Paper Hearts [2]

3.6K 270 46
                                    

Request by : dykadek

I hope you enjoy it, let's get to the story!

***

"Gukie-ya, mari makan sarapanmu" Jimin menyodorkan sendok yang berisikan bubur ke bibir tipis Jungkook, yang tentu langsung diterima dengan senang hati oleh Jungkook. Mulutnya terbuka lebar menerima suapan demi suapan yang diberikan oleh namja mungil itu, meskipun dia sangat tidak suka dengan makanan rumah sakit seperti ini tapi dia akan memakannya karena disuapi oleh malaikat cantik yang berstatus kekasihnya itu. Aah! Bicara soal cantik, Jungkook teringat akan pertemuannya dengan yeoja cantik dengan baju serba putih dan berkilauan di mimpinya.

"Sayang, aku sudah kenyang" Jungkook memundurkan kepalanya perlahan saat sendok berisi bubur sudah berada di depan bibir tipisnya.

"Baiklah, ini yang terakhir" Jimin membujuk Jungkook agar menerima suapan terakhirnya, mau tak mau namja tampan itu membuka nulutnya untuk menerima bubur itu lagi.

Jimin meletakkan mangkuk bubur yang baru setengah disantap itu pada meja disamping ranjang, mengambil segelas air putih untuk dia berikan pada Jungkook yang langsung diterima dengan senang hati.

"Minie, aku ingin bercerita sesuatu padamu" Tangan kurus itu menggenggam tangan mungil Jimin.

"Mwoya?" Jimin mengusap sedikit peluh yang membasahi dahi Jungkook.

"Aku bermimpi berada disuatu tempat yang teramat indah. Aku bertemu dengan seorang yeoja cantik berpakaian serba putih yang berkilauan. Tatapan matanya sama sepertimu, teduh, hangat dan juga penuh kasih sayang. Dia berkata padaku 'Kembalilah, Nak. Belum waktunya kamu berada disini, masih banyak orang yang menunggumu disana' begitu. Dan aku langsung teringat denganmu, senyum manismu dan juga cintamu. Dia meminta kepadaku agar aku menjaga apa yang kumiliki, maksudku adalah dirimu. Setelah itu entah darimana datangnya aku melihat sebuah cahaya yang amat sangat terang hingga aku pun memejamkan mata, dan saat aku membuka mataku kembali, aku melihatmu tengah menangis disini" Jimin diam mendengarkan dengan seksama apa yang terlontar dari bibir kekasihnya itu.

"Tetapi sebelum cahaya itu datang, dia sempat mengatakan 'Tolong sampaikan salamku untuk putraku, Jimin. Katakan padanya, aku sangat mencintainya. Jagalah dia untukku, Jeongguk-ah'. Saat itulah aku tersadar, jika aku bukanlah bermimpi. Melainkan aku terbawa pada suatu tempat dan bertemu dengannya" Jimin memejamkan matanya mendengar ucapan Jungkook.

'Aku juga mencintaimu, Mama. Terima kasih telah mengorbankan hidupmu untukku. Aku berjanji akan menjaga Papa selagi aku bisa, dan terima kasih atas restu yang Mama berikan untukku dengan Jeongguk'

Jimin memeluk tubuh kurus Jungkook, menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Jungkook, tanpa sadar air matanya menetes.

"Bogoshipeo, Mama" Lirih Jimin tanpa suara.

"Nado boghosipeo, Uri Sarangie Adeul" Entah pendengaran Jimin yang salah, atau memang Mama-nya membalas ucapan Jimin. Dan tanpa bisa ditahan lagi, Jimin menangis memeluk Jungkook yang terdiam. Sarafnya masih kaku untuk digerakkan mengingat dia koma dalam kurun waktu yang tidak bisa dibilang sebentar.

"Terima kasih telah kembali untukku. Aku mencintaimu, Jeonggukie" Suara Jimin terdengar parau, Jimin menjauhkan wajahnya dari ceruk leher Jungkook dengan senyuman tipis namun tulus.

"Aku juga mencintaimu, Minie Hyung. Terima kasih atas kesabaranmu menungguku kembali" Jungkook tersenyum manis, memperlihatkan gigi kelinci menggemaskan yang Jimin rindukan.

"Ekhm!!!" Jimin dan Jungkook sontak mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Dapat mereka lihat lima orang namja tampak menatap sinis mereka.

"Sudah puas bermesraan? Melupakan kami yang sudah berdiri dengan kaki kesemutan disini?" Jimin dan Jungkook tersenyum kaku melihat lima namja itu kini berjalan mendekat.

KookMin Story [Requested]Where stories live. Discover now