BAB 9. BUKAN HAL BAIK

22 13 4
                                    

Siang ini di mall, Kayla dan Devan berjalan jalan untuk sekedar berbelanja bulanan untuk Kayla dan Berjalan jalan membeli yang harus dibeli. Devan melirik ke arah baju dan dress wanita, ada yang membuatnya tertarik, ia menarik tangan Kayla masuk kesana ia mengambil baju itu.

"Pake deh, Kay, itu bagus di kamu." Ucap Devan.

Kayla melihat ke arah harganya, ia kemudian menatap Devan.
"Ini lumayan mahal, Dev." Ucap Kayla, walaupun Kayla lahir dari keluarga kaya ia selalu di ajarkan untuk membeli sesuatu yang lumayan murah namun dengan harga yang bagus, dan ia juga di ajarkan cara berhemat.

"Gapapa kay, aku yang bayar, ayo coba." Ucap Devan ia mendorong Kayla masuk ke ruang ganti.

Devan sedang menunggu Kayla mencoba baju baru yang ia beli langsung di mall. Devan berdiri di depan ruang ganti. Ponselnya bergetar, tertera nama jalang disana, Devan menjauhkan tubuhnya dari ruang ganti kemudian mengangkat telepon itu.

"Dev, perut aku sakit." Ucap seseorang di seberang sana.

"Telepon dokter, ngapain nelpon gue?" Ucap Devan ia tak peduli dengan rintihan wanita itu.

"Ini anak kamu, kamu ngga peduli kalau dia kenapa kenapa." Ucap wanita itu.

"Ngga, suruh siapa lo nge goda gue duluan waktu gue ngga sadar?" Ucap Devan.

"Dev, perut aku sakit..serius," ucap wanita itu lagi.

"Gausah telepon gue, gue sibuk." Ucap Devan ia langsung mematikan panggilan telepon itu.

"Dev, kenapa, kok kamu kaya marah gitu?" Tanya Kayla yang baru saja keluar dari ruang ganti.

"Tadi masa ada tukang paket bilang kalau aku beli kucing online terus belum bayar." Ucap Devan. Kayla terkekeh.
"Mana ada kucing di paketin, yang ada mati Dev, gabisa nafas." Ucap Kayla.

"Liat, bagus ?" Tanya Kayla ia memutarkan badannya perlahan, Devan menaruh tangannya di dagu dan menunjukkan ekspresi menilai.

"Liat, bagus ?" Tanya Kayla ia memutarkan badannya perlahan, Devan menaruh tangannya di dagu dan menunjukkan ekspresi menilai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr : pinterest

"Semuanya, kalau kamu yang pake pasti keliatan cantik." Ucap Devan yang detik kemudian pinggang nya di cubit oleh Kayla.

"Jangan gombal, bisa gak?" Ucap Kayla , gadis itu kemudian pergi.

"Tapi kamu suka kan?" Ucap Devan mengikuti kayla.

"Berisik, Devan jelek!" Ucap Kayla, gadis itu tiba tiba berbalik membuat Devan juga ikut berhenti mendadak.

"Diem, ngapain masih ngikutin, aku mau ganti baju lagi." Ucap Kayla. Devan kemudian berhenti ia melihat baju baju lain.

Kayla keluar dengan pakaiab yang sebelumnya.
"Mbak, bungkus ini ya." Ucap Kayla gadis itu kemudian mendekat ke arah Devan.

"Dev, aku mau ke kamar mandi dulu ya," ucap Kayla gadis itu berjalan cepat menuruni tangga.

"Belum juga gue ngomong iya atau ngga," ucap Devan.

Pegawai disana memanggil Devan untuk membayar baju yang Kayla coba tadi, Devan kemudian mengikuti sang pegawai dan langsung membayar.

Tiba tiba seseorang menelpon Devan, disana tertera dengan nama 'babe' yang berarti Kayla yang menelepon.
"Halo, Kay, " ucap Devan.

"Dev, boleh beliin pembalut sama 'itu' ngga ? Hehe, aku dateng bulan." Ucap Kayla.

"Pembalut yang kayak biasa?" Tanya Devan, Kayla mengiyakan.

Devan buru buru mencari tempat membeli celana dan pembalut, membeli kemudian menghampiri ke depan toilet wanita.
Di depan toilet wanita Devan menoleh kanan kiri, ia bingung memberinya bagaimana, Kayla tidak bisa menghampiri nya, sedangkan ini toilet khusus untuk wanita.

Beberapa wanita yang baru keluar dari toilet memandang Devan was was.

Seorang wanita yang hendak masuk, Devan memanggil wanita itu
"Mbak, boleh kasihin ke orang di toilet ketiga di dalem?" Ucap Devan memberikan bungkusan hitam berisi barang yang dipesan Kayla.

"Boleh," ucap seseorang itu, kemudian seseorang itu masuk.

Beberapa menit kemudian Kayla keluar dengan memegangi perutnya.
"Sakit," ucap Kayla.

"Mau ke dokter?" Tanya Devan.

"Kamu kayak baru kenal aku aja deh, kan udah biasa kayak gini Dev, beliin minuman yang biasa, aku mau langsung pulang aja." Ucap Kayla.

"Oke,  babe." Ucap Devan, ia kemudian menuntun Kayla.

Sampai di parkiran, Devan membukakan pintu mobilnya mempersilahkan Kayla masuk.
"Ini minumannya," ucap Devan, memberikan minuman yang ia beli selagi jalan ke parkiran. Kayla menerima minuman tersebut kemudian meminumnya. Devan menjalankan mobilnya, menuju apartemen Kayla, di sana ia bertemu dengan Athena, kakak Kayla, ia kemudian menitipkan Kayla kepada kakaknya dan pergi ke sebuah tempat.

Devan memarkirkan mobilnya di salah satu apartemen, bukan, bukan apartemen miliknya.
Devan memasuki gedung itu, menuju ke lantai 10, memasukan kode dan masuk, di dalam terdapat gadis dengan rambut berantakan, dengan obat di tangannya.

"Udah mendingan?" Ucap Devan.
Gadis itu menoleh ia berdiri dan memeluk Devan.
"Udah, tadi kata dokter ini cuma kecapean,  bayi nya juga baik baik aja," ucap wanita itu.

Devan melepaskan rangkulan wanita itu padanya.
"Syukurlah, istirahat, gue mau pergi lagi." Ucap Devan pria itu kemudian berbalik.

Grep...

Tangan wanita itu melingkar di pinggangnya, kepalanya menyender di punggung Devan.
"Disini dulu, temenin gue sama bayi ini." Ucap wanita itu.

Devan menghembuskan nafas pelan, pria itu melepaskan pelukan wanita itu menggandeng tangan wanita itu untuk duduk di sofa dan menonton televisi.
"Gue masih ngga yakin itu anak gue, seharusnya lo paham," ucap Devan.

"Ini anak kamu, Dev. Kamu juga inget kita ngelakuin itu." Ucap wanita itu.

"Tapi lo, ngelakuin itu bukan cuma sama gue." Ucap Devan, wanita itu terdiam, memang benar yang dikatakan Devan namun ia yakin jika ini adalah anak dari Devan.

"Setelah lahir, gue bakalan tes DNA, gue atau bukan ayahnya," ucap Devan.

Wanita itu hanya terdiam, menatap layar televisi.
"Kalau benar ini anak kamu, nikahin aku, anak ini udah hampir dua bulan kandungan." Ucap wanita itu.

"Ya," ucap Devan singkat.

Bagaimana jadinya jika bayi itu adalah bayi Devan dan wanita itu? Bagaimana hubungan Devan dan Kayla jika kayla mengetahui semuanya? Apakah semuanya akan selesai tanpa adanya akhir bahagia?

Bagaimanapun akhirnya, bagaimanapun semua tokoh berakhir,  kita yang hanya sebagai penikmat cerita hanya bisa berdoa agar semuanya berjalan baik seperti yang kita harapkan..












Seee youuu next part guys! Loveeee youuu

BERTAHAN TERLUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang