CP 4 ZOMBIE

0 1 0
                                    

Dinda yang tadi nya mau ke tempat bibinya malah tidak jadi, sehingga dia menyuruh sepupunya Alice untuk membawakan baju ganti, karena dia akan meninap di rumah Cena untuk mengahabiskan waktu bersama.

Sekarang mereka ada di ruang keluarga dan hendak nonton Drakor.

“Enaknya Drakor yang mana ya Din?”

“Itu aja, All of Us Are Dead” saran Dinda dengan bersemangat.

“OK”

TOK-TOK TOK-TOK Bunyi pintu di ketuk, sepertinya itu adalah sepupinya Dinda.

“Bentar ya Ce gue buka dulu.”

“Iyaa”

Dinda pun membuka pintu dan benar saja itu Alice, dinda pun membawa Alice turut masuk, dia tidak hanya membawa baju ganti Dinda tapi juga membawa beberapa cemilan.

“Hai Cece” sapa Alice, padahal mereka seumuran hanya beda bulan saja tapi Alice tetap memanggilnya Cece, Cena hanya menganggung sebagai balasan.

Alice bertanya pada mau menonton apa, mereka menjawab bahwa akan menonton film zombie.

“Widihhh serem nih, pada berani tah?” tanya Alice merasa tidak yakin

“Berani.” Ucap mereka berbarengan. Film pun di putar mereka nonton bertiga.

“AAAAAAA, AWAS COBA WOY, CEPET MINGGIR DI BELAKANG LO ADA ZOMBIE”

“issshhh beban banget”

wahhhh Geu baeuga Jalsaenggyeotseumnida.” Aktor itu sangat tampan. ucap Alice.

“Love banget buat Namra”

“woilah kenapa Lee Cheong san nya kegigit”

“yaaaaa paboyaaa , jangan nangis dulu. Cepet lari aishh’

“Shibal.”

“Shibal seikya”

Yah begitulah keseruan mereka menonton, cuman bertiga dan hebohnya luar biasa.Bahkan mereka baru tertidur pukul 3 pagi karena maraton, mereka menonton selama hampir 9 jam.

omo-omo, Oppaneun aju jalsaeng-gyeoss-eoyo.Geuneun naega manna bon gajang meotjin namjaya.” Oppa sangat tampan. Dia adalah pria paling keren yang pernah saya lihat. Kata Alice, logat korea nya tiba-tiba keluar tanpa dia sadari,

oppa yang dia maksud adalah park solomon,

yang langsung Alice stalking akun sosmed nya, ckckc Cena dan dinda hanya bisa geleng- geleng kepala dan segera tidur karena sangat mengantuk.

“i’m sleepy” gumam Cena

Paginya mereka telat bangun dan juga saat berangkat sekolah mata panda pun terlihat jelas.

Tiga perempuan tersebut duduk di ruang makan hendak sarapan, Ardiaz masuk dan kaget melihat mereka, penampakan wajah mereka sudah seperti roh gentayangan.

“Kalian kenapa mukanya pada pucet?” tanya Ardiaz penasaran, dia segera duduk di samping Cena.

“Kita habis maraton drakor semalem, daebakkk banget pokoknya.” Balas Dinda sambil cengengesan dan membuat dia semakin mengerikan, Cena bergidik melihat dinda yang pucat dengan linkaran mata yang menghitam dan dia tetap tersenyum lebar, mengingatkannya pada sosok zombie saja.

Ardiaz hanya bisa berdecak sebal, sudah malas dia memperingati Cena untuk tidak begadang apalagi hanya untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya.

Akhirnya mereka berangkat ke sekolah bersama, kecuali Alice dia memesan Gogo karena beda sekolah.

.............................

Waktu belajar pun tiba walau Cena dan Dinda terlihat terkantk-kantuk, teman yang dulu selalu sekelas dengan Cena pasti sudah biasa saja meliahat Cena selalu mengantuk karena anaknya emang pelor,

Tapi seorang Dinda yang super energik ini terliahat lelah, benar-benar hal yang luar biasa.

Mereka makan di kantin Cenaya, Ardiaz, Dinda, Daisy, Khalifi, dan julian. Cena makan ayam geprek dengan lahap, karena tadi pagi dia hanya makan salad alias sayur-sayuran saja sudah seperti kambing saja ucap cena saat pagi itu.

“Ar minum.” Ucap Cena, dia kepedasan, Ardiaz memberikannya, menepuk penggung gadis itu pelan ketika cekukan, atau menyelipkan rambut Cena sekiranya mengganggu makannya, dan mengelap sudut bibir Cena pelan jika ada noda bekas makanan, sosweet banget pokoknya sampe bikin iri sekitar dan Khalifi gigit jari melihat keuwuan ini, tapi Khalifi tidak mau mengomentari mereka dulu, belum siap jika di roasting Cena, mentalnya lagi down karena Daisy.

“Kalo seandainya sekolah ini terkena virus zombie, kira-kira gimana y?” tanya Dinda penasaran, rupanya dia masih terbawa drakor yang dia tonton hingga berandai-andai.

“Pada mati semua kemungkinan, kalau pun ada yang selamat, itu pasti karena berkat..............Penulisnya.” Ucap Julian

“Betul juga, tapi keknya gue dead duluan kalau ada zombie, gak punya ayang soalnya.” Kata Dinda sedih.

“Bukan lo Din, yang bakal di santap zombie duluan” kata Cena.

“Terus siapa?” tanya dinda.

“Biasanya yang KO duluan itu yang lagi patah hati” ucap Cena sambil melirik Khalifi.”juga jones dan baru kandas percintaanya bahkan sebelum di mulai.”

“Salah gue apa Ce, ya Allah.... berilah kesabaran pada diri hamba menghadapi ujian ini.” Ucap Khalifi merengut sedih.

“Kalau lo Ar, lo gimana?”

“Gue..... bakalan jagain Cena sampai bisa keluar dari tempat ini.’ Ucap Ardiaz, dia seakan tidak menyadari bahwa perkataanya bikin cewek-cewek melting, Cena langsung menatap Ardiaz sambil tersenyum manis kontras sekali ketika menatap Khalifi.

“Kalau gue bakalan ikut sama Ardiaz.” Kata Julian.

“Kenapa.” Tanya mereka berbarengan

“Soalnya di film-film gitu orang yang punya tekad kuat biasanya bakal lolos, soalnya diaaa itu.......tokoh utamanya.” Balas Julian terkekeh.

“Kenapa lo bisa yakin kalau Ardiaz itu punya tekad, dan bisa jadi main character.” Tanya Khalifi penasaran.

“Karena Ardiaz bakal sekuat tenaga untuk bawa Cena keluar dengan cara apapun, dan bahkan bisa numbalin dirinya sendiri demi Cena selamat.” Ucap Julian yakin.

Semuanya menganggu setuju, masuk akal Ardiaz dan Cena memang saling membucin.

“Dari pada harus numbalin Ardiaz demi keselamatan gue, lebih baik gue tumbalin yang lainnya contohnya....lo julian.” Kata Cena,

Cena akan sangat perasan jika sudah menyangkut Ardiaz, walaupun Cena tau yang diucapkan Julian hanya perumpamaan, tapi tetap saja dia tidak suka kalau harus di tinggal Ardiaz sendiri.

“Busett cuman perumpamaan loh Ce, ampun, jangan dendam sama gue ok” Balas julian dengan tanda peace di jarinya.

Khalifi tertawa “itu lah yang sering gue rasakan jul.” Kata Khalifi, Julian hanya merengut.

Ardiaz mengusap kepala Cena pelan dan berbisik bahwa julian hanya bercanda.

“Kalau gue seandainya terkena gigit pertama kali, pada saat itu juga gue bakal menghabisi nyawa gue sebagai upaya mengurangi penyebaran zombie, bayangin kalau setiap orang yang kegigit punya kesadaran yang tinggi saat mereaka di gigit harunya langsung mengakhiri hidupnya aja yakan, biar zombinya gk makin banyak.” Kata Daisy meyakinakan.

“Bener juga sih.” Ucap Julian.

"Dan juga zombie gak semakin banyak, kalau banyak orang yang sadar diri ketika sudah di digigit." Tambah Daisy.

Rasanya pembahasan tentang zombie ini sudah seperti konspirasi menyelamatkan dunia saja, penuh strategi.

Akhirnya obrolan mengenai zombie terputus setelah bunyi bel yang memekakkan telinga.

Bunyi bel masuk menandakan bahwa aksi istirah sudah selesai, perbinacangan random ini pun berakhir.

I DEPEND ON YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang