Ketika makhluk mitologi muncul dihadapan yang tidak percaya,apakah yang akan terjadi?
Waktu terus berjalan,air laut pun pasang surut terus berlanjut,lorong waktu tak pernah ada,tak ada yang bisa kembali ke masa lalu mereka.
Siapa dia?siapa yang bisa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...........
07.00.... Terlalu siang untuk Verlin yang terbiasa berangkat pukul 06.30,yang benar saja bukankah masih sangat pagi?....
Perpustakaan adalah tempat pertama yang akan gadis itu kunjungi. Luas dengan banyak rak dan buku yang tersusun rapi didalamnya.
Sejenak Verlin berkeliling untuk melihat lihat novel terbaru yang ada, padahal niatnya bukan untuk itu namun ia ingin mencari buku tentang sejarah vampir dan werewolf. Apa tidak salah dengar?... Ya memang tidak, Verlin mencari buku mitologi dan takhayul seperti itu dengan maksud tertentu.
Setelah mendapatkan apa yang dicari ia segera menuju ke petugas perpustakaan untuk mengisi surat kunjungan.
"Sejarah vampir?..."pertanyaan yang muncul dari petugas perpustakaan.
"Iya...aku ingin membacanya"Jawab Verlin cepat.
"Bukankah kau tidak suka sesuatu yang seperti ini?"
("Dalam novel banyak konflik terjadi jika pemerannya terlalu gegabah.... Jika aku tidak berurusan dengan Jordan seperti kata Sean apakah ceritanya akan tamat?) Verlin bertanya dalam hati tanpa mengindahkan pertanyaan Jordan.
"Verlin ...hei..."Jordan menepuk pundak Verlin yang terlihat melamun.
"Jordan mari jangan bicara dan semuanya akan baik baik saja sampai cerita ini tamat ok"
"Hah?...ap..apa maksudmu?"
"Lupakan saja...aku pergi sekarang"
Verlin pergi meninggalkan Jordan dengan segudang pertanyaan. Menurut pria itu Verlin memang terlihat polos namun jika ditelisik lebih jauh polos yang dimaksud bukan polos seperti anak kecil melainkan polos karena ia terlalu tidak perduli dengan dunia luar dan asik dengan dunianya sendiri.
__________________
"Carlo sarapan sudah siap ayo makan dulu sebelum berangkat" Chana tak mengenal kata bosan untuk mengajak anak anaknya makan bersama. Mungkin hal yang mustahil namun menurutnya jika tidak dicoba tidak akan tau hasilnya.
Tak ada angin tak ada hujan Carlo menarik kursi meja makan dan duduk diatasnya. Mengambil nasi goreng yang tersedia dan mulai memakannya. Tak ada kata yang keluar dari mulutnya namun pemandangan ini mampu membuat hati Chana tersentuh.
Bukan hanya itu Hivana dan Marco juga ikut duduk disan berhadapan dengan Carlo. Ibu mana yang tak senang melihat hal yang tidak pernah terjadi pada putra putrinya akhirnya terwujud. Meskipun belum lengkap....
Sean menuruni tangga dengan tenang, Chana berharap jika putra sulungnya juga ikut makan bersama. Tak masalah jika wanita itu tak ikut makan namun dengan melihat anak anaknya berkumpul itu sudah lebih dari cukup.
"Carlo cepat aku ada urusan!" Patah....harapan itu patah lagi hanya dengan satu kalimat yang Sean ucapkan.
Carlo bergegas pergi menyusul Sean tanpa menghabiskan sarapannya. Mungkin baru beberapa sendok saja yang masuk, ini pertama kalinya Carlo makan dirumah dan semoga bukan untuk yang terakhir.