Itu adalah hari yang biasa, seperti biasa Jeongguk mendengarkan ocehan pembawa berita dengan pakaian ketat yang hampir tak menutupi dua buah payudaranya─oh tidak, Jeongguk tidak tertarik dengan hal semacam itu. Sudah ada Taehyung dengan pantat sintalnya kok, tenang. Namun, suasana kota semakin tidak baik. Banyak manusia yang ketakutan karena teror akhir-akhir ini dan Jeongguk diam-diam merasa dia harus lebih waspada untuk menjaga Taehyung dari gangguan para manusia.
"Ada jadwal apa kau setelah makan siang?" Jimin bertanya, meski tampaknya enggan. Tumpukan buku di meja Jeongguk sudah seperti gunungan dosa-dosanya karena menelantarkan kebaikan Jimin yang selalu mengingatkan Alpha sialan ini untuk tidak memikirkan si wajah pucat berambut merah aka sepupu Namjoon.
"Aku harus mencari pujaan hatiku!" seru Jungkook tiba-tiba yang sukses meruntuhkan konsentrasi Jimin serta tumpukan buku tak bersalah yang kini jatuh pasrah pada pelukan lantai. "Jangan mengajakku makan siang denganmu, oke. Aku pergi!"
Tepukan tangan Jeongguk dipundakknya meski sekilas benar-benar seperti hantaman yang disengaja, Jimin mengernyit sakit meski tak seberapa dengan patah hatinya saat melihat ekor mata Suga melirik punggung Jeongguk yang telah menghilang.
Alpha sialan itu benar-benar tidak punya otak! Kenapa terus menerus membuat Suga-nya berwajah masam hah?! Sialan!
[][][]
Dimulai dari yang paling mudah, huh?
Tidak, tidak ada satupun dari ciuman menuntut Jeongguk yang dapat di definisikan dengan kata mudah. Seperti bertarung dengan waktu; lumatan bibir Jeongguk makin membabi buta ketika bibir Taehyung tanpa sadar ikut mengulum miliknya.
Basah dan panas.
Taehyung bisa merasakan bibirnya kebas namun tenaganya tak bisa menandingi desakan Jeongguk. Anjing gila ini benar-benar!
Braakk!
Itu Jeongguk, dia menghempaskan tubuh besarnya menabrak pintu kamar mandi yang sungguh rapuh itu. lihatlah, engselnya hampir saja patah menahan beratnya─ si anjing gila!
"Ma-Maaf─" Taehyung masih tak membalas, lututnya masih lemas, bibirnya masih terasa sangat tebal, tenggorokannya seolah di keringkan dengan vacuum cleaner! anjing gila ini, sialan!
"Aku tidak bermaksud membuatmu kehabisan napas, aku hanya..." Jeongguk menelan ludah seolah menimbang kata selanjutnya sebelum melemparkan kata selanjutkan dalam lautan panas amarah Taehyung yang membumbung di puncak kewarasan.
"Terlalu bahagia."
Oh, memang seharusnya kau tidak perlu mengucapkannya! Idiot!
"Bajingan!"
Taehyung dorong Jeongguk keluar dari pandangan, semua kejadian gila ini membuat wajah Taehyung memanas. Ini benar-benar gila!
Namun Jeongguk tentu saja tidak minggir begitu saja, dia tangkap lengan Taehyung; ditarik tubuh itu agar kembali menghadapnya, dia butuh menatap kedua mata sehitam jelaga yang telah sukses memenjarakan kewarasannya dengan begitu saja. Jatuh cinta itu ternyata tidak sesulit itu, hanya saja ketika kau jatuh kau tidak bisa memprediksikan apakah orang yang kau jatuhi cinta menerima cintamu pula atau menolak mentah-mentah. Oh, tapi tenang sekalipun Jeongguk ditolak dia tahu bahwa Taehyung si vampire cantik ini cepat atau lambat pasti akan jatuh ke dalam pelukannya secara sukarela. Jeongguk tidak suka memaksa kok, dia anak yang sangat baik dan berbudi luhur, tapi kalau sukah kepalang nafsu kadang suka sedikit kebablasan. Tidak apa oke, dia masih tahu batas. Ahahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
RED BLOOD [PDF] ✅
FanfictionKeduanya adalah sang pemangsa, keduanya adalah musuh bebuyutan, namun... lain cerita jika pada akhir keduanya malah mempermainkan takdir yang tak seharusnya mereka pangkas untuk bersama. [KookV -ABO -Omegaverse -AU -vampire -yaoi]