"Orang yang di perjuangin ternyata lagi perjuangin sahabat gue sendiri"
~Karvian Revo adijaya~Jangan lupa vote sebelum membaca!
SELAMAT MEMBACA
~Satria pov~
Saat ini gue males sekali untuk pergi kemana pun namun harus bagaimana lagi karna ini adalah perintah dari nyai ratu besar Selena pamungkas yang jika permintaannya tidak di turuti maka uang saku ku akan di potong. Hadeh aku sangat tidak malas namun jika tidak ada cuan langsung beres. Saat ini aku pun mengendarai motorku dengan kecepatan tinggi karena aku ingin tugasku cepat selesai dan aku bisa tiduran di kasur ku.
Sekarang disini lah aku berada, yaitu berada di rumah om devan- ayah dari Mayra adik tiriku.
Ting tong
Ting tong
Ting tong
Setelah menunggu hingga beberapa menit namun tak mendapat jawaban dari penjaga rumah akupun memasuki gerbang karena gerbangnya memang tidak di kunci. Dan aku lebih kaget ketika melihat keberadaan seorang gadis yang berada di ujung atap rumah itu seperti orang bunuh diri.
Oh hidup masih enak gini dia mau mati,sungguh bodoh sekali otaknya' batinku berkata.
Awalnya aku tak ingin menolong karena gadis itu saja ingin mati tapi saat melihat dengan seksama gadis itu adalah maya-saudara kembar Mayra jadi akupun bergegas menuju atap untuk menghampirinya sebelum dia mati terlebih dahulu.
"Neng Maya jangan maju demi mbok neng"ucap wanita paruh baya yang ku pikir adalah asisten rumah tangga dengan menangis tersedu.
"Enggak mbok maafin Maya ya untuk saat ini Maya nggak mau nurutin apa kata mbok"ucap gadis yang bernama Maya yang saat ini sudah di pinggir,mungkin jika Maya berjalan selangkah pasti dia sudah jatuh ke bawah.
"Dasar gadis gila"gumamku pelan yang kemudian berlari menuju nya sebelum ia loncat dari sana.
"Hiks...kenapa gue nggak mati sih?"tanya gadis bernama Maya saat tersadar aku memeluk erat dia hingga belum sempat melompat ke bawah.
"Siapa sih lo ikut campur urusan gue"ucap Maya yang memukul dada bidang ku saat ia membuka matanya berada di pelukan ku.
"Dasar gila"ucapku yang membuatnya terdiam.
"Gue emang gila"ucapnya tersenyum.
"Ayo ikut gue"ucapku menggeret pelan gadis itu yang membuat ia menggerutu namun masih berjalan menyamai langkahku.
"Naik"perintah kepada Maya yang agar ia menaiki motor ku.
Setelah ku rasa dia sudah siap akupun melajukan motorku dengan kecepatan tinggi yang membuat ia mau tak mau harus memegang erat bagian perutku.
"Turun"ucapku setelah sampai pada tempat tujuan awal ku yaitu di rumah sakit tempat Mayra di rawat.
"Ngapain lo bengong disitu?"tanyaku saat melihat Maya hanya berdiri terdiam.
"Kagak usah mikirin bunuh diri lagi deh lo"ucapku menarik tangannya agar berjalan mengikuti langkah ku.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Four crazy girls
JugendliteraturMenceritakan tentang kegilaan serta kebobrokan empat gadis cantik yang sangat non akhlak dan juga menceritakan tentang kisah asmara dari mereka berempat. Ingin tau lebih lanjut ceritanya? Cerita pertama masih banyak kesalahan. Jangan lupa vote dan...