BAB 10. HAMPIR

11 5 2
                                    

Malam ini Kayla, Maya , Sheila, Devan , Cepi dan Raka sedang berkumpul untuk sekedar berbincang, namun tempat mereka terpisah walaupun berkumpul di warkop yang sama.

"Cielah, gimana nih yang udah nikah malper nya," ucap Devan mengawali.
Raka menyeruput kopinya sedangkan Cepi hanya mengangguk dengan sebatang rokok di tangannya.

"Sedep Dev, cobain dah." Ucap Raka, ia kerkekeh.

"Cobain punya bini lo?" ucap Cepi.

"Bukan anjing, maksudnya cari cwe, nikahin, cobain, bukan punya bini gua Lo cobain, bangsat." Ucap Raka, Devan hanya menggeleng geleng menatap pertengkaran kedua sahabatnya itu.

"Ck, gue ngga suka sih cari cewek buat penasaran gitu doang, Rak," Ucap Cepi, dengan tangan telunjuk dan ibu jari di dagu.

"Terserah lo cep. Btw, Gua ngerasain hawa mencekam," ucap Raka, ketiga pria itu menoleh menatap ketiga gadis nya yang menatap sinis namun hanya ke arah Devan.

"Liat dah, serem amat anjir, mana ngeliatin Lo," ucap Cepi pria itu menunjuk ke arah Devan.

"Lo punya salah, Dev?" Tanya Raka Devan menggeleng.

"Waktu itu gua pernah ngebentak Kayla tapi itu udah lama, gua cemburu dia deket sama yang lain." Ucap Devan menjelaskan.

"Ngomong ngomong ya, Dev, gua pernah liat lo balik bareng cewek, rambutnya panjang, sekampus sama Lo, siapa dah itu." Ucap Cepi.

Deg.

Jantung Devan berdegup lebih kencang. Apakah semuanya akan diketahui sekarang? namun, ia mencoba bersikap tenang agar tidak ada kecurigaan, Ia meminum kopinya.

"Lo selingkuh ngab? kalau selingkuh diem diem aja dah, kalau ketahuan bisa ancur idup lo, liat dah tadi aja udah sinis begitu , tinggal bacotnya aja belum keluar." Bisik Raka sambil melirik ke arah ketiga gadis itu.

"Woi, siapa juga anjing yang selingkuh terang terangan." Ucap Cepi tangannya terangkat menampar bahu Raka sedangkan Raka memperbaiki posisinya sambil mengusap bahu.

"Itu sepupu gua," ucap Devan dengan santai, sedangkan Raka dan Cepi hanya mengangguk paham.

"Tapi kok lo ngga bilang punya sepupu begitu, satu kampus lagi." Ucap Cepi.

"Gue juga baru tau, ternyata dia sepupu jauh sama gue, baru sekarang sekampus." Ucap Devan dengan tenang, ia sepertinya berhasil kedua temannya itu tidak lagi bertanya tanya. Jujur saja, Devan ingin memberitahukan masalah ini pada teman temannya namun ia harus menjelaskan masalah ini pada waktu yang tepat. Devan selalu berfikir bagaimana reaksi Kayla jika mengetahui jika pacar yang sangat ia sayang ternyata berbuat se jelek itu pada wanita lain sampai hamil, ya walaupun belum tau apakah wanita itu kandung adalah anaknya atau anak dari pria lain.

Mereka berbincang bincang banyak, dimulai dari berbincang soal kampuss, bisnis yang akan di bangun bersama dan banyak lagi.

"Rak, ayo pulang, udah malem," ucap sheila, gadis itu berdiri disamping Raka.

"Yaelah baru jam segini, biasanya juga lebih malem," ucap Devan menatap kedua pasangan itu.

"Maneh kaya teu nyaho panganten anyar wae, Dev ( kamu kaya ga tau pengantin baru aja, Dev ) ." Ucap Cepi pria itu kemudian terkekeh, begitu juga Devan, seakan paham apa yang dimaksud cepi, Raka memukul bahu Cepi sambil tersenyum.

"Aku juga mau pulang, ayo Dev." Ucap Kayla, mendengar itu Devan berdiri dari kursinya.

"Yahhh, gue sama siapa dong baliknya?" Ucap Maya, gadis itu menghentak hentakan kaki, melihat teman temannya di antar pacar serta suami masing masing sementara ia akan pulang sendiri.

"Noh, si Cepi ada," Ucap Raka ucap pria itu melirik Cepi yang tengah merapihkan bajunya.

"Yakin si gue bakalan di marahin bokap kalo balik di anter cowok," Ucap Maya menatap melas ke arah Cepi dan Raka.

"Gapapa, terima nasib anak strict parent." Ucap Kayla sambil tertawa.

"Gapapa, ayo dah yang bakalan di marahin lo ini,"  Ucap Cepi.

"Dih, gitu." Ucap Maya ia melihat cepi sinis kemudian memberikan jari tengahnya kepada Cepi.

"Ayo, balik kaga, daripada sendiri yang ada ntar lo di bungkus om om," ucap pria itu.

"Iya ya, gue lucu gini pasti om om ngelirik gue, yaudah ayo." Ucap Maya.

"Gua duluan ya kawan," ucap Cepi, sambil melambaikan tangan. Sahabatnya itu hanya tertawa melihat tingkah Cepi dan Maya.

Devan, Kayla, Raka, dan juga Sheila berjalan bersama keluar warkop, Kemudian saling pamit untuk pulang.

Devan mengantarkan Kayla, dari awal perjalanan tangan kiri Devan menggenggam tangan kanan Kayla sambil mendengarkan music.

Sampai di depan gedung apartemen Kayla, Devan memberhentikan mobilnya sekaligus melepas tautan tangannya pada kekasihnya itu. Devan tersenyum mengelus rambut Kayla.
Kayla menggerakkan tubuhnya, mengecup singkat bibir Devan sebagai tanda perpisahan untuk malam ini.

"Byee, bubbie." Ucap Kayla, gadis itu keluar dari mobil, gadis itu masih tersenyum sampai menutup kembali pintu mobil.

"Bye, sayang, good night." Ucap Devan. Setelah melihat Kayla masuk ke dalam gedung, Devan langsung pergi untuk pulang dan ber istirahat namun sebelum pulang ia pergi ke salah satu toko untuk membeli beberapa mie dan minuman.

Devan berjalan mencari akan membeli mie apa, setelah ketemu ia langsung membayar ke kasir.

Di luar terjadi keributan, ada sepasang kekasih yang saling berteriak.

"Kamu kira aku ngga punya mata? kamu kira aku ngga bisa nyimpulin apa yang aku lihat?!" Teriak wanita itu, sedangkan di pria berusaha menjelaskan apa yang sebenernya terjadi, namun sepertinya sang wanita enggan untuk mendengar penjelasan yang bohong itu, wanita itu menangis sambil menutup telinganya.

Devan menatap pasangan itu, apakah ia dan Kayla akan begitu nanti? Apakah hubungan ia jalin akan berakhir seperti itu?

"Mas," ucap sang kasir, namun , Devan masih tenggelam dalam pikirannya.

"Mas," ucap sang kasir lagi.

"Eh, ya, ini uangnya." Ucap Devan ia mengeluarkan uang dan membayar semuanya, Devan mengambil belanjaan nya itu kemudian pergi pulang.

Haloo, udah berapa hari ya ngga update
Aku lagi sibuk banget, sibuk nonton hehem

Have fun sama cerita aku ya, kalau ada kekeliruan tolongg ingetin aku.

Terimakasih jangan lupa untuk vote.

BERTAHAN TERLUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang