda dari sebelumnya.
.
"Bagaimana ini, putriku Ellys juga memiliki kutukan yang sama dengan Hana"
"Duke tenanglah, saya sudah memperlambat prosesnya" ucap Hans
"Maafkan aku Eimn hiks gara-gara aku, putri kita juga mendapatkan kutukan itu hiks.. "
Eimn segera berjalan mendekati tempat tidur king sizenya menyentuh tangan ducess Hana istrinya. Mengenggam tangan Hana yang terbaring lemah sbil terisak.
Hans memperhatikan kedua insan yang saling menguatkan diri. Seorang bawahan Hans datang, membisikkan sesuatu. Setelah itu Hans hanya mengangguk lalu pria itu undur diri.
"Maaf tuan Duke, tapi saya mendapat informasi.. "
Eimn melirik Hans menunggu orang kepercayaannya itu melanjutkan perkataannya.
"Kami berhasil menemukan obat sementara. Yang memperlambat proses penyebarannya serta menghilangkan rasa sakit. Layaknya obat penawar.. Hanya saja itu cuma satu tuan duke" ucap Hans menunduk takut.
Eimn bingung harus senang atau sedih pasalnya Hans berhasil mendapatkan obat penawar walaupun hanya bersifat sementara, tapi itu hanya satu. Sementara yang membutuhkan obat itu dua orang kesayangan duke Eimn.
"Berikan kepada putri ku saja" ucap Hana lemah, namun masih bisa terdengar oleh keduanya.
Eimn menatap Hana dengan pandangan yang sulit di artikan.
Ini ingatan Ellys..?? Kenapa.. Tapi aku di tubuh Ellys, bukan pada wujud diriku yang biasanya..
Kembali perpindah posisi.
Kamar Ellys.
Terbaring lemah di atas tempat tidurnya, Ellys yang berusia 10 tahun dengan di temani sang kakak Eugene yang berusia 12 tahun duduk di sisi tempat adiknya terbaring. Tangan kecil itu terus mengenggam tangan Eugene kuat kuat.
BRAK!
Pintu ruangan tersebut terbuka dengan kasar, pasalnya Eimn membukanya dengan menendang.
Eimn melangkah besar mendekati tubuh Ellys
"Menyingkir Eugene" ucap Eimn dinginEllys semakin mengeratkan genggamanya pada Eugene, takut melihat perubahan Ayahnya. Eugene hanya diam menatap bingung atas sikap Ayahnya yang baru pertama kali di lihatnya.
"Ku bilang menyingkir Eugene! Kenapa tidak mendengarkan perintah Ayah!" sambil mendorong tubuh Eugene menjauh, karena genggaman tangan Ellys yang tidak terlalu kuat membuat pegangan mereka terlepas.
"Lihat Ibumu di kamar Ayah" perintah Eimn melirik sebentar putranya, lalu kembali menatap Ellys.
".. Dan kau, tidak ada penolakan lagi untuk tidak meminum obatmu. Hans lakukan" perintah Eimn, yang langsung dilakukan oleh Hans.
Eugene lalu berlari, meninggalkan ruangan adiknya. Tanpa memperdulikan teriakan Ellys yang meronta tidak mau minum obat. Serta meneriaki manggil namanya.
"Ayah.. Ayah Hiks Ellys tidak mau.. Itu terlalu sakit setelah hiks ku meminumnya hiks" protes Ellys dengan tubuh lemahnya terbangun, duduk di kasurnya.
"Ini tidak akan sakit putri.. Ini sedikit berbeda dengan yang sebelumnya" bujuk Hans
"Tapi.." perkataan Ellys terhenti, Hans lalu mendekati tubuh Ellys. meminumkan obat pada Ellys yang menutup rapat mulutnya.
"Leppas.. Lepaskan, Ayah aku ingin Ibu..hiks.."PLAK!
Hans terkejut, begitu pun Ellys. Eimn menampar wajah putrinya sendiri.
"Jangan manja Ellys, ini perintahku mutlak!" Eimn menarik paksa botol kecil yang ada di tangan Hans, mengcekokkannya paksa pada Ellys.
Beberapa kali Ellys mencoba melepaskan dirinya dari sang Ayah, namun hasilnya nihil.
Ellys meneguk habis minuman itu, beberapa menit kemudian ia menggeram sakit di bagian perutnya.
Eimn dan Hans Hans melihat, sebenarnya Hans ingin sekali membantu tapi ia tidak berani dengan Duka Marioland.
.
.
Eugene melangkahkan kakinya memasuki ruangan Ayahnya. Terlihat tubuh Ibunya yang sudah mmemucat, keriput dengan tubuh yang sangat sangat kurus."I-Ibu..apa yang terjadi.. " ucap Eugene saat sudah berdiri di samping tubuh Hana.
Ia menangis, marah melihat keadaan tubuh ibunya yang sejam tadi ia temui masih dalam keadaan lebih baik dari yang sekarang ini, walaupun dengan tubuh yang lemah tak berdaya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
survive [END]
FanfictionBagaimana jadinya jika kamu terbangun dari tidur mu, berada di tempat yang asing tapi serasa pernah melihatnya 'Dejavu' Terlebih berada, masuk kedalam buku novel yang semalam di baca? Dan parahnya lagi mendaptkan peran figuran? Mampuhkah bertahan...