© FOURTEENTH ©

422 66 13
                                    




Di tengah-tengah kesadarannya yang mulai jernih ia coba mengurai benang ingatan yang tercerai-berai dan begitu berantakan. Ada teriakan yang membuat telinganya berdenging, makian orang lain yang makin membuatnya pusing, lalu di tambah bunyi sirine juga alarm mobil yang memekakkan telinga seluruh orang. Namun, secara pasti dia mencoba keluar, berdiri sekuat tenaga sembari mengucap lirih satu nama.

"Namjoon...."

Lirih yang sama sekali tak terdengar, menguap bagai asap mesin mobil juga suara sumbang banyak orang. Sebab semuanya tak lagi bisa dia dengarkan, pikirannya terlalu kacau dan sibuk memikirkan hal lain.

Namjoon ditangkap pihak berwajib, dia berada di kantor polisi. Aku harus menemuinya segera.



[][][]



"Hah? Kau bercanda?"

Jeongguk menatap horor pada Jimin, apa dia gila? Membunuh siapa? Tolong jelaskan segera padanya?

"Tunggu, aku─"

Bantahan Jeongguk terpotong sosok lain, si pengemudi suv yang baru saja Jeongguk tabrak dengan sengaja. Oh, untunglah, dia tidak jadi pembunuh kan? Orang itu sehat!

"Lihatlah dia bisa berlari, aku tidak membunuh siapapun!" ucapan Jeongguk benar-benar membuat Jimin ingin memukulnya. "Hah, tolong ingat apa yang baru saja kau lakukan Jeon. Kau menabrak pemuda itu dengan sengaja, semua orang juga melihatnya."

Kedua alis Jeongguk mengerut, seolah dia tak paham apa permasalahannya. Bukannya yang penting tidak ada korban jiwa huh?

"Tapi─ tunggu aku harus bicara dengan Taehyung ku dulu, dia mungkin shock karena ucapanmu barusan Jim." Dia berbalik hanya untuk mendapati sosok Taehyung yang berjalan perlahan, tatapannya yang fokus pada satu titik membuat Jeongguk mau tak mau mencari arah di mana dia melihat─ "Oh shit! Pemuda yang hampir mati itu mencium si vampire bajingan!"



[][][]



Kehidupan ini dipenuhi begitu banyak kejutan, seolah kejutan-kejutan itu memang sengaja Tuhan simpan untuk di jatuhkan di saat yang bersamaan dan terjadi begitu saja. Di giring ke kantor polisi hanyalah kejutan awal, tertuduh sebaagai tersangka adalah kejutan berikutnya, lalu apalagi ini?

"Hentikan," perintah Namjoon selalu begitu kejam, dia bahkan tidak berniat untuk tersentuh ataupun tersipu karena ciuman tiba-tiba Seokjin. "Apa kau sudah gila, Kim Seokjin?"

Lihatlah, vampire itu memang tidak punya hati. Apakah dia tidak melihat jika Seokjin buru-buru berlari padanya dengan tubuh bergetar juga tangis berderai dari kedua matanya?

Oh, sayang sekali, Namjoon memang tidak berniat melihat semua hal itu. Semua hal memuakkan itu sangat tidak cocok untuknya. Namun, dia masih ingat tujuannya keluar. Taehyung, pemuda itu hampir celaka karena orang-orang idiot ini.

Seokjin buru-buru meraih tangan Namjoon meski harus berahir pahit di tepis tanpa perasaan. "Kau─apa kau baik-baik saja? Aku, aku akan meminta Ayahku untuk segera mem─"

"Hentikan omong kosongmu dan enyahlah!"

Seperti bagaimana kau memutuskan untuk mendengarkan, tersenyum, setuju, lalu melakukan apapun yang ingin diinginkan orang yang kau cintai. Seokjin seolah tersihir, yah begitu adanya sebab kini Seokjin hanya bisa menahan senyum kecewanya. Melihat punggung Namjoon menjauh, meninggalkannya lagi dan lagi. Ada riak kecil yang mengguncang lautan hatinya, perlahan menimbulkan ombak amarah dan guncangan lain yang entah sampai kapan bisa dia tahan sendirian.

RED BLOOD [PDF] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang