CP 15 DENDAM CENA

0 0 0
                                    


Ini flashback ya... jadi tulisan nya miring.

🍁🍁🍁

5 tahun yang lalu saat saat penerimaan siswa baru, Cena dan Ardiaz dikelas yang sama, bahkan duduk berdua, lalu tiba-tiba ada anak cowok yang mengajak mereka berkenalan. Anak dengan potongan rambut di belah tengah yang terlihat kelimis karena minyak rambut dan senyum yang lebar menyapa mereka.

“Haiii, aku Khalifi.” Ucap bocah tersebut dengan ceria. “Dari awal masuk kalian selalu berdua ya? Gak pernah kepisah, yang lain sampe nyangka kalian kakak beradik. Kalian beneran bersaudara?” Tanya Khalifi.

Kepo sekali pikir Cena

“Ouh gak.” Jawab Ardiaz menyangkal.

“Kalo bukan berarti kalian pacaran?” Lagi Khalifi bertanya.

Banyak tanya nih bocah pikir Cena.

“Gak juga.” Jawab Ardiaz

“Kalo bukan bersaudara dan pacaran jadi kalian ini apa? Cuman temen gitu?, tapi terlalu deket menurut aku.”Ucap Khalifi berpikir mengamati mereka.

Gak butuh komen lu, batin Cena makin jengkel

“Iya, aku sama Cena udah sahabatan dari kecil.” Terang Ardiaz. Cena mendengus.

“Wah cuman temen,” Ucap Khalifi

Emang kenapa kalo cuman temen, Cena sinis.

“Tapi pertemana kalian awet banget juga. Boleh gue gabung?”Tanya Khalifi.

Gak boleh, gak nerima orang kepo batin Cena berteriak.

Ardiaz melirik Cena, Tidak enak hati jika menolak, lagian ini sekolah baru mereka jadi harus mulai mencari teman. Ardiaz pun mengangguk, Khalifi berteriak senang, Cena memutar mata malas.

Khalifi mengajak Cena bersalama.”Hai Cena, sekarang kita bertiga temenan, jadi gue bakal berusaha jadi temen yang selalu bareng kalian kemana pun.” Ucap Khalifi riang.

Cena melotot marah, Ardiaz pun mengelus punggung Cena lembut.”Kemana pun?” tanya Cena memastikan.

“Iya Kemana pun kita bakal selalu bareng bertiga.”Ucap Khalifi tersenyum senang.

OGAH, batin Cena berteriak.

Sejak saat itu mereka bertiga sangat lengket dan selalu bersama.

“Ar, ayo ke kantin, gue laper.” Ajak Cena. Ardiaz mengangguk dan menggandeng Cena ke kantin.

“Tunggu aku ikut!!!” Teriak Khalifi. Cena mendengus malas.

“Ar temenin ke perpustakaan!”

“Aku juga mau ikut.” Ujar Khalifi.

Di kelas. “Ar, nanti malem jadi kita ke pasar malem?” tanya Cena. Ardiaz menjawab iya.

Lalu kepala Khalifi menyebul di antara mereka.”Di mana pasar malem nya? Boleh gue ikut?” Tanya Khalifi penuh harap. Ardiaz melirik Cena tidak enak, dan terpaksa mengiyakan.

Pengganggu pikir Cena

Di koridor sekolah. “Ardiaz ada toko buku baru buka.”menunjukan hp nya ke Ardiaz.”Banyak promonya ini, temenin gue kesana ya? Yaaa, ya.”Ucap Cena berbinara.

“Di daerah mana?coba gue liat. Aduh gue gak tau ini dimana.” Ucap Ardiaz
Tiba-tiba Khalifi datang
“Coba gue liat.” Merebut hp di tangan Ardiaz.”Ouh ini mah di deket rumah oom aku, mau aku anterin? Aku juga sekalian ikut ya. Mau nyari buku juga.” Ucap Khalifi. Ardiaz mengiyakan.

Di toko kue. “Cena boleh pilih kue yang kamu suka.”Ujar Ardiaz

“Okedeh, makasih Ardiaz.”Ucap Cena tersenyum manis. Lalu tiba-tiba Khalifi datang diantara mereka.

“Wah lagi milih kue ya? Buat Cena ya?” tanya Khalifi, Ardiaz mengangguk. Cena beralu pergi ke etalase memiih kue.

“Aku sukanya Rainbow cake.” Ucap Khalifi nyengir.

Gak nanya batin Cena jengkel.

“Kalo ultah jangan lupa ya Ar.” Ucap Khalifi berkedip mata. Ardiaz tertawa dan berkata iya.

Ngelunjak teriak Cena dalam hati.

Tidak sampai di situ saja, setelah Cena memilih kue. Khalifi tetap membuntuti mereka dan akhirnya ikut makan bersama, mengganggun kebersamaan Cenaya dan Ardiaz. Khalifi makan kue nya dengan lahap tanpa malu-malu. Potongan kue terakhir di makan Khalifi tanpa rasa bersalah.

Kue aku, guman Cena, lalu melirik tersangka yang menghabiskan kue pemberian Ardiaz untuk nya.

Dasar bocah tengik, batin Cena dengan penuh amarah.

“Hehehe, maaf ya Ce, kuenya aku makan yang terakhir, nanti aku ganti ya.” Ucap Khalifi

“Gak usah.” Ucap Cena datar, walaupun dalam hatinya pingin mengamuk.
Tau bahwa Cena kesal, Ardiaz mengusap kepala Cena dan berkata dan berjanji akan membelikan lagi juga akan mengajak Cena ke dufan liburan sekolah nanti. Cena mengangguk dengan mata yang berbinar dia mengajukan jari kelingking pada Ardiaz pertanda janji.

“Ngomong-ngomong nanti liburan sekolah kalian punya rencana mau kemana? Gue ikut kalian ya?” mohon Khalifi. Cena memutar bola mata malas, dia pun menatap Ardiaz tajam dan menggelengkan kepala tanda tidak mau.

“Waduh kayanya gak bisa deh Khalifi, soalnya kita bukan mau liburan tapi mau pulang kampung.sorry ya.” Terang Ardiaz meringis, tidak enak hati dia sudah berbohong.

“Ouh okedeh gapapa, santai aja.”

“Ce,... kenapa kamu jarang ngomong?, maksud aku kamu bener-bener terlalu pendiam. Padahal kita udah deket selama 5 bulan ini?, tapi kita tetep jarang ngobrol.” Tanya Khalifi.

Karena aku gak suka sama kamu, batin Cena.

Aku pendiam karena males ngomong sama kamu.

Kamu cuman deket sama Ardiaz, bukan aku. Cena menjawab pertanyaan Khalifi lewat batin saja.

“Ce Cena, kok diam? Jawab dong!” ujar Khalifi karena Cena hanya diam saja.

“Hmmm,...Kalo aku terlalu banyak omong nanti kamu bisa sakit hati lohh.”Ucap Cena tersenyum lebar, tapi malah terlihat seram bagi Khalifi.

“Tapi mungkin,.....di kemudian hari gue bakal sering ngomong sama lo.”Ucap Cena. Dan Khalifi tersadar bahwa dia menyesal telah bertanya seperti itu.

***

“Oohh ....jadi gitu. Tapi Cena lo beneran benci sama Khalifi?” tanya Dinda.

“Hmmm, cewek mana yang gak benci sama orang ketiga.” Ucap Cena lempeng.

Dinda tertawa, Anjir si Khalifi dianggap orang ketiga.

“Jadi lo nganggap Khalifi saingan gitu?” tanya Dinda lagi.

“Iya, dia musuh bagi gue. Gue bakal bikin dia frustasi, gue bully terus sampai mampus.”Ucap Cena kejam dengan wajah yang tetap datar.

Dinda makin ngakak. Tidak habis pikir dengan ketidak sukaanya pada Khalifi.

Khalifi mendengar percakapan tersebut saat masuk ke toilet laki yang bersampingan dengan toilet cewek. Dia tertegun, jadi itu alasan Cena dendam padanya. Dan bergidik ngeri ketika Cena akan terus membully nya sampai mampus.

I DEPEND ON YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang