Angin sejuk berembus dibalik leherku. Hari ini, karena aku kalah taruhan sama Aira aku dipaksa buat temenin dia jalan-jalan ke taman kota. Aku pikir dia bakal lupa sama taruhan main bulu tangkis itu, soalnya pertandingan minggu kemarin itu aku kalah dan dia minta ditemeninnya minggu sekarang.
Sambil menunggu dia datang, aku sibuk membaca sebuah buku kecil di bawah rimbunnya daun pohon yang berguguran. Suasana ini mengingatkan ku pada kampung halamanku waktu aku masih kecil. Suasana sejuk, pohon yang rimbun, dan pemandangan gunung yang memanjakan mata.
Tapi sayang di sini gak ada gunung, lagi pula tempat ini bukan daerah dataran tinggi.
Saat aku sedang asyik membaca, tiba-tiba ada tangan seseorang yang menutup mataku.
" Siapa? " tanyaku.
Orang itu gak menjawab apapun. Aku meraba tangannya. Jari-jari yang ramping dan panjang, kulit yang halus, dan juga ada sebuah gelang kecil di tangan kanannya. Saat aku tau lengan ini memakai gelang, aku langsung tau siapa yang ada di belakang ku.
" Aira, itu kamu kan? "
" Haha, gak seru ah kamu langsung tau. "
Aku lalu menoleh ke belakang, dan kulihat Aira tampak sangat cantik menggunakan baju berwarna biru muda dibalut dengan mantel berwarna abu.
" Kamu nunggu dari tadi? " tanya Aira.
" Ya lumayan, tapi aku sengaja datang lebih awal soalnya di rumah gak ada siapa-siapa. " jawabku.
" Ehh? Emang ayah sama ibu kamu pada ke mana? "
" Mereka diundang di acara hajatan temennya ayah. "
" Kok kamu gak ikut, kan biasanya kalau ada hajatan gitu suka ada tukang mainan yang berjejer. " ejek Aira.
" Dih, dikira aku anak kecil apa. "
" Haha, bercanda. "
Kayak yang aku omongin tadi, aku datang satu jam lebih awal dari waktu yang dijanjiin sama Aira. Makanya aku sengaja bawa buku novel ku biar aku gak terlalu gabut nungguin Aira.
" Jadi kita mau ke mana? " tanyaku.
" Ya temenin aku jalan-jalan. Aku mau refreshing otak, soalnya seminggu kemarin tugas pada numpuk. "
" Mau jalan-jalan ke mana? "
" Ya ke mana aja, mumpung kita lagi di alun-alun kan. Ayo. "
Dia menarik tanganku buat bangun dari bangku. Karena aku gak tau betul tempat mana saja yang bagus di alun-alun kota ini, jadi aku hanya mengikuti Aira saja di sampingnya.
Karena hari ini hari libur, jadi di sini agak ramai dari biasanya. Banyak juga jajanan-jajanan menarik di pinggir jalan. Dan aku juga lihat ada satu toko eskrim yang sangat penuh dipadati oleh para pembeli.
" Yah~ tokonya rame banget, padahal eskrim di sana enak-enak. " ucap Aira dengan nada kecewa.
Melihat banyak orang mengantre sampai ke luar gitu udah ngebuktiin sih kalau eskrim di sana enak. Aku juga gak yakin kalau kita paksain buat ikut ngantre bakal masih kebagian apa enggak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Ku Dengan Cewek Yang Terlalu Sempurna
RomanceApa jadinya jika mempunyai teman yang sempurna dalam segala hal? Baik, pintar, rajin, dermawan, sederhana tapi kaya raya. Bisa dibilang semua hal kebaikan ada di dalam dirinya. Tapi aku yakin tidak ada manusia sesempurna itu di dunia ini. Sebelum ma...