BAB 16

12 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.............

"Sean ingatlah....penanggalan hitam akan terjadi sebentar lagi, hanya tersisa dua bulan..... Bawa tumbal itu ketempat persembahan dan akan aku berikan berkat yang kau inginkan....abadi!....."

Sean terbangun dari mimpinya setelah kilatan cahaya tiba tiba muncul dimatanya. Resah dan juga bingung yang Sean rasakan semakin menjadi jadi.

"Verlin.....kenapa harus kau..."

Bergulat dengan pikirannya sendiri menjadi rutinitas Sean selama beberapa hari terakhir. Setelah mengetahui bahwa Verlin adalah tumbal yang dimaksud dan menjadikan dirinya sebagai pihak ketiga antara yang Agung dan gadis itu. Hatinya berkecamuk, antara mempertahankan perasaanya atau malah justru memilih egonya sendiri untuk tetap hidup normal sebagai manusia biasa.

                          ****

Nhai dan Adams menghabiskan waktu sore ini untuk meneliti bekas cakaran yang terjadi pada korban di gunung Maher. Tentu momen penting yang jarang terjadi ini benar benar dimanfaatkan oleh Nhai dengan sebaik baiknya. Tak henti hentinya Nhai memandang wajah pria tampan didepannya, tak lupa juga dengan senyum yang terus terukir di bibirnya. Nhai cantik dan juga pintar itu sebabnya banyak pria yang ingin mengenalnya lebih dekat. Namun tidak dengan pria yang satu ini, bahkan untuk melirik Nhai saja mungkin tak ada niatan. Itu yang membuat Nhai jatuh hati pada pesona yang berbeda dari Adams. Menurutnya Adams sangat menarik dengan caranya sendiri, Adams terlihat keren jika bersikap acuh pada wanita yang menggodanya.

"Keren..."

"Hah?" Adams heran kenapa tiba tiba Nhai mengatakan kata keren dengan tiba tiba.

"Ah...mak.. maksudku cakarnya terlihat keren dibandingkan dengan cakaran hewan buas pada umumnya" Nhai gelagapan menanggapi Adams, namun dengan cepat Adams percaya percaya saja.

"Ooohhh...aku pikir kau sedang memujiku barusan" perkataan Adams membuat jantung Nhai berdegup lebih cepat dari normalnya.

("Aku memang sedang memujimu wahai makhluk tampan") ucap Nhai dalam hati.

"Kau suka dipuji?"

"Siapa yang tidak suka dipuji?, Bahkan orang paling bodoh jika dipuji pasti akan kegirangan".

"Tapi jujur...kau memang cukup keren untuk melakukan hal hal seperti ini"

"Seperti apa?" Tanya Adams sedikit menggoda.

"Meneliti....dan juga mengamati hal hal berbau misteri" jawab Nhai malu-malu.

Adama mendekatkan wajahnya pada wajah Nhai. Jarak diantara mereka mengikis sedikit demi sedikit. Nafas Nhai tercekat saat mata mereka bertemu. Pemandangan indah jika diabadikan sebagai momentum kenangan untuk Nhai nantinya.

"Bicara tentang misteri....aku punya pertanyaan untukmu" masih dengan posisi yang sama Adams melanjutkan perkataannya.

"Apa kau percaya vampir itu ada?"
Pertanyaan Adams tak membuat Nhai mengalihkan pandangannya. Justru gadis itu menjawab dengan semakin mendekatkan wajahnya pada Adams. Hanya tersisa 10 cm untuk mereka bisa berciuman.

Bloody Month (black calendar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang