7.) Aca

264 22 0
                                    

"kamu memang telah pergi meninggalkanku,namun bayang bayangmu masih terekam jelas dalam ingatanku"
~Luham Kaliandra verenaldy~

SELAMAT MEMBACA

Disebuah kamar yang bernuansa serba pink terdapat seorang gadis cantik yang sedang duduk di depan cermin terdiam dengan pandangan kosong,hingga datanglah seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya.

"Dek"panggil wanita paruh baya itu yang tak lain adalah Marisa.

Tak mendengar jawaban dari sang empu,Marisa memegang pundak putrinya itu yang membuat sang putri terlonjak kaget.

"Bunda.."rengek Cika lalu memeluk erat tubuh Marisa yang di balas tak kalah erat juga.

"Jangan ngerengek gitu dong sayang kan kamu udah gede"ucap Marisa dengan mengelus surai rambut hitam kecoklatan milik putrinya.

"Biarin.."ucap Cika tak peduli.

"Anak mama ternyata udah besar ya"ucap Marisa tersenyum mengenang masa masa kecil putrinya yang sangat manja ini.

"Ma, pokoknya Cika nggak mau di jodohin sama orang itu kalau kalian masih maksa jodohin Cika bakal kabur dari rumah"ancam Cika kepada Marisa yang saat ini hampir tertawa terbahak Mende ucapan putrinya.

"Haha mau kabur?orang biasanya aja tidur masih seranjang sama papa mama kan Cika bilang sendiri ke mama kalau Cika nggak bisa hidup tanpa mama malah sekarang ngancem mau kabur,mau nggak dikasih uang jajan kamu?"ucap Marisa dengan meledek putrinya yang sudah sebesar itu tapi terkadang masih tidur seranjang dengan orang tuanya.

"Ish mama"rengek Cika yang tak dihiraukan oleh Marisa.

*****

Sementara di tempat lain tepatnya di sebuah kamar yang bernuansa serba hitam itu terdapat seorang pria yang memakai kemeja putih itu sedang berdiri di balkon kamarnya menatap indahnya langit malam hari.

"Jika langit malam bisa berbicara maka ia akan bercerita padamu tentang cintaku padamu yang saat ini masih bersemayam dalam hati"ucap Luham dengan menatap indahnya langit malam ini.

"Kamu memang telah pergi meninggalkanku namun bayang bayangmu masih terekam jelas dalam ingatanku"ucap Luham yang masih masih menatap langit langit malam.

"Semoga bulan membuaimu, bintang bintang menjaga tidurmu dan membawaku pergi bersamamu"ucap Luham yang membuat seorang gadis kecil yang berada di belakang pintu itu menangis mendengar perkataan ayahnya tersebut.

"Haha lucu ya ca, walaupun aku tau kamu udah nyakitin hati aku tapi kenapa rasa ini masih tetap ada meskipun aku selalu mengelak dengan rasa ini?"ucap Luham yang tak terasa setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.

"Aca,Nasya Aurora kamu adalah orang pertama yang bisa buat aku kacau kayak gini dan gue akuin itu"ucap Luham mengelap air matanya dengan kasar.

"Gue benci lo aca"ucap Luham lalu menoleh kearah pintu dan melihat ada sebuah bayangan yang membuat ia berjalan menghampiri dengan perlahan.

"Papa mau ninggalin Eca?"tanya gadis kecil yang malang itu dengan membekap mulutnya sendiri agar suara tangisnya tidak terdengar oleh sang papa.

Kalau papa mau pergi nyusul mama,Eca nanti sama siapa?"batin gadis kecil itu bertanya tanya.

"Bayi"panggil Luham saat melihat keberadaan putri kecilnya berada di pintu dekat balkon. Jangan heran jika luham memanggil putrinya dengan nama panggilannya selalu berubah-ubah sesuai suasana hati sang pemanggil seperti bayi,Eca,Biya,sayang dan lain sebagainya.

"Eca kenapa disini?"tanya luham jongkok menyejajarkan tinggi putri kecilnya itu dengan mengelus lembut pipi chubby milik Biya.

"Papa udah di tungguin sama grandpa grandma di bawah"ucap Biya dengan tersenyum ceria seperti tidak terjadi apapun.

"Yaudah"ucap Luham dengan menoel noel pipi chubby milik Biya.

"Ish sakit dicubit"rengek Biya dengan memegang pipinya yang terlihat sedikit memerah akibat cubitan dari sang papa.

"Suruh siapa sih kamu jadi imut banget"ucap Luham yang lagi lagi menoel noel pipi chubby milik Biya yang membuat yang di cubit.

"Emang Eca udah imut dari lahir"ucap Biya dengan memegang pipinya centil.

"Iya anak papa luham emang cantik dari lahir"ucap Luham mengelus surai rambut hitam kecoklatan milik Biya.

"Cantiknya Eca mirip sama mama kan?"tanya Eca dengan senyum cerianya.

Mendengar ucapan Putrinya,luham merubah raut wajahnya yang mulanya tersenyum kini memalingkan wajahnya dari putrinya.

"Eca ayo kita kebawah pasti udah di tungguin grandpa"ucap Luham kemudian berjalan menarik pelan tangan Biya.

Papa enggak jawab saat eca nanya mama?"batin Biya bertanya tanya.

Eca kamu mirip banget sama aca"batin luham.

Setelah itu mereka berdua berjalan bergandengan meninggalkan kamar.

Gimana dengan part ini?

Lanjut?apa enggak nih?

Jangan lupa vote dan komen yah gais.

Jepara,17 November 2022

960 word







Four crazy girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang