🗝🗝🗝

13 4 0
                                    

.


.





"Bersiap²lah sebentar lagi putri Ellys akan lewat" ucap salah satu pelayan.

"Iya tenang saja" balas pelayan lainnya.

Lagii, mereka berdua adalah orang yang sama yang pernah membicarakan informasi palsu soal obat Ibu dan Adik Eugene.

Kedua pelayan itu membuka pembicaraan saat keberadaan Ellys benar-benar sudah mendekati lorong.

"Aku begitu kasihan dengan putri Ellys, dia sangat kekurangan kasih sayang"

"Benar, Ellys yang malang.. "

"Harusnya putri Ellys sudah sadar diri. Jika mengingat kejadian lima tahun lalu, putri Ellys lah yang mendaptkan obat tersebut. Membuat siapapun akan marah"

"Benar, harusnyakan yang meminum itu Ducess Hana bukan putri Ellys itu"

"Ah sudahlah, kita lanjutkan pekerjaan kita. Sebentar lagi putri akan datang" setelah mengatakan itu keduanya berlalu.

Tidak benar-benar pergi, melainkan mereka berdua, menyembunyikan diri memperhatikan Ellys yang masih berdiri di tempatnya namun dengan kedua tangan yang sudah meremas gaunnya.

Tak lama Ellys pun melangkahkan kakinya, kedua pelayan tersebut saling menatap dan mengangguk. Mereka, membuat semua orang di dalam kediaman Marioland tergeletak di lantai. Dengan menggunakan alat berbentuk seperti gading gajah yang berukuran kecil, dengan hanya menempelkan di bibir, meniup benda berbentuk gading gajah itu benda kecil berwarna hitam pun ikut keluar.

Keduanya lalu terpisah, salah satunya menuju ke kamar putri Ellys, dan satunya menyusul Ellys

.


Kamar Ellys


Pelayan yang memasuki kamar Ellys itu dengan cepat mengeluarkan belatinya menikam pundak, punggung dan terakhir sisi kiri perut Aleen yang ada di kamar Ellys, tak puas ia lalu menendang seluruh tubuh Aleen dengan brutal.

Namun tak berselang lama ada seorang yang menggunakan jubah hitam dengan bertudung yang menutup dirinya.







TREK~    BRUK!






Pelayan tersebut lalu jatuh ambruk, dengan cepat orang misterius itu mengambil tubuh pelayan yang tidak sadar diri, tanpa menyadari benda berbentuk kotak jatuh di atas tempat tidur.




.



Danau






BYUR!


Pelayan yang baru sampai terkejut dengan apa yang dilihatnya.



PLIP~



Bola kristal yang mengambang seketika terjatuh ke tempatnya, kotak biru keputihan itu.

Eugene berlari meninggalkan kamar Ellys, menyusul adiknya yang menyeburkan diri di danau.
Setelah sampai, Eugene ikut menyeburkan diri. Cukup dalam Eugene menemukan tubuh Ellys, ia mempercepat nyelamnya menarik tangan Ellys memeluk tubuh lemah itu naik kepermukaan.



.





Eugene membaringkan tubuh Ellys yang basah kuyup di kamarnya.

"Ellys..!!" ucap seseorang di ambang pintu kamar Eugene. Eimn, melangkahkan kakinya memasuki kamar putranya, mendekat ke sisi king size milik Eugene. Disusul Hans yang juga masuk kedalam.

Eimn mengusap pelan kepala Ellys dengan lembut, lalu mendongkak menatap Eugene.

"Gantilah pakaianmu dulu Eugene" perintah Eimn

Eugene pun melaksanakan perintah Ayahnya, sepergi Eugene ke ruang ganti pakaiannya. Eimn lalu berucap "Hans bereskan semua kekacauan ini, terlebih bersihkan kamar Ellys terlebih dulu" pandangannya yang masih terfokus menatap wajah pucat putrinya Ellys.

Hans mengangguk kemudian berlalu meninggalkan ruangan.



.





.


Tiga hari telah berlalu, Ellys masih belum membuka matanya. Di sisinya dengan setia Eugene duduk sambil menatap lekat Ellys.





CLEK~




"Masih belum siuman.. "

"Hm" balas Eugene

"Melihat Ayah sudah ada disini, sepertinya semuanya telah selesai" lanjut Eugene melihat Ayah yang duduk di salah satu sofa di kamarnya.

Eimn mengangguk sebagai jawaban "besok adikmu akan kembali ke kamarnya, karena semua kekacauan yang terjadi sudah di selesaikan" lanjut Eimn menatap Eugene.

"Ayah pasti sudah melihat bola kristal itu, sekarang jelaskan padaku. Kenapa Ayah membenci Ellys?" tanyanya "kalau aku, sudah jelas karena perbuatan dua pelayan tersebut. Dan Ayah bahkan tidak menegur perbuatan ku, membuatku semakin yakin dengan yang ku ketahui waktu itu" lanjutnya.

Eimn menghela nafasnya berat "waktu itu keadaan Ayah sangat² kacau, benar benar berantakan...sampai melupakan berlian Ayah yang sangat berharga..." ucapnya sambil menatap Ellys yang masih setia menutup mata.

".. Ayah juga terlalu sibuk mencari cara agar bisa menghilangkan kutukan yang masih ada pada tubuh  adikmu.. Itu bukan karena Ayah membencinya, tapi karena penyebarannya sangat cepat membuat Ayah harus benar benar membantu Hans menciptakan obat, hingga terlalu sibuk dan fokus akan itu, Ayah sampai melupakan kau dan adikmu"

"Biarkan aku membantu mancarinya"

"Tidak Eugene, kau lebih baik urus Marioland. Kaukan akan menggantikan Ayah..jadi masalah ini biarkan Ayah dan Hans yang menangani"

"Tapi Ayah—"

"Jangan membatah Ayah Eugene"




.





Eugene di ruangan kerjanya, di sana ia melanjutkan kerjaan Eimn pemimpin Marioland. Sibuk memeriksa dokumen, sesekali memberikan tanda tangannya di atas kertas putih itu. Di pagi dan sore hari ia akan berlatih pedang, begitu seterusnya.

Di tempat latihan berpedang, Eugene menghentikan latihannya saat mendaptkan kabar kalau Ellys telah siuman. Sontak membuat Eugene meninggalkan latihannya.

.




.


FLASHBACK OFF





































TBC





survive [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang