Apakah werewolf muda ini tidak punya pekerjaan?
Kenapa dia menghalangi jalan Taehyung yang masih begitu panjang untuk menuju perpustakaan? Tidak tahukah dia jika Taehyung paling tidak suka waktunya terbuang percuma dengan alasan paling tidak logis semacam werewolf muda yang dengan terang-terangan ingin mencari masalah dengannya yang mengatakan jika dia jutuh cinta padanya.
"Minggirlah, aku tidak punya urusan denganmu." Suara Taehyung yang khas makin mengembangkan senyum Jeongguk. Dia dengan mata berbinar malah memangkas jarak yang ada dari pada melakukan apa yang vampire cantik itu katakan.
"Tidak sebelum kau menerima tawaranku." Taehyung mendengus, anjing ini memang kurang ajar dia tau kalau anjing itu memang tidak punya sopan santun tapi anjing dengan nama yang bahkan belum dia ketahui ini benar-benar tidak punya otak. Tawaran apa? Werewolf itu hanya mengatakan dia jatuh cinta, dan Taehyung memintanya minggir. Apa yang dia lewatkan?
Mata cantik Taehyung mengerjab, mencoba menatap tajam sang pemilik mata tajam dengan iris coklat eboni yang begitu hangat. "Pertama, aku tidak peduli dengan apapun yang kau katakan ataupun tawarkan."
Jeongguk dengan patuh mengangguk-angguk, seperti boneka idiot di atas dasbor mobil. "Kedua?"
"Kedua, aku harus ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku diktat dan itu seharusnya sudah kulakukan sepuluh menit lalu sebelum kau mengganggu perjalananku." Napas Taehyung memburu.
Anggukan Jeongguk belum juga usai, werewolf itu seolah mempertimbangkan semua ucapan Taehyung. "Tidak ada yang ketiga bukan?"
Sinting, apa anjing ini tidak punya otak? Ap─dia sengaja memicu kemarahan Taehyung atau bagaimana?
"Kau─"
"Ssshhh..." Jeongguk merangkum jari telunjuk Taehyung yang sengaja ditunjukkan padanya dalam hangat. Dengan senyum luar biasa yang entah bagaimana tidak luntur meski sudah berpuluh-puluh menit lalu ia umbar pada sang vampire cantik. "Aku akan memberikan pernyataan ketiga karena dua penyataanmu sudah kudengar dengan begitu patuh."
Seringai Jeongguk terbit, napas hangatnya melambai begitu saja pada wajah Taehyung saat pemuda itu mendekat lalu berbisik. "Suka atau tidak, kau akan kujadikan mate-ku. Sayang." Taehyung diam, dia terkesiap. Bukan hanya karena ucapan tak pantas yang dia dengar, bukan hanya karena seorang werewolf kurang ajar yang coba mempermalukannya. Tapi, lebih karena anjing sialan berbadan besar itu dengan terang-terangan meremas pantatnya dengan santai sebelum menjilat cuping telinga Taehyung dan tersenyum sembari melambaikan tangan. Pergi.
"BERSIAPLAH!!"
[][][]
Jeongguk tak bisa berhenti tersenyum hari ini, entah karena dia baru saja bertemu dengan sang pujaan hatinya atau karena dia dengan senaja mengambil kesempatan dalam keberuntungannya yang mungkin saja terjadi lebih sekali dihari ini. Sial, pantat vampire itu Kenyal sekali dalam tangkupan tangannya. Dia bahkan masih bisa merasakan bagaimana bongkahan lembut itu ia remas dalam sepersekian detik singkat. Haish, seharusnya juga Jeongguk tidak hanya menjilat cuping telinganya tadi. Kenapa Jeongguk tidak mencium bongkahan ceri menggiurkan yang selalu melantunkan ucapan seksi dan membuat keras ereksinya. Sial, nanti mungkin akan Jeongguk lakukan jima mereka bertemu lagi. Oh, tunggu. Sebentar. Ngomong-ngomong dia belum mengetahu nama vampire cantik itu.
Tch, triple sial untuknya.
[][][]
© TIANLIAN
KAMU SEDANG MEMBACA
RED BLOOD [PDF] ✅
FanfictionKeduanya adalah sang pemangsa, keduanya adalah musuh bebuyutan, namun... lain cerita jika pada akhir keduanya malah mempermainkan takdir yang tak seharusnya mereka pangkas untuk bersama. [KookV -ABO -Omegaverse -AU -vampire -yaoi]