00.05 ; Teman baru

7 2 0
                                    


•••
⭑𖤥 ⛧ ᝰ ⑅ 𐀔 ␥

🦚 Tekan "⭐" pojok kiri dulu kak


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


















"Aku....." Lya masih setia mendengarkan ucapan gantung laki-laki didepannya ini

"Aku tidak ingin hidup lagi..." dengan suara bergetar

"Apa alasan kamu tidak ingin hidup?" Lya bertanya seperti itu supaya ia tahu alasannya kenapa, lalu memberi laki-laki ini nasihat

"Aku lelah......" Lya dengar dari nada bicaranya laki-laki ini benar-benar terlihat seperti overtired. Seperti ada sesuatu yang ia tidak bisa menahannya lagi

"Katakan kepada ku sesuatu yang membuat mu lelah itu" Lya berkata selembut mungkin sambil masih memandangi lelaki itu dengan senyum hangat, berharap lawan bicara nyaman dan lebih terbuka

"Aku lelah.. terus dituntut, untuk sempurna, aku lelah....." Ucapnya terbata-bata dengan nafas putus-putus

"Siapa yang menuntut mu?" Diam beberapa detik lalu pria itu jawab

"Mereka....." Mata Lya Masih sehat walaupun jarang makan wortel, muka yang tertutup setengah dengan topi itu tiba-tiba membentuk satu aliran air yang membasahi pipinya, ia menangis.

"Sempurna seperti apa yang mereka inginkan dari mu?, Kita hanya manusia biasa, tidak ada yang sempurna di dunia ini, sekalipun alam semesta ini, pasti ada yang tak sempurna" Ucap Lya dengan lembut supaya tidak membuat hatinya tersinggung.

Pria itu mengangguk dengan cepat membenarkan perkataan Lya

"Aku juga sudah mengatakan pada mereka seperti itu" ucapnya, lalu menghapus air matanya dengan kasar

"Aku tau tuntutan dari 'seseorang itu' membuat mu tertekan dan stress...." Lya lebih menekankan suara saat kata seseorang itu, lalu Jeda sebentar

"Tapi kita tetap manusia biasa.." Lya tersenyum saat laki-laki itu menghadapkan kepalanya ke arah Lya dan lanjut berucap

"Sesempurnanya seorang seniman memahat karyanya, seorang pelukis menggambar diatas kanvasnya, seorang pembuat robot dalam membuat karyanya pasti ada yang tidak sempurna, mereka tidak memiliki nyawa, dan kita punya. Ingat itu..."Lya lihat wajah kebingungan laki-laki didepannya ini

"kita yang diciptakan oleh Tuhan saja tidak begitu sempurna, bagaimana bisa seorang manusia yang diciptakan oleh Tuhan juga, meminta manusia yang sama sepertinya untuk sempurna? Bukankah dia yang bodoh? Jelas-jelas jika kamu meminta seperti yang ia pinta kepada mu untuk sempurna, pasti ia juga tidak bisa, karena kita sama,

hanya manusia biasa yang diciptakan oleh Tuhan lalu diberikan nyawa, diberi tulang, daging dan ditempatkan ditempat yang kokoh (rahim) dan di rakit selama 9 bulan dalam kandungan ibu untuk bisa hidup dengan kuat, dan sempurna di dunia sementara ini" Lya tersenyum saat selesai mengucapkannya

Seperti guru tk yang sedang menjelaskan kepada anak didiknya dengan lemah lembut dan senyum hangat

Laki-laki itu masih menatap Lya dengan mata yang sudah membengkak gara-gara menangis tadi

"Tidak apa-apa" Lya tersenyum lagi

"jadilah diri sendiri, orang banyak menyukai kita jika kita menjadi diri sendiri, jangan memaksa jadi orang lain aku tau itu tidak enak"

"Tunjukkan kepada mereka bahwa menjadi dirimu sendiri itu jauh lebih bagus dan menarik, karena kamu hanya ada satu di dunia ini"

"....."


Dua Negara | 𝐉𝐚𝐞𝐦𝐢𝐧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang