We will know each other

3.3K 451 164
                                    

Chapter 15

Sedikitpun Aksa tidak bisa mencegah permintaan Mayu yang ingin bergabung bersama teman-temannya. Memang penampilan Mayu saat ini tidak mencerminkan orang tua atau om-om yang mungkin di khawatirkan akan sangat jomplang dengan Aksa maupun teman-temannya. Bukan tanpa alasan Aksa takut dikira dimomong om-om apabila Mayu kekeuh bergabung.  Salahkan saja fashion yang dikenakan laki-laki itu dalam kesehariannya yang sama sekali tidak terlihat anak mudanya, padahal usia Mayu masih setara masnya. Namun mas Mario justru terlihat jauh lebih muda dari usia aslinya. Di saat-saat tertentu bahkan orang-orang mengira Aksa dan masnya hanya berjarak setahun dua tahun, padahal kenyatannya usia mereka terpaut cukup jauh.

Akan tetapi, sepertinya Aksa sedikit menyesal berpikir demikian, saat ini penampilan Mayu terlihat lima tahun lebih muda dari usia aslinya. Sangat trendy dan kekinian namun meskipun penampilannya sudah muda, pikirannya tetap tidak bisa menanggalkan kesan oldmoney, aristokrat dan glamournya.

“Kan bisa bawa mobil, kenapa mesti bawa motor?”

Tanya Mayu heran terhadap dua anak muda yang katanya teman Aksa. Masing-masing dari mereka membawa motor sejenis nmax dan juga vespa. Kedua orang itu saling melempar pandangan lalu beralih ke Aksa. Anyway, Aksa sudah memperkenalkan mereka satu sama lain.

Aksa tampak menarik napasnya pelan guna menetralkan rasa geregetannya terhadap Mayu. Ini salah satu kemalasan Aksa mengajak si bapak itu. Tidak bisa down to earth, segalanya harus sesuai keinginan dia, lupa bahwa tidak semua orang bisa mengikuti standarnya.

“Mana seru, om.”

Ucap salah satuteman Aksa yang terlihat tengil. Mayu langsung melempar tatapan tajamnya karena dipanggil om oleh anak itu.

“Nanti lepek dan berdebu.”

Balas Mayu datar.

Yaudah om gausah ikut aja gimana?”

Ucap si tengil.

“Siapa nama kamu?”

Tanya Mayu kepada teman Aksa yang berwajah tengil itu.

“Ardi, kan udah kenalan kita, om.”
Ucapnya dengan nada polos, namun Mayu sudah terlanjur emosi dengan teman Aksa yang tidak ada etika itu, menurutnya.

“Dengar ya, Ardi. Pertama, saya bukan om kamu dan kedua, saya tidak suka pakai motor.”

Ucap Mayu tajam tanda si bapak sudah tersulut emosi dengan ketidak-sopanan si Ardi. Aksa memijit kepalanya yang mendadak pening, merasa ingin menyerah dengan perdebatan kedua orang tersebut.

“Pak, saya udah janji sama mereka. Kalau pak Mayu gabisa naik motor. Gapapa kok kalau batal ikut.”

Ucap Aksa, berharap banget Aksa agar Mayu mengurungkan niatnya bergabung ke geng anak muda itu. Aksa mengerti tingkah Ardi yang mulutnya tidak bisa di rem dan juga Mayu yang memiliki mood tidak stabil. Tidak lucu nanti saat tengah menikmati ronde sembari menatap suasana alun-alun Jogjakarta, Mayu dan Ardi malah berakhir baku hantam.

“Saya tetap ikut.”

Ucap Mayu tidak terbantah. Aksa sudah kesal namun tidak kuasa melawannya.

Yaudah, terserah pak Mayu tapi kita bertiga tetep mau naik motor.”

Ucap Aksa kini berpihak ke Ardi. Mayu berjalan mendekati Aksa dan menatap tajam anak itu.

“Begini saja pak, gimana kalau kami bertiga tetap naik motor, pak Mayu bisa nyusul di belakang dengan mobil?”

INTERLUDE  - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang