© NINTH ©

349 83 33
                                    



Akan singkat ceritanya jika kedua spesies bertaring tajam itu tidak baku hantam, tidak saling menggeram menjijikkan lalu saling bertukar pukulan. Intinya tidak akan semengerikan ini bentuk pohon pinus yang tadi kokoh lalu dalam beberapa menit singkat telah roboh tanpa bisa memilih kemana dia bisa rebah. Di patahkan secara membabi-buta dengan kekuatan yang tidak main-main tentu akan terasa sangat menyakitkan bukan?

Kasian sekali mereka.

Bayangkan saja mereka belum sempat berpamitan pada Ayah dan Ibunya, atau barangkali saudaranya, atau yang lebih tragis lagi orang yang telah lama di sukainya. Oh, sial. Otak Taehyung kadang memang sangat absurd.

"TAEHYUNG, AWAS!"

Jeongguk berteriak dengan seluruh tenaga, bingung bukan kepalang karen mana tahu jika saat dia menghempaskan Namjoon si bajingan itu akan menghantam pohon di samping tempat Taehyung berdiam mengamati keduanya tanpa memihak. Dalam hati Jeongguk sempat bangga pada Taehyung karena dia bisa bersikap objektif dalam situasi semacam ini, tapi ah dia toh juga ingin di beri semangat oleh sang pujaan hati. Eh, tapi kalau di pikir-pikir Taehyung jelas akan lebih memihak kakaknya si Namjoon itu juga sih bukannya Jeongguk. Jadi mari fokus, tonjok bajingan itu sampai wajah tampannya bengkak!

Namjoon berdiri kokoh kembali, mengusap darah yang lolos dari sudut mulutnya kemudian berdesis penuh kebencian pada Jeongguk. "Sialan."

Desisan namjoon disambut dengan tawa lebar Jeongguk, lagi dan lagi keduanya bergulat dengan pukulan sebab senapan yang mengawari pertaruan ini telah patah jadi dua. Siapa pelakukany? Tentu si anjing gila Jeon Jeongguk. Siapa lagi.

Taehyung muak melihat keduanya bertarung, dia sebal harus menyaksikan pertarungan tiada akhir dari keduanya. Dia sama sekali tidak peduli apapun yang coba keduanya menangkan! Ada hal yang jauh lebih penting dari pada ego mereka, sialan!

"BERHENTILAH KALIAN BERDUA!" perintahnya sudah cukup jelas, taehyung bahkan menggunakan seluruh kekuatannya hingga terasa sangat serak. Namun keduanya telah terlanjur tuli! Kedua idiot itu memang bedebah! "BERHENTI KA─"

Ada kata yang tak sempat diucapkan Taehyung pada mereka, yang telah hilang dalam hitam, bergelayut dalam senyap yang baru saja di rasakan keduanya ketika tubuh itu jatuh ke tanah.

Secara singkat keduanya berhenti bertarung, berlari menuju Taehyung yang pingsan.

Ada apa? Apa yang terjadi pada Taehyung?

"Jauhkan tanganmu dari Taehyung, anjing sialan!" peringatan itu sudah sangat penuh ancaman tapi Jeongguk tetaplah anjing sialan yang dia maksud.

"Cepat gendong Taehyung jika kau tidak mau aku melakukannya, bajingan." Sebab rasa takut itu nyatanya ada, ketika melihat wajah pucat Taehyung dengan mata tertutup menjadi begitu tenang tidak seatraktif biasanya. Jeongguk tahu bagaimana rasanya tercekat tiba-tiba, napasnya seolah tinggal sejengkal jari di dada. Dia benar-benar ingin membawa Taehyung kabur sekarang juga dari jangkauan Namjoon tapi sialannya Taehyung kesayangannya juag vampire, jadi bagaimana dia menyembuhkan vampire yang pingsan disaat dirinya hanya werewolf? Apakah Jeonnguk bisa membangunkan Taehyung dengan mencium bibir Taehyung? serius, Jeonnguk tahu itu tidak mungkin, dia hanya bercanda.

"Minggir."

Tubuh Taehyung diangkat dengan mudah oleh Namjoon, menghiraukan Jeongguk yang patuh mengikuti keduanya dari belakang seperti pengawal. Bergegas menuju vila yang sejatinya dari awal memanglah menjadi tujuan sebenarnya.



[][][]


RED BLOOD [PDF] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang