I feel it

3.9K 457 172
                                    

Chapter 27

Aksa terbangun karena suara alarm yang cukup keras, anak itu tampak meregangkan otot tubuhnya namun terhenti karena merasa sesuatu tengah memeluknya dengan erat dari arah belakang. Dialihkannya posisinya untuk menghadap ke tempat  dimana si sumber kehangatan berada. Tertangkap wajah tampan mempesona dengan mata terpejam erat dan suara napas yang masih teratur. Aksa tidak tau sebaik apa Tuhannya dalam memberikan kasih-Nya terhadap Aksa. Bahkan Buddha mewujudkan harapannya untuk menghadirkan Mayu dalam mimpinya.

Aksa membeku sejenak, masih setia menikmati wajah tampan Mayu yang dalam keadaan tertidur tersebut seolah memanggilnya untuk menciumnya seperti di rooftop hotel kemarin. Namun Aksa juga merasa sedih, ini hanya mimpi karena yang mendapatkan secara nyata hanya Elena. Entah sampai kapan mimpinya ini akan bertahan namun yang pastinya Aksa sama sekali tidak ingin terbangun. Seolah segala harapannya kini hanya berpusat pada Mayu.

Aksa beralih mengusap halus pipi Mayu dengan penuh kasih. Tolong siapapun, jangan bangunkan Aksa sampai dirinya puas mewujudkan kasih sayangnya pada si dominan. Aksa berencana kembali mencuri sebuah ciuman dari bibir Mayu, tidak apa-apa meskipun hanya dalam mimpi. Aksa akhirnya bisa melakukan hal yang tidak bisa dirinya lakukan pada Mayu di dunia nyata, memeluknya dalam tidur dan memberikan banyak cintanya.

Tanpa ragu dan  penuh percaya diri, Aksa akhirnya berani mendekatkan bibirnya pada yang dominan, namun bukan ciuman penuh gairah melainkan hanya berupa kecupan halus. Saat akan menjauhkan kepalanya, sebuah tangan terasa menahan dari belakang kepalanya. Aksa langsung tertegun. Otaknya mendadak kosong dan mulai sadar  bahwa terdapat hal aneh. Bibir yang Mayu membalasnya dan kembali memberikan ciuman tegas yang menuntut seperti waktu di rooftop The Edge. Aksa sampai kelimpungan sendiri dan langsung memutuskan tautan bibir tersebut. Mayupun akhirnya bangun sepenuhnya. Aksa juga mengubah posisinya menjadi duduk bersila. Dengan ekspresi wajah yang blank Aksa memperhatikan Mayu dengan seksama, Mayu menaikkan satu alisnya heran dengan reaksi si intern kesayangan. Setelah itu secara tiba-tiba Aksa memegang kepalanya yang mendadak berdenyut sakit.

Kenapa Mayu terlihat sangat nyata? Apakah dirinya tidak bermimpi dan Aksa memang tidur berdua bersama Mayu?

“Aksa?”
Panggil Mayu pelan, wajah anak itu menyiratkan banyak tanda tanya dan rasa heran yang menyerang bersamaan.

Akh sial! kini bahkan suaranya juga terdengar nyata.”

Ucap Aksa sambil menepuk-nepuk kepalanya. Masih berpikir bahwa dirinya berada dalam mimpi.

“Mas Mario, bangunin adekmu mas sebelum menggila.”
Guman Aksa sendirinya, Mayu masih memperhatikan hal yang Aksa lakukan dengan alis yang bertaut tajam. Kenapa lagi anak itu. Dan siapa Mario?

Aksa are you fine?”

“Pak Mayu kok bisa ngomong?”
Ucap Aksa tidak menjawab pertanyaan Mayu.

“Maksud kamu?”

Gak ini pasti mimpi, siapapun tolong bangunkan saya!”
Ucap Aksa random sementara Mayu mulai memandang ngeri pada Aksa.

“Mimpi yang gimana?”

Tanya Mayu menyadarkan Aksa bahwa mereka dalam keadaan nyata dan tidak dalam mimpi seperti pikiran Aksa. Apakah anak itu masih terpengaruh alcohol sampai membuatnya tidak bisa membedakan garis kenyataan dan khayalan. Aksa masih ngebug, matanya mulai berpendar mengelilingi ruangan. Semuanya memang tampak nyata. Aksa bahkan mencubit pergelangan tangannya, lalu beralih menyentuh badannya yang terbalut piyama sutra sementara Mayu bertelanjang dada. Otak Aksa semakin kosong karena kini dirinya sudah sepenuhnya sadar.

“Pak Mayu ngapain? Saya ngapain? Ya Tuhan! Kita abis ngapain?!”

Teriak Aksa panik langsung lompat dari tempat tidur Mayu. Mayu masih memandang internnya dengan tatapan heran. Masih tidak paham apa yang coba Aksa lakukan.

INTERLUDE  - MILEAPO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang