Disalah satu butik terkenal Ardiaz sedang duduk menunggu Cena memilih gaun untuk ke pesta ulang tahun Alice yang akan di adakan di hotel. Wah kaya sekali ternyata.
Ardiaz duduk sambil bermain hp, lalu tegak mondar mandir melihat pakain,
Duduk lagi, makan cemilan, berdiri lagi ke toilet, pipis, menyisir rambut, berkaca, dan memuji diri sendiri, lalu duduk lagi , menguap, kantuknya tidak dapat di hindari, dia hampir terlelap tapi suara Cena menyadarkanya.“Ar” panggil Cena.
“Gimana? Udah dapet bajunya?” tanya Ardiaz
“Gak ada yang cocok.” Jawab Cena.
“Astagfirullah.”“Ayok kita cari ke toko lain, mumpung belum malem.” Ucap Cena
“inalillahi.”
---------------------------------------------Pestanya di adakan jam 07.30, Ardiaz dan Cenaya, sudah berangkat 15 menit sebelu acara mulai.
“Ar”
“Apa?”
“Menurut lo gue cantik?”
“Iya.”
“Cantik gue malam ini look over gak?”
“Hehmm.”
“Jadi menurut lo malam ini gue terlalu cantik gitu?” tanya Cena cemas.
Ardiaz bingung jadi dia hanya mengiyakan.
“Aduh gimana ini dong ini Ar?”
“Gimana apanya?” jawab Ardiaz makin bingung.
“Jadi gini kalo gue terlalu cantik nanti yang punya acara bisa tersaingi sama gue, gue jadi gak enak Ar.” Balas Cena.
Ardiaz mendatarkan wajahnya, dan berseru “TER-SE-RAHH” H nya doubel biar bernada.
---------------------------------Tiba di acara pesta, Ardiaz mengandeng tangan Cena, kedatangan mereka mengambil atensi banyak orang di ruangan, coupel ini cukup famous, Ardiaz yang berprestasi serta Cena yang cantik luar biasa apalagi Cena pernah menjadi bintang iklan dadakan karena tantenya.
Mereka menghampiri si tuan rumah dan memberikan hadiahnya, cepika cepiki dikit.
“Wahh gak nyangka cece mau dateng.” Ucap Alice terlihat bahagia atas kedatanganya.
“Iya, lagi gak sibuk soalnya.” Kata cena. Sibuk apanya tahun-tahun lalu Cena tidak dateng bukan kerena dia sibuk tapi memang mager saja, tapi untung Alice tidak sakit hati, Alice sudah terbiasa dengan tabiat Cena. Motto hidup Cena itu kalo dia mau dia lakukan, kalo dia tidak mau maka tidak seorang pun bisa maksa dia.
“Yaudah, enjoy dengan pestanya ya, aku tinggal dulu nyambut yang lain.” Alice pun berlalu pergi.
Datanglah Julian, Khalifi, Zayan, Dinda, dan Daisy menghampiri Ardiaz dan Cena.
“Wahh......... how pretty you are.” Puji Dinda, Daisy pun mengangguk setuju. Cena tersenyum dan berterimakasih, mereka pun saling memuji satu sama lain.
Dan mereka pun berlalu pergi ke arah Kue-kue yang terlihat menggiurkan di dekat area kolam berenang. Cena menatap Ardiaz meminta izin, dan Ardiaz hanya mengangguk sambil mengelus pipi Cena dan berbisik dia akan selalu memperhatikan Cena dari jauh.
“Ardiaz, Cena cuman berjarak beberapa meter dari lo, lo gak harus terus merhatiin.” Ucap Khalifi sewot.
Ardiaz hanya melirik Khalifi malas, dan kembali memperhatikan Cena.
“Jangan terus lo pelototin Ar, nanti Cena bisa risih.” Zayan ikut-ikut berkomentar.
“Cena gak mungkin risih.” Balas Ardiaz. Zayan kicep, benar juga, mana mungkin Cena risih dengan keberadaan dan pandangan Ardiaz, apalagi Cena pernah mengaku sesak napas jika jauh dari Ardiaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
I DEPEND ON YOU
Ficção AdolescenteProlog "Hidup rasanya semakin berat ketika sudah mau di penghujung, mungkin karena ada tekanan dari pihak-pihak yang punya harapan begitu besar pada kita, yang membuat kita merasa tidak enak hati jika mengecewakan harapan tersebut." Tiba-tiba kalim...