-32-

2.4K 328 31
                                    

🌹Happy Reading🌹

Tinggal di kamar asrama bagian pojok, Una turun dari ranjangnya saat pintu kamarnya diketuk dari luar" eh, astaghfirullah" kaget Una, dia langsung berjalan mundur kebelakang ketika dua orang didepannya menerobos masuk begitu saja.

"Hani, keya. keluar!" Bentak Una, dia membuang nafas kasar untuk meredakan rasa marahnya karena kelakuan tidak sopan Hani dan keya barusan.

"Diem deh Lo, gak usah ngusir-usir kita. Lo juga cuma numpang disini jadi jangan belagak kayak kamar ini milik Lo yah" sambar Hani menyentak Una.

Menghirup nafas dalam, Una membanting pintu dan bersedekap dada "mau Lo berdua apa lagi hah, kan gue udah bilang. Gue gak bakal mau ngelakuin apa yang Lo berdua suruh" kesal Una menatap jengkel pada Hani dan keya yang balas menatapnya dengan senyum remeh.

"Lo harus mau, karena kalo nggak..."

"Kalo nggak kenapa hah, Lo bakal nyebarin rahasia gue gitu. iya. Yaudah sebarin aja! Gue gak takut" suruh Una dengan muka galaknya.

"Lo nantang gue, oke. Jangan nyesel aja Lo, tungguin aja. besok semua orang disini bakalan tau kalau Lo itu seorang pengedar obat-obatan." Kecam keya, dia pun berbalik dan hendak pergi bersama Hani sebelum perkataan Una membuat langkah dan tubuhnya juga Hani kaku seketika.

"Oke, sebarin. Dan Lo berdua jangan kaget juga kalo besok pagi semua orang disini bakalan tau kalau yang selama ini maling celana dalemnya santri putra itu Lo berdua dan Lo keya, jangan nyesel kalo ayah Lo bakalan ketangkep polisi. Karena gue udah tau kalo bos gue itu ayah Lo, ayah Lo itu bandar narkoba."

"Hani, jangan lupa. Kalo gue seorang penjual Lo seorang pecandu, dan besok bukan cuma gue yang bakalan jadi hujatan semua orang disini tapi Lo berdua juga"kata Una, dia tersenyum remeh pada Hani dan keya yang sudah berbalik dan memelototinya.

"Lo jangan berani.."

"Kenapa nggak, Lo berdua aja bisa" sambar Una memotong ucapan keya yang hendak mengancamnya lagi.

"Una, Lo jangan macem-macem sama kita"ancam Hani sambil mmenunjuk kearah Una.

Una sontak tertawa saat mendengar Hani yang kembali memperingatkannya, dia menadahkan tangannya kedepan dan menatap malas pada Hani juga keya" siniin ponsel Lo keya"pinta Una memaksa.

"Nggak.." keya menolak dan mundur kebelakang

"Siniin" Una memaksa dan dia mendekati keya lalu merebut paksa ponsel keya.

Menghapus rekaman video dirinya saat memberikan obat-obatan pada Hani, Una pun mengembalikan ponsel keya setelah dia selesai" jangan coba-coba lagi ngancem gue, atau Lo berdua terima akibatnya. pergi" usir Una bermuka jengah menatap keduanya.

Keya memeloti Una dan menarik Hani pergi, dia menghentakan kakinya dan menggerutui Una sepanjang jalannya.

Menatap kepergian Hani juga keya, Una pun munutup pintu kamarnya. dia bersandar pada pintu dan membuang nafas kasar "Alhamdulillah, akhirnya gue lepas dari dua orang stress itu"ucap syukur Una sembari beranjak dan duduk ditepi ranjangnya.

"Ibu maafin Una" lirih Una ketika matanya menangkap Poto ibunya yang dia taruh diatas meja belajar kecilnya.

"Kalo aja Una obatin ibu pake uang halal pasti.." tercekat, Una mengusap air matanya dan mendongak keatas untuk menghirup oksigen. dadanya mulai kembali sesak saat mengingat apa yang sudah dia perbuat selama ini.

-------

"Assalamualaikum ustadz.."

Jungkook menoleh, dia sontak mengerutkan kening ketika melihat irara yang berdiri dihadapannya "waalaikumsalam " jawab Jungkook.

Secret HUSBAND (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang