Di pagi hari setelah siap-siap untuk berangkat ke sekolah, seorang anak perempuan yang bernama, Clara, ia berlari menuruni anak tangga untuk sarapan di meja makan. Sesampainya di ruang keluarga yang dekat dengan dapur, ia melihat kedua orang tuanya. Ibunya sedang memasak di dapur, sementara sang ayah yang telah sarapan lebih awal. Setelah sampai di meja makan, terdengar suara langkah kaki seorang laki-laki yang menuruni tangga.
"Morning, semuanya" ucap Iqbal, kakak laki-laki Clara sambil menuju ke arah dapur.
"Morning, kak" jawab Clara santai.
"Pagi, anak gantengnya mama"
"Pagi, nak" sahut ayah.
"Duduk, nak, mama sudah masak makanan kesukaan kamu. Sarapan dulu gih, baru setelah itu berangkat ke sekolah"
"Terima kasih, ma" jawab Iqbal.
Usai sarapan, kakak beradik itu pun berangkat ke sekolah bersama dengan menaiki mobil. Sedangkan ayah mereka menaiki mobil yang lain untuk berangkat ke kantor. Selama di perjalanan, Clara dan Iqbal tengah asyik membicarakan banyak hal hingga waktu pun tak terasa sudah tiba di depan gerbang sekolah. Clara keluar dari mobil lebih awal, sedangkan Iqbal berusaha memarkirkan mobil di parkiran sekolah.
Tak terasa bel istirahat sekolah berbunyi. Clara pergi ke kantin bersama dua orang sahabatnya, Naya dan Sofia, untuk memesan makanan. Mereka menikmati makanan itu sambil membicarakan banyak hal tentang masa depan meraka.
"Guys, kita kan udah kelas sebelas, gue belum ada cita-cita nih. Kira-kira apa ya yang cocok? Kasih saran, dong" tanya Naya.
"Kalau gue sih pengennya jadi pengacara. Jadi, mau ngambil jurusan hukum kalau udah kuliah nanti"
"Keren tuh, kalau lo sendiri gimana, Ra?" tanya Naya kepada Clara.
"Simple aja sih, gue pengen ngebahagiain mama, papa, dan kakak karena... you know? Mereka begitu berarti dalam hidup gue"
"Maa shaa Allah" sahut Naya dan Sofia bersamaan.
"Mulia banget, semoga cita-cita kalian tercapai ya guys. Setelah mendengar itu, gue langsung dapet bayangan buat kelak bisa ngejar cita-cita yang gue mau." ucap Naya.
"Dapet bayangan apa coba?" tanya Sofia sedikit meledek. Ia gemas dengan sahabatnya, Naya, yang selalu bingung dengan cita-citanya sendiri.
"Hampir sama lah kayak Clara, intinya gue juga pengen ngebahagiain orang tua gue" jawab Naya yang lagi-lagi dengan nada santai agar tetap terlihat keren oleh dua orang sahabatnya.
"Oh, ya juga sih, kalau itu udah pasti" jawab Sofia.
"Semoga impian kita tercapai, aamiin" ucap Naya.
"Aamiin" sahut Clara dan Sofia bersamaan.
* * *
Tak terasa bel pulang sekolah pun berbunyi. Clara yang dari tadi sibuk di dalam kelas, segera merapikan buku dan tas sekolah untuk persiapan pulang. Terlihat mobil hitam yang biasa Clara tumpangi setiap hari. Rupanya, kak Iqbal lumayan lama menunggu Clara yang tak kunjung keluar keluar dari kelasnya. Clara mempercepat langkahnya menuju depan gerbang sekolah.
"Lama banget sih!" ketus kak Iqbal.
"Iyaaaa, maaf" jawab Clara.
"Ya udah ayo masuk" ucap kak Iqbal sambil membukakan pintu mobil untuk adik perempuannya.
Sesampainya di rumah, Clara langsung ke kamar untuk membersihkan diri dan sholat ashar. Setelahnya, ia menyempatkan diri pergi ke balkon sekadar menikmati angin sepoi-sepoi yang masuk ke dalam kamarnya. Ia mengingat kembali percakapan tadi siang bersama sahabatnya saat di kantin. Memikirkan betapa bahagianya Clara, jika kelak ia bisa membahagiakan keluarganya. Senja pun telah memasuki waktu malam. Ia segera kembali ke kamar untuk melanjutkan segudang mimpi-mimpinya.
Writer: Nun Ainun
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Sadajiwa: Antologi Cerpen MAN Kota Palopo
Short StoryKala Sadajiwa; sebuah antologi cerita pendek yang terdiri dari 14 karya siswa-siswi MAN Kota Palopo Sulawesi Selatan. Judul ini diambil dari bahasa Sansekerta. Kata "Kala" berarti seni, sedangkan "Sadajiwa" yang berarti abadi. Sesuai dengan judulnya...