Semua orang punya masa lalu dan ternyata kamu menjadi bagian dari masa laluku. Padahal kamu aku rencanakan sebagai masa depanku. Ternyata rencana kita berbeda, ya. Akunya memilih ada, kamunya malah memilih tiada. Tak apa, pergilah. Aku tak suka memaksa. Biar kisah ini aku yang meneruskan sebagai seseorang yang terluka.
Kejadiannya begitu cepat. Ketika kamu tiba-tiba datang dan mengatakan, "aku sudah tidak punya perasaan itu lagi." Lalu, bagaimana dengan aku yang masih mencintaimu ini? Apa kamu pikir hatiku akan rela begitu saja? Kamu dulu datang menawarkan cinta, sekarang pergi tanpa aba-aba.
Sejak itu, bagiku hidup hanya tentang kepura-puraan. Tidak ada senyum tanpa kepalsuan. Tawa adalah pembungkus kepedihan. Terima kasih, telah mengingatkanku bahwa suka bisa menjadi duka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Embun
PoesiaKamu adalah embun pagi yang selalu aku tunggu. Denganmu aku tahu bahagia ternyata tidak bertahan lama. Denganmu aku tahu esok akan ada embun lain untuk menjadi bahagia selanjutnya. Akan terus seperti itu hingga tidak ada lagi embun yang disapa matah...