BAB 4. QUEEN

30 18 3
                                    

Hari Kayla memutuskan untuk berlatih untuk acara kampus, karna sesungguhnya Kayla adalah orang yang beruntung di ukm tari atau seni, karna ia adalah salah satu orang yang terpilih untuk tampil dari banyaknya orang yang mengikuti seleksi.

Kayla menari , di lihat banyak orang yang ada di tempat latihan, badannya bergerak sesuai irama musik, para senior melihat dengan tersenyum, dan Kayla sangat santai menari tanpa terburu buru.

Setelah kayla selesai menari, semua orang disana bertepuk tangan sambil memuji Kayla.
"Bagus banget Kay, lentur gitu badannya," ucap Rania, salah satu anggota tari yang seangkatan dengannya.

"Ga salah semua milih lo buat ikutan, bagus banget," ucap yang lain.

Kayla tersenyum, sambil berterimakasih. Namun disisi lain, seseorang yang berada di pinggir jauh dari kerumunan orang orang, dengan ekspresi yang datar menggertakan gigi nya, matanya melotot seperti tak terima jika Kayla yang mendapatkan semuanya, dari pacar yang tampan, cantik yang natural tanpa make up, rambut panjang yang indah, suara yang juga bagus, tarian yang selalu saja seirama dengan lagu , salah satu murid yang pintar di fakultas, dan juga menjadi brand ambassador salah satu produk kecantikan ternama.
"Kenapa selalu lo? kenapa bukan gue?" Ucap seseorang itu, dan kemudian seseorang itu pergi dari tempat latihan.
Namun jika di pikir, mengapa hidup Kayla sangat sempurna? siapa yang melihatnya pasti ingin merasakan menjadi Kayla, menjadi gadis yang populer dan sangat berbakat.

*****

Flashback saat Devan dibar

"Dev, aku tinggal dulu ya sebentar," ucap seorang wanita yang memang pergi bersama Devan malam itu, panggil saja wanita ini Lika. Gadis dengan tubuh yang lumayan berisi, dan termasuk body yang diinginkan para wanita.

Devan yang sudah merasakan pusing akibat alkohol, duduk di kursi, menatap kepergian Lika. Pria itu memijat keningnya yang sangat amat pusing

"Hai, gue boleh duduk disini." Ucap seorang wanita yang baru saja datang.
Wanita itu berpakaian lumayan terbuka.
Devan mendongak menatap wanita itu, mengerutkan kening, mencoba memfokuskan penglihatan nya. Kemudian , pria itu mengangguk.

"Devan ya? kesini sendiri? kenapa ngga bareng pacar kamu?" Ucap wanita itu. Devan menatap wanita itu dengan mata yang berat.

"Kayla ngga bisa minum, jadi ngga gue ajak." Ucap Devan singkat.

"Oh, begitu." Ucap wanita itu. Devan mengangguk menanggapi.

"Eh, bentar deh, mata kamu kok.." wanita itu menggantungkan ucapan nya, ia memajukan tubuhnya , sampai wajah mereka sangat dekat.
Mata Devan beralih pada bibir merah muda wanita itu, namun sebelum kejadian lain, Lika wanita yang membawa Devan ke bar datang, ia menarik tangan wanita yang berbaju sexy itu.

"Sorry, dia bareng gue. "Ucap Lika, ia kemudian menarik Devan yang sudah mabuk pergi keluar dan memesan satu taxi. Lika mendorong Devan masuk, pria itu sudah hampir kehilangan kesadarannya.
Lika menyandarkan badannya pada kursi penumpang. Namun, tiba tiba, Devan bergerak, mengunci pergerakan nya, menatap Lika sejenak, kemudian mencium wanita itu, sedikit kasar. Namun, Lika yang masih waras dan ingat jika Devan memiliki kekasih ia langsung mendorong Devan kembali ke kursi di sampingnya.

Flashback off..

Kayla selesai latihan, ia kemudian menunggu Devan menjemputnya setelah mata kuliahnya selesai. Dilihatnya, Devan yang membawa motor. Devan berhenti di depan Kayla.
"Ih kamu tumben banget bawa motor," ucap Kayla.
Devan memberikan helm kepada Kayla sekalian memasangkan helmnya.
"Mau motoran keliling kota bareng kamu. Bosen pake mobil terus." Ucap Devan, Kayla tersenyum ia kemudian menaiki motor Vespa berwarna putih itu.

"Kamu tau ngga Kay, aku pengen kayak gini sama kamu udah dari satu bulan yang lalu, cuma kita jarang ada waktu." Ucap Devan. Kayla mengeratkan pelukannya pada pinggang Devan.

"Dev, mau jajan telur gulung itu." Ucap Kayla. Devan dengan senang meng iyakan, ia kemudian berhenti pada pedagang kaki lima yang menjual telur gulung.

Kayla sudah mendapatkan telur gulungnya, ia memakan bersama dengan Devan, saling siap dan tertawa dengan bercandaan Devan.

"Kay, nanti malem aku ngga main ke kamu dulu ya? aku mau ada urusan lain." Ucap Devan.

"Oh, karna itu kamu mau jalan jalan bareng aku dulu? hahaha" ucap Kayla. Sebenernya, Devan jarang mengajak Kayla jalan setelah kuliah karna Devan takut Kayla kecapean. Namun kali ini, tanpa rencana Devan mengajak Kayla.

"Hahah iya," ucap Devan.

"Dev, aku denger denger cewe yang main sama kamu club..suka sama kamu?" Ucap Kayla. Devan merangkul Kayla, mengacak rambut Kayla kemudian tertawa.
"Terus kenapa? aku ngga peduli, aku kan suka sama kamu doang Kay," ucap Devan, perkataannya itu membuat Kayla tersenyum.
Wanita itu mudah di buat tersenyum oleh orang yang ia cintai, seperti Kayla saat ini, tadinya jika Devan salah menjawab Kayla akan over thinking semalaman dan bangun dengan mata yang sembab. Jujur bagi Kayla, sulit untuk menjaga Devan, karna Devan adalah orang yang cukup ramah dan populer, dan Kayla selalu merasa jika ia tidak pantas bersama dengan Devan. Namun, setiap Kayla terlalu banyak berfikir seperti itu, Devan datang dan membuat jawaban yang menenangkan.

"Ayo, jalan jalan lagi." Ucap Devan, ia memasangkan helm kembali dan membantu Kayla naik ke atas motor nya.

Mereka berjalan jalan sambil mengobrol apapun yang ada di otak mereka, saling mencurahkan apa yang terjadi hari ini dan masih banyak lagi.

"Devan, ayo ke pantai!" Teriak Kayla dengan senang.

"Let's go to beach !!" Teriak Devan. Keduanya tertawa dengan senang.

Hayyieee , jangan vote , komen, dan follow

BERTAHAN TERLUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang