The Omega III

837 102 18
                                    

~Happy Reading~

***

Selama satu bulan, Jimin bersaing dengan peserta lain. Kini mereka sudah sampai di babak final. Hanya ada tiga peserta yang tersisa untuk merebutkan posisi pertama sebagai calon trainee. Jimin adalah salah satu dari tiga orang itu. Dua lainnya seorang wanita alpha dan pria Beta yang sama-sama berusia 21 tahun.

Sebelum pertandingan terakhir mereka ini, mereka bertiga sudah menandantangani kontrak kerja sama dengan agensi BigHit. Pertandingan ini untuk memperebutkan bonus untuk calon trainee terbaik. Jimin menandatangani kontrak sebagai solois, dia lebih nyaman untuk bekerja sendiri daripada bersama orang lain yang belum dia kenal dengan baik.

Setelah babak final, mereka akan bertemu dengan Presdir untuk membahas perjanjian mereka lebih detail. Juga untuk lebih mengenal satu sama lain sebagai orang yang saling memberi keuntungan.

Jimin dan dua peserta lainnya sudah lebih dekat, mereka tidak saling memusuhi demi mendapatkan posisi terbaik. Bagi mereka ini hanya sebagai tanda perkenalan lebih dalam.

"Jimin-Oppa, apa kau gugup untuk pertandingan terakhir kita?" Satu-satunya peserta wanita yang tersisa bertanya pada omega itu, mereka berada di kafetaria agensi. Sudah sebulan sejak mereka menghuni mess di lantai 4 gedung agensi ini.

"Tidak. Entah kenapa aku malah tidak merasakan persaingan sedikitpun untuk penampilan terakhir kita sebagai calon trainee," Jimin mengangkat bahunya acuh, ketiga calon trainee terbaik milik agensi BigHit berkumpul dan berbincang dengan santai bahkan sesekali melemparkan candaan.

"Haha... Sama disini, Hyeong. Tapi jangan meremehkan kami, tahu?" Jimin menatap pria yang dua tahun lebih muda darinya dengan seringai di bibir tebalnya. Mengangkat dagunya dengan angkuh.

"Tentu saja. Kita sudah melihat siapa yang terbaik diantara kita," Jimin menatap menggoda pada pria beta itu, membusungkan dada dengan bangga. Ketiganya saling melirik sebelum tertawa bersama.

"Hyeong, kau mengambil kontrak sebagai group atau solois?" Jimin menyeruput minumannya, menatap serius pada yang lebih muda saat mereka menatapnya penasaran.

"Menurutmu?" Jimin melihat keduanya mengambil sendok di depan mereka dan diacungkan padanya, membuatnya mengangkat kedua tangan tanda menyerah.

"Baiklah, baiklah. Turunkan sendok kalian. Aku mengambil kontrak sebagai solois," Yang tertua terkekeh pelan saat dua lainnya mendengus.

"Sama disini," Wanita alpha mengangkat bahu, perkataannya mendapatkan anggukan setuju dari pria beta disampingnya.

"Aku juga," Ketiganya kembali saling melirik sebelum tertawa kecil.

"Sepertinya kita memang ditakdirkan bersatu,"

"Jimin-ah," Ketiga calon trainee itu menoleh ke sumber suara saat seseorang memanggil nama salah satu diantara mereka. Seorang pria beta 25 tahun berjalan mendekati mereka dengan satu cup minuman dingin.

"Hyeong, apa kau sudah selesai atau sedang beristirahat?" Jimin bertanya pada tetangganya yang jarang dia lihat selama beberapa waktu terakhir karena kesibukan mereka masing-masing.

"Sedang beristirahat. BTS akan mengeluarkan album baru, jadi tidak ada waktu untuk bermalas-malasan mulai sekarang,"

"Hoseok-Oppa, kenapa kau tidak menjadi dancer atau rapper saja?" Satu-satunya wanita disana bertanya dengan penasaran, Hoseok terkekeh pelan.

"Aku tidak tertarik untuk menjadi public figure. Menjadi koreografer sudah cukup bagiku untuk mengasah hobiku,"

Keempat orang itu terus berbincang santai hingga tiga puluh menit setelahnya, Hoseok bangkit karena dia harus melatih group asuhannya lagi. Meninggalkan tiga orang yang masih sibuk berbincang dan bercanda.

KookMin Story [Requested]Where stories live. Discover now