Sahabat - Salwa Syaqilah Marwan

14 2 0
                                    

Saat ini aku kelas 2 SMA, setiap hari aku menghabiskan waktu di sekolah bersama ketiga sahabatku; Nanda, Pika, dan Neli. Kami berempat mulai dekat saat awal masuk sekolah, tepatnya saat MATSAMA atau perkenalan sekolah. Saat itu, kami berempat ditempatkan di gugus yang sama. Berawal dari situlah kami mulai dekat, dan syukurnya kami berempat berada di kelas yang sama. Kami mulai mengenal dan berbagi cerita satu sama lain hingga tanpa terasa satu tahun berlalu kami lewati dengan sukacita bersama.

Pada suatu hari entah karena masalah apa kami mulai jarang berbicara, jarang bertegur sapa, dan jarang berkumpul bersama. Dan karena hal tersebut, aku mulai memikirkan tentang bagaimana caranya agar hubungan persahabatan kami kembali membaik seperti dulu. Setelah menemukan ide dari masalah ini, aku berniat untuk mempertemukan kami berempat dan membicarakan hal tersebut.

Hari yang ku nanti-nantikan pun tiba. Hari di mana kami berempat akhirnya dapat bertemu setelah begitu banyak alasan dan kesibukan dari sahabatku. Finare menjadi tempat di mana kami bertemu di hari itu.

Setelah memakan dan meminum pesanan kami, keheningan pun mulai terjadi. Mungkin mereka canggung untuk berbicara.

"Hai, apa kabar?," ucapku memulai pembicaraan.

"Alhamdulillah baik," ucap Nanda, Pika dan Neli bersamaan.

"Hmm, sepertinya ada kesalahpahaman di antara kita," ucapku sambil menatap mereka satu persatu.

"Kesalahpahaman apa?," ucap Nanda menimpali perkataanku.

"Kesalahpahaman yang harus diluruskan, tentang kita yang mulai jarang bertegur sapa, jarang berkumpul bersama, bahkan jarang berbicara saat di kelas," ucapku panjang lebar pada mereka.

Setelah sekian lama keheningan terjadi, satu persatu dari mereka mulai membuka suara dan mengeluarkan unek-unek yang mungkin sudah lama ingin mereka keluarkan selama kami bersahabat.

"Kayanya di antara kita ada yang egois deh?," ucap Neli mulai berbicara.

"Siapa yang kamu maksud egois, Nel?," ucap Nanda bertanya.

" Siapa lagi kalau bukan si paling mau dingertiin?," ucap Neli menjawab pertanyaan Nanda.

"Kamu nyindir aku?," ucap Pika merasa tersinggung

"Bagus deh kalau situ nyadar," ucap Neli yang mulai nyiyir.

"Udahan dong, gimana masalahnya mau selesai kalau kalian kaya gini," ucapku menghentikan mereka berdua.

"Gini deh, sebaiknya kalian berdua saling minta maaf. Dan untuk pika, ada baiknya juga kalau kamu mau merubah sikap. Bukannya aku membela Neli, tapi ini demi kebaikan kita," ucap Nanda memberi solusi.

"Hmm, aku minta maaf ya, kalau selama ini aku egois, aku janji nggak akan egois lagi," ucap Pika meminta maaf.

"Iya kita maafin, iyakan, Nel?," ucapku memberi maaf.

"Iya,  yang penting kamu nggak kaya gitu lagi. Aku juga minta maaf ya,"ucap Neli sambil memeluk Pika.

"Gitu dong baikan," ucapku dan Nanda ikut memeluk mereka.

Setelah begitu lama kami berbicara, akhirnya kami dapat menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi di antara kami. Kami pun memutuskan untuk pulang.

"Pulang yuk," ucap ku mengajak.

"Yuk," ucap mereka bersamaan.

Saat pulang, aku memutuskan pulang bersama Pika. Selain karena dia tidak membawa kendaraan, rumah kami juga berdekatan. Sedangkan Nanda dan Neli, mereka membawa kendaraan masing-masing.

Pada hari berikutnya, tepatnya di sekolah, akhirnya kami semua kembali seperti dulu. Kami saling menyapa dan bercerita tentang hal-hal yang terlewat akibat kesalahpahaman itu. Kami memutuskan untuk membuat perjanjian untuk berkumpul setidaknya sekali dalam seminggu. Aku berharap dari kesalahpahaman yang terjadi dalam persahabatan kami, aku dan sahabatku dapat belajar bahwa jika ada masalah lebih baik di selesaikan, daripada harus lari dari masalah dan bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Writer: Salwa Syaqilah Marwan

Kala Sadajiwa: Antologi Cerpen MAN Kota PalopoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang