Namaku, Ega Saputri. Di awal liburan sekolah pada minggu pagi, kuputuskan untuk tetap berada di rumah saja bersama keluarga. Ku mulai aktivitasku pukul 06.00 WITA untuk sekadar bermain handphone, membersihkan tempat tidur, menyapu, dan mengepel. Semua ini, kulakukan dengan senang hati sebab terbiasa.
24 Oktober 2022. Aku berkunjung ke rumah bibi dengan mengendarai sepeda motor kesayangan. Sesampainya, kudapati suatu objek yang menarik perhatianku di depan rumah bibi. Terlihat sebuah pohon mangga yang tumbuh tinggi menjulang, dengan batangnya yang amat kuat, dan pohon itu, iya, pohon itu berbuah banyak. Kuputuskan untuk mengambil salah satu mangga dengan seizin bibi. Memanfaatkan kemampuan memanjatku, demi sebuah mangga yang diincar sejak lama. Setelah lelah memanjat, kuhabiskan waktu untuk sekadar deep talk bersama bibi. Menceritakan banyak hal dengan ditemani irisan buah mangga yang semakin melengkapi obrolan kami. Tak terasa waktu menjelang siang, pertanda harus segera kembali ke rumah.
* * *
Waktu telah memasuki jam makan siang. Aku bergegas mengganti pakaian dan pergi ke arah dapur untuk membantu ibu yang tengah sibuk mempersiapkan hidangan makan siang kami. Usai makan siang bersama, aku pun kembali ke kamar dan mengecek notifikasi handphone hingga tanpa sadar, aku tertidur pulas.
Alarm bangun menunjukkan pukul 15.23 WITA. Rupanya ibu menyuruhku mengambil sayur di kebun dekat rumah untuk dibawa pulang ke kos. Aku tinggal di kos karena jarak rumah ke sekolah cukup jauh. Sementara keluargaku, mereka tetap tinggal di rumah. Selama di kos, aku tak memiliki banyak persediaan sayuran. Kalu pun ada, itu mengharuskanku untuk beli.
Setelah selesai mengambil sayur, aku kembali ke rumah dan bersiap-siap untuk mandi sore. Mengenakan pakaian favorit, dan meminta uang mingguan untuk keperluanku selama di sana. Tidak lupa untuk pamit kepada ayah dan ibu, mencium tangan keduanya, dan bergegas pergi menuju kos. Selama di perjalanan, kemacetan mulai terlihat sebab jembatan yang biasa kulewati ditutup, sebab tiang penyangga yang retak akibat diterjang luapan air sungai. Jembatan Gampang, Palopo, Sulawesi Selatan, yang sempat retak dan tutup akhirnya putus sejak 18 Oktober 2022 lalu.
Sesampainya di kos, kuletakkan barang-barang bawaanku. Mempercepat gerakku dan beranjak ke kamar dengan wajah lesu. Tak lupa menyiapkan keperluan sekolah untuk esok hari. Setelahnya, memasak di dapur untuk makan malam, dilanjut dengan belajar, dan menutup segala aktivitas dengan tidur.
Writer: Ega Saputri Karidi
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Sadajiwa: Antologi Cerpen MAN Kota Palopo
Short StoryKala Sadajiwa; sebuah antologi cerita pendek yang terdiri dari 14 karya siswa-siswi MAN Kota Palopo Sulawesi Selatan. Judul ini diambil dari bahasa Sansekerta. Kata "Kala" berarti seni, sedangkan "Sadajiwa" yang berarti abadi. Sesuai dengan judulnya...