CP 11 BREAKFAST 🥐

0 1 0
                                    

Pagi yang cerah, sinar sang surya mulai menyelinap melalu jendela dan dan lubang ventilasi, membuat silau mata, Cena terbangun, duduk di atas kasur mengumpulkan roh dan pikirannya, dia menguap sambil merentangkan tangannya ke atas, menggaruk rambut nya yang gatal.

Mulai memindai kamar hotel yang sepi, hanya ada dirinya, dimana Ardiaz pikir Cena, Cenaya melihat jam pukul 07.00 AM. Masih pagi sekali, dia pun berjalan ke arah kamar mandi dengan santai, tidak perlu buru-buru pikirnya, ini hari Ahad.

Cena keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan bathrobe yang disediakan oleh hotel, menoleh ke arah sofa ternyata sudah ada Ardiaz yang membawa paperbag berisi baju gantinya.

“Ar itu baju ganti gue?”

“Iya ini.”

Setelah memberikan pakaian tersebut Ardiaz beranjak pergi, tapi Cena memanggilnya. “Ar...”

Ardiaz menoleh sambil menaikan sebelah alisnya. “Apa?”

“Lo gak mau nemenin gue ganti baju?” tawar Cena dengan wajah lempeng, tawarannya menggoda tapi eksperesi Cena kurang mendukung, Cena harus banyak belajar lagi dengan mbak kupu-kupu malam. Hahaha.

Ardiaz berpikir sejenak, lalu mengerutkan dahinya. “OGAH” kata Ardiaz menolak.

“Lo yakin? Ini tawaran yang menggoda loh.” Lagi Cena berusaha menawarkan seperti mbak-mbak sales.

“BODO AMAT.”

“Ini tawarannya gak akan datang dua kali loh.

“TER-SE-RAH.” Kata Ardiaz jengkel, dia langsung keluar kamar tanpa menoleh lagi.

Ckck dasar Ardiaz, katanya tidak tergoda tapi buktinya kupingnya memerah gitu, pikir Cena.
------------------------------------------

Sambil menunggu Cena turun Ardiaz sudah mengambil sarapan yang di sediakan pihak hotel ketika breakfast, lalu datang Julian yang bersama seorang bule, Ardiaz menaikan alisnya seakan bertanya siapa.

“Ardiaz, i would like to introduce you to one of my old friends, Peter.” Ucap Julian.

Hello bro, i’m Peter.” Ucap Peter sambil mengulurkan tangan.

Glad to see you peter.” Ucap Ardiaz dan menerima jabatan tangan tersebut.

Mereka bertiga pun duduk dan mulai menyantap sarapan masing-masing.

Hatcmmmm chimm

Suara bersin Julian

“Oh, Abdullah.” Kata Bule peter, mendengar bersin Julian.

“What?” kata Julian bingung sambil mengelap hidungnya dengan tissu.

You sneezed right, so it’s Abdullah.” Ucap Peter dengan penuh keyakinan.

“Ab...abdullah?” wajah Julian semakin berkerut bingung.

“Yaaa you muslim right.” Ucap peter

“hah?” Julian loading, lalu tersentak. “ALHAMDULILLAH....!!! sambil melempar tissu bekasnya ke arah peter jengkel.

Ardiaz terkekeh mendengar hal tersebut, lalu Cena datang dia langsung mengambil duduk di samping Ardiaz.
Cena memilih maka omelette, salad buah, dan susu hangat. Dia makan tanpa memperhatikan sekitar, Cena benar-benar kelaparan.

You so geourges.” Puji bule tersebut.
Cena berhenti makan dan mendongak melihat bule tersebut, tidak mau kegeeran Cena menoleh kanan kiri. Peter menjulurkan tangannya mengajak kenalan, Cena menatap tangan tersebut lalu menoleh ke Ardiaz yang berwajah datar. Cena pun menerima uluran tangan tersebut.

I’m Peter.”

“ouh, hello peter.”

What’s your name?”

“Cena, my name is Cenaya Faeyza.”

what a beautiful name.” Puji Peter.

Thanks.”

Julian mengintrupsi percakapan tersebut, memberitahu Cena bahwa Peter adalah temannya.

Do you have boyfriend?” Tanya Bule satu ini to the point.

Kenapa nanya-nanya coba, pikir
Ardiaz.

Julian tertawa samar, dia terus memperhatikan wajah Ardiaz yang semakin masam.

No, i dont have.” Ucap Cena. Ardiaz mendengus, Cena melirik nya, kenapa Ardiaz mukanya masam sekali, apa salad buahnya terlalu kecut batin Cena.

Julian terkiki makin keras.

“So yo—“ kalimat Peter terpotong Cena.

But i have already found a future husband.” Ucap Cena sambil tersenyum, Ardiaz tersenyum tipis mendengar ucapan Cena.

“Ouhhh what a pity.” Muka peter kecewa.

Julian menatap peter perihatin, dia pikir peter hanya main-main saja, ternyata dia benar-benar suka pada pandangan pertama, ya mau bagaimana lagi masuk dalam hubungan Ardiaz-Cenaya sama saja seperti mengumpan hati untuk di sakiti, chemistry mereka terlalu strong susah untuk di goyahkan.

Setelah semua selesai makan mereka berpencar, Julian yang mengantar temannya ke bandara, sedangkan Ardiaz dan Cena pulang ke rumah

I DEPEND ON YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang