🗝🗝

11 4 0
                                    

.

.

.





Eugene berjalan lemas menuju kembali kekamar adiknya Ellys. Namun ia menghentikan langkahnya saat mendengarkan percakapan pelayan di lorong ruangan.

"Kamu lihat, tuan duke marah besar pada putri Ellys. Pasalnya putri Ellys yang mendapatkan obat yang seharusnya milik ducess Hana" ucap pelayan berambut di ikat satu

"Benar, akupun sangat tidak percaya dengan apa yang terjadi" lanjut pelayan berambut pendek sebahu.

Eugene yang berada di balik tiang, menyandarkan punggungnya di sana, mendengarkan percakapan pelayan. "Jadi obat yang di minum Ellys milik Ibu" guman Eugene pada diri sendiri. Ia mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.




.


.



.

Seminggu setelah kejadian.

Keadaan yang biasa ramai, terasa sangat hangat kini menjadi begitu dingin dan berjarak.

Keadaan Ellys sudah baik, ia bisa kembali beraktivitas seperti biasanya dengan ceria. Hanya saja semua terasa begitu berbeda. Duke Eimn yang selalu sibuk dengan urusannya, serta sering sekali keluar istana karena pekerjaannya. Eugene yang berubah menjadi dingin kepada Ellys.

Ellys berpaspasan dengan Eugene di Koridor Marioland. Dengan cepat Ellys mendekati Eugene.

"Kakak baru pulang dari academy?" tanya Ellys mengekori Eugene, berbeda dengan Eugene ia hanya diam tak memperdulikan keberadaan Ellys di sampingnya yang mengekor.

"Ellys ingin main dengan kakak lagi.. Ayo bermain bersama" ajaknya.

Ellys memegang tangan Eugene "Kakak" Eugene melirik tangan Ellys yang menyentuh tangannya, ia memberikan tatapan menusuk pada Ellys. Menepis secara kasar tangan adiknya itu, hingga terhempas.



.




"Ayah telah kembali? Apa Ayah ada di ruangannya?" tanya Ellys pada Hans

"Iya nona, hanya saja tuan tidak ingin di ganggu"

"Tapi.. "

"Tuan berpesan untuk tidak di temui oleh siapapun" bujuk Hans.





Begitu seterusnya..



Sampai 3 tahun berlalu.


Ellys yang haus perhatian Ayah dan kakaknya melakukan berbagai macam hal untuk mendapatkan perhatian keduanya.

Dari menindas para pelayan di Marioland, memukul para juru masak di dapur saat makanan yang di cicipinya tidak sesuai dengan seleranya. Di pertemuan putri putri saat perjamuan minum teh pun ia dengan sengaja memberikan hadiah seekor tikus pada para putri. Dan masih banyak lainnya yang di lakukan.

Tapi dengan bagaimana pun cara yang di lakukan Ellys, kedua manusia itu tetap tidak bergeming. Mereka tetap tidak menganggap kehadiran Ellys, bak cangkang kering yang tak di anggap.

'Benarkah ini novel romance yang ku baca? Kenapa yang ku tau dan yang ku lihat sekarang agak berbeda..' Sambil terduduk menyentuh bagian atas dadanya, sesak dan sakit itu yang dirasakan sekarang oleh apa yang dilihatnya.

Kembali, seketika tempat itu berpindah.









Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terlihat keadaan Ellys benar-benar kacau. Ia memandang air danau dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.

Ia baru mengetahui dari pelayan yang lima tahun pernah membicarakan hal yang tidak benar hingga membuat Eugene menjauh. dan Ayahnya yang tidak pernah menemuinya.

"Harusnya memang aku yang tidak ada disini.. " sambil meremas gaunnya.

"Bodoh. Sia sia saja" lanjutnya mengusap kasar wajahnya yang terdapat aliran sungai di sana.

"Matipun tidak akan ada yang perduli.. Karena memang sudah seharusnya"







BYUR~!









Seketika ruangan menjadi putih bersih.

Apa ini.. Dimana aku sebenarnya??

Cahaya bulat namun seperti api yang berwarna putih kebiru-biruan mengambang di hadapan Ellys.

Kemudian menampilkan kilasan masalalu yang pernah terjadi.









.

FLASHBACK ON




Eugene kembali dari Academy, ia baru menyelesaikan kelulusannya. Dengan buket bunga di tangannya serta pakaian seragam lengkap khas kelulusan academy.

Melangkahkan kakinya memasuki mansion besar itu, betapa terkejutnya Eugene mendapati tubuh para pelayan yang tergeletak. Ia menyentuh leher salah satu tubuh pelayan yang tergeletak itu memastikan denyut nadi, namun nihil.

"Bodoh" ucap Eugene dengan cepat berlari ke kamar Ellys.


BRAK!



Pintu kamar terbuka dengan tidak elitnya. Namun hasilnya nihil, orang yang di cari Eugene tidak ada di dalam kamarnya. Hingga matanya menemukan tubuh pelayan pribadi Ellys sekaligus ibu pengasuh Ellys sedari kecil, bibi Aleen.

Bedanya tubuh Aleen terdapat banyak lebab dan banyak darah. Eugene mendekat merangkul tubuh lemah bibi Aleen.

"Kenapa bisa begini? Apa yang terjadi" tanya Eugene khawatir, ia juga menekan perut bibi Aleen yang mengeluarkan darah.

"Ternyata..se-selama ini..ada ma-ta ma-ata di..mari-oland.. " bibi Aleen meringis.

"Dua pe-layan ya-ang..tuan mu-uda de-ng..arkan pe-rca..kapann-ya itu lah sang penyusup.. " lanjut bibi Aleen susah payah berbicara.

"Maksud bibi apa ?"

Bibi Aleen menunjuk ke tempat tidur, di sana ada kotak berwarna biru keputihan. Arah pandangan Eugene mengikuti kemana tangan penuh darah itu terulur, Eugene melihat kotak tersebut.

Tangan ngambang bibi Aleen terjatuh, seiring dengan hilangnya kesadaran bibi Aleen. Eugene dengan cepat meletakkannya tubuh tak bernyawa Ibu pengasuh Ellys. Berlari membuka kotak di atas tempat tidur.

Saat terbuka menampilkan bola kristal dengan warna senada dengan tempat kotak tersebut.

Dengan bola yang mengambang menampilkan beberapa adegan kilasan 5 tahun yang lalu.

Kebenaran baru terungkap.

Di sana ia bahkan melihat Ducess Hana yang terbaring lemah. Duke Eimn dan Hans yang berbicara serius.

"Berikan kepada putri ku saja"

"Apa maksudmu? Kamu pun perlu di tolong Hana.. "

Hana menggeleng sebagai jawaban "aku sudah di ambang, berbeda dengan Ellys yang baru dimulai walaupun terbilang berjalan sangat cepat.. "

"...tapi kita memang harus memilih yang mungkin mungkin saja, daripada yang sudah tidak mungkin kan Eimn, eum?"

"Hana.. "

Uhuk uhuk uhukk..

Ducess Hana terbatuk hingga mengeluarkan darah, terus menerus sampai ia meninggal. Dalam hitungan menit, semua sudah berubah.

Eimn menangis memeluk tubuh istrinya, sangat cepat semua berlalu. Hans yang juga ada di sana ikut sedih, namun ia tersadar mengingat apa yang di lihatnya barusan.

"Tuan duke cepat, putri Ellys" setelah mengucapkan itu Hans berlari. Eimn yang tersadar dengan terpaksa melepaskan pelukannya pada tubuh Hana lalu ikut menyusul Hans.

























TBC

survive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang