🌷🌷🌷
Pergi ke kantin sekolah untuk makan dan bersanda gurau sudah menjadi rutinitas anak sekolah yang di lakukan setiap hari, tapi anehnya mereka sama sekali tidak bosan, justru sangat menantikan saat-saat tersebut.
Bagi sebagian remaja yang bersekolah mereka tidak benar-benar suka libur sekolah, karena semua teman-teman akan pergi dan berlibur masing-masing. Justru jamkos lah momen yang sangat mengasikan ketimbang libur, mereka bisa bermain, bercanda, di dalam kelas tanpa memikirkan pelajaran.
Khalifi dan Ardiaz kebagian memesan makanan. Bakso, mie ayam, nasi goreng, kwetiaw, dan lontong ayam menjadi pilihan mereka dengan minuman yang di samakan yaitu es teh manis.
Mereka mulai makan dengan tenang. Cena makan mie ayam dengan menambahkan sambal dan acar yang banyak.
Ardiaz menghentikan tangan Cena yang ingin terus menambahkan sambal, Cena menurut, dia akan selalu menuruti apa yang Ardiaz katakan untuk dirinya.
Melihat Cena menambahkan acar cukup banyak Daisy bertanya heran.
“Ce, lo kan gak suka timun tapi kenapa banyak ngambil acarnya?” keningnya Daisy berkerut.
“Soalnya acar enak kecut manis gitu.” Terang Cena dan melanjutkan makannya, keningnya berkeringat “ lumayan pedes” guman Cena pelan.
Daisy tidak puas dengan jawaban Cena, dia pun menatap Ardiaz.
“Gini, Cena emang gak suka Timun, tapi untuk acar itu pengecualian, bagi Cena acar itu bukan timun karena rasanya udah berubah.” Ucap Ardiaz.
Daisy ber oh ria, dia tidak bertanya atau protes dengan jawaban Ardiaz tentang acar dan timun.
Dia tidak akan protes untuk hal-hal aneh selama itu berkaitan dengan Cenaya.
***
Julian menghela napas dalam setelah makanannya habis, keningnya berkerut sedang berpikir.
“Kenapa lo jul? Jangan menghela napas gitu! Lo mau cosplay jadi Cena?” Tanya Ardiaz. Cena mendelik tak terima, dia menginjak kaki Ardiaz.
Sang sahabat pun meringis. Khalifi dan Zayan tertawa senang jarang-jarang melihat Ardiaz di sakiti Cena.
“Gue cuman lagi mikir,......Ini udah chapter 16 tapi tanda-tanda konflik belum kelihatan.” Ucap Julian bingung.
Coming soon guman Cena sangat pelan.
“Tolong ya, Jul panjul yang pas kecil suka benjul dan udah gedenya jadi begajul,...Bagus dong kalo kita gak ada konflik jadi gak perlu pusing.” Ucap Khalifi serius tapi terdengar melawak. Yang lain menganguk setuju.
“Tapi ini aneh woy.” Ucap Julian kekeh.
“Apanya yang aneh?, udah jelas nih penulis lagi bingung nentuin konfliknya.” Ardiaz berucap santai. Yang lain mengangguk setuju mungkin juga ya pikir mereka.
“Apanya coba yang bikin pusing, buat konflik itu kan gampang, tinggal hadirin orang ketiga di antara Cena dan Ardiaz yang buat hubungan mereka renggang. Terus buat percintaan Khalifi tidak berjalan mulus, serta buat Julian terus-terus jomblo, lalu Dinda yang capek karena hubungan jarak jauh.” Ucap Zayan santai sambil terus menyedot minumannya.
Tidak memperhatikan tatapan mata temannya yang menyalak ingin membunuhnya.
Ardiaz mendelik lalu menonjok bahu Zayan. Cena menatap dendam pada Zayan.
“Gue begal lo nanti pulang sekolah” ucap Khalifi dengan mata tajam.
Daisy terlihat bingung.
“Gue bantu Khal.” Ucap Julian sinis.
Dinda mengacak rambut kebanggaan Zayan jengkel.
Zayan meringis dan bergidik, teman-temannya sudah seperti sosiopat.
“Bisa kalian berhentik ngomongin tentang konflik!!! Kalo sampai nih author tersinggung,.....yang bakal repot itu gue.” Ucap Cena sinis. “Jadi jangan pusing tentang konflik, apa lagi sampai mengada-ngada tentang itu.” Peringat Cena melirik ke arah Zayan.
“Atau nanti gue bakal nawarin ke nenek-nenek peot yang ganjen .”
Muka Zayan syok, ngeri cuy di jual ke nenek-nenek. Yang lain nya terbahak, apalagi Khalifi seneng melihat teman senasib begitu.
Tiba-tiba cewek dengan rambut yang dikepang dua serta kacamata bulat dan kardigar merah mengahampiri meja Cena dkk, tawa mereka terhenti melihat kedatangan gadis tersebut. Penampilan yang pakain kacamata dan di kepang dua tidak terlihat cupu, justru kelihatan lucu dan polos.
Gadis tersebut gugup di pandang seintes itu, tapi dia berusaha memberikan senyum yang terlihat kaku.“Ha-i.” Sapanya tergagap.
“H-Halo Ardiaz, nama aku Clara.” Ucap nya dengan menjulurkan tangannya mengajak kenalan. Ardiaz menoleh, dan menerima jabatan tangan gadis bernama Clara.“A-Aku cum-man mau b-bilang kal-lo aku suka sama kamu dari lama.” Ucap gadis tersebut dengan gugup dia meremata ujung kardigarnya.
Hening sesaat, lalu semuanya kembali berbisik mengenai keberanian cewek tersebut, mereka menerka-nerka apa Ardiaz akan menerima atau tidak. Zayan, julian, Khalifi, Dinda, dan Daisy, tidak mau ikut campur.
Cena menatap Gadis tersebut lempeng dan berguman “Bener-benar coming soon”
“Jadi apa Ardiaz mau jadi pacar aku?” tanya Clara dengan sekali tarikan napas agar tidak gagap.
Tidak seperti di masa lalu, Ardiaz tidak langsung menerima dia berbicara.
“Kalo seandainya lo jadi pacar gue, apa lo udah tau konsekuensi yang bakal terjadi? Rasanya jadi pacar gue itu cuman setatus, tapi perhatian dan raga gue bakal ke cewek lain, lo tau kan siapa orangnya?” Ardiaz coba menjelaskan agar gadis tersebut menyerah, dia tidak mau membuat seorang cewek malu di depan publik, apalagi cuman gara-gara dirinya.
“Aku tau kok.” Ucap gadis tersebut tersenyum.
“Lo bisa aja sakit hati.” Ucap Ardiaz memperingati. Gadis tersebut mengiyakan tidak masalah baginya. Dia yakin bisa mendapatkan sedikit perhatian pujaan hatinya.
“Ok, gue terima.”
Clara kegirangan, di menggenggam tangan Ardiaz antusian dan mengucapkan terimakasaih.
Ardiaz melirik Cena yang terlihat lempeng, sama sekali tidak terlihat terganggu, jadi Ardiaz pikir Cena tidak masalah jika dirinya punya pacar. Julian dan Khalifi berpikir entah bagaimana nasib pacar baru Ardiaz nanti. Dinda dan Daisy menatap Cena Khawatir, takut Cena sakit hati.Cena menoleh merasakan tatapan mengasihani dari sahabatnya itu, dia memutar bola mata malas, lalu berguman “Apaan coba menghawatirkan gue, yang perlu di khawatirin itu cewek baru Ardiaz.”
Mau bagaimana pun Ardiaz dan Cena ini coupel goals yang sangat diidamkan, jadi mungkin gadis tersebut alih-alih mau merusak hubungan coupel goals, bisa saja nanti dia sendiri yang hancur. Opini sebagain orang yang mendukung ArCe.
KAMU SEDANG MEMBACA
I DEPEND ON YOU
Fiksi RemajaProlog "Hidup rasanya semakin berat ketika sudah mau di penghujung, mungkin karena ada tekanan dari pihak-pihak yang punya harapan begitu besar pada kita, yang membuat kita merasa tidak enak hati jika mengecewakan harapan tersebut." Tiba-tiba kalim...