Sebelas

4 3 7
                                        

"Ini tempatnya?" tanya Haruto ketika mereka tiba di depan kelab mewah bernama The Queen.

Joanna mengangguk. "Ini kelab paling keren di Jakarta," katanya bangga. "Lo pernah ke sini?"

Haruto tersenyum dan mengangguk. "Pernah. Satu kali."

Masih jelas sekali dalam ingatannya ketika ia datang ke kelab ini. Di sinilah ia bertemu kembali dengan si gadis dari bandaraitu. la juga penasaran apakah si "Nathan" masih menjadi bartenderbdi tempat ini.

"Kelab yang bagus, kan? Ini salah satu kelab milik papa." lanjut Joanna sambil menarik tangan Haruto. "Ayo, masuk."

🌧

"Heh, ganteng juga," bisik Bianca di dekat Joanna. "Tangkapan yang bagus."

Joanna mendesis dan menyiku lengan temannya, takut Haruto yang duduk di sebelahnya mendengar apa yang baru dikatakan Bianca

"Tangkapan? Emangnya dia ikan?" tukas Joanna lirih.

Bianca tidak peduli dan melanjutkan, "Lo beruntung. Kalo gue belum punya Yogi, udah gue rebut."

Joanna tertawa. la memerhatikan temannya meneguk bir yang tersisa di sampai habis. Sepertinya Bianca sudah agak mabuk, tapi dia tidak sendirian. Jeandra juga sudah terlihat ma buk karena mereka minum terus sejak tadi. Berbotol-botol bir dan gelas-gelas koktail kosong bertebaran di meja bundar itu.

Bianca hanya mengundang beberapa orang untuk merayakan hari ulang tahunnya. Selain Bianca dan pacarnya, Yogi, yang hadir di sana hanya Joanna, Haruto, Jeandra, dan Cemara. Seperti yang sudah diduga Joanna, Jeandra mengajak pacar barunya untuk dikenalkan kepada teman-temannya.

Harus Joanna akui ia merasa agak kecewa karena Cemara sama sekali berbeda dari dugaannya. Cemara yang duduk tepat di hadapannya ini berwajah cantik, bermata coklat, dan berambut hitam panjang. Dan dengan menyesal Joanna harus mengakui tidak ada orang-orangan sawah yang terlihat seseksi itu.

"Kayaknya bukan cuma gue yang punya pikiran ngrebut Haruto," kata Bianca tiba-tiba.

Joanna menoleh dengan cepat ke arah Haruto dan melihat Cemara sedang berbicara dengan laki-laki itu. Wajahnya dekat sekali dengan Haruto. Sesekali perempuan itu tersenyum lebar dan mempertontonkan barisan giginya yang putih dan rapi. Jeandra asyik mengobrol dengan Yogi sehingga tidak terlalu memerhatikan pacarnya yang duduk di sampingnya sedang berusaha selingkuh.... Dan yang semakin lama semakin dekat dengan Haruto. O-oh, tunggu sebentar!

"Kau mau minum lagi! Biar kuambilkan," kata Haruto menawarkan sambil menunjuk gelas Cemara yang sudah kosong.

"Tentu saja," sahut Cemara dengan senyum manis yang membuat Joanna naik darah.

perempuan itu baru akan membuka mulut lagi dan Joanna langsung tahu apa yang ingin dikatakannya. Secepat kilat, sebelum Cemara sempat mengucapkan apa pun, Joanna menyela dengan suara keras-hampir seperti teriakan pernyataan perang zaman dulu "Haruto, lo mau ke bar? Gue ikut!"

Joanna bangkit dari kursi dengan cepat dan melemparkan senyum yang tak kalah manisnya ke arah Cemara yang membalasnya dengan senyum sopan. Perempuan itu bahkan tidak boleh bermimpi ingin mendekati Haruto. Coba saja kalau berani.

Joanna mengikuti Haruto ke bar yang ramai.

"Ternyata lo baik banget," komentar Joanna dengan nada sinis begitu mereka berdiri berdampingan di meja bar.

"Hm? Baik bagaimana?" tanya Joanna tidak mengerti.

"Kenapa lo harus ngambilin minuman buat dia?" tanya Joanna ketus, sama sekali tidak memandang Haruto. Ia tahu ia terdengar kekanak-kanakan, tetapi ia tidak bisa menahan diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jakarta In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang