Sudah seminggu Jisung sekamar dengan Jaemin, namun Jisung tetap saja belum terbiasa dengan keberadaan Jaemin yang selalu muncul secara tiba-tiba, Jaemjn juga tidak segan memeluk dan menciumnya dengan tiba-tiba. Jujur awal mula saat Jaemin memeluk Jisung, pemuda ular itu tak segan untuk memukuli Jaemin. Namun lama kelamaan Jisung merasa jenuh kemudian membiarkan pemuda itu melakukan apapun yang dia mau.
Bukan hanya itu saja Jisung juga penasaran dengan status yang dimiliki Jaemin, karena semua kata-kata Jaemin tidak bisa dibantah oleh siapapun, kecuali seorang Mitologi seperti Jeno.
Apakah Jaemin seorang Mitologi? Kalau benar begitu kira kira dia hewan apa? Phoenix? Kenapa dia bisa berpikir Phoenix? Hal itu dikarenakan Jisung sering melihat Jaemin yang tiba-tiba menghilang dengan kobaran api bersamanya. Apalagi saat Jaemin marah maka semuanya terasa panas dan juga Jaemin tidak segan segan membakar orang yang membuat dirinya marah.
Karena sibuk berpikir tentang Jaemin, Jisung hampir melupakan pesan Gion yang menyuruh Jaemin untuk hadir di gedung Nails.
Fyi, Gion adalah seorang penjaga asrama yang biasa nya terdiri dari kelompok para shio dan hewan. Gedung Nails adalah gedung tempat para tetua yang mengurus segala sesuatu tentang golongan manusia.
"Jaemin, Kau dipanggil para Nios ke gedung Nails" seru Jisung saat Jaemin tiba-tiba saja memeluknya dari belakang.
Jaemin mendengus para tetua yang menyebalkan itu pasti ingin mengganggu dirinya yang sedang menikmati masa-masa tenangnya. Nios adalah para tetua yang mengurus segala sesuatu tentang golongan manusia.
Jaemin menatap Jisung agak lama kemudian mengangguk, "Apapun yang terjadi ingat aku akan memiliki mu!"
Setelah itu Jaemin lagi-lagi menghilang dengan kobaran api. Jisung dibuat kebingungan dengan tingkah pemuda itu.
"Apa maksudnya?"
°°°°
Jaemin saat ini sudah berada didalam gedung Nails, dia menatap datar para Nios yang selalu berusaha menggagalkan rencana nya.
Selalu begitu para tetua yang serakah, mereka ingin menguasai dirinya.
"Ada apa kalian memanggil ku?"
"Kami hanya ingin memperingatkan mu bahwa kau tak pantas bersama seorang dengan status rendahan seperti pemuda ular itu!" Seru seorang Nios kepada Jaemin.
Jaemin menatap datar Nios Kang, dia tahu Nios Kang punya ambisi menikahkan putrinya dengan dirinya. Lalu dengan begitu Nios Kang akan mudah menguasai dirinya. Dan tentunya Jaemin tidak akan pernah membiarkan hal itu.
"Jika dia tak pantas untuk ku? Kira kira siapa yang pantas untuk ku?" Jaemin sengaja memancing Nios Kang.
"Tentunya seorang dengan status tinggi yaitu shio besar, dan sosok seperti itu ada di putriku! Dia terlahir dengan Shio besar, dia sangat cocok jika disandingkan dengan dirimu daripada ular berbisa itu!" Jaemin tersenyum, dirinya berhasil menjebak Nios Kang.
"Jika aku tak ingin menuruti kalian? Apa yang akan kalian lakukan?" Tantang Jaemin, dia cukup tahu bahwa meskipun seluruh Nios menyerang dirinya. Mereka tetap akan kalah karena kekuatan Jaemin itu tidak terbatas, dia adalah sang Phoenix yang abadi.
"Kami akan membunuh ular yang kau puja puja itu, karena dia telah melawan hukum yang telah kami tetapkan!" Jaemin mendecih, berani sekali Nios Kang berniat untuk membunuh pasangannya.
Phoenix adalah burung yang setia, jika dia sudah memilih pasangan maka dia akan selalu bersama pasangannya itu. Dan Phoenix itu sangat sensitif jika ada yang mengancam nyawa pasangannya. Phoenix bisa berubah menjadi monster yang mengerikan hanya dengan mendengar rencana pasangannya ingin dibunuh.
"Sebelum kalian membunuh kesayangan ku, maka aku akan mengirim kalian terlebih dahulu menuju neraka!"
Phoenix Jaemin mulai tidak terkendali, Jaemin saat ini diselimuti api yang sangat panas. Siapapun yang menyentuh Jaemin saat ini mungkin akan mati terbakar kecuali pasangan hidupnya.
Jaemin menjentikkan jarinya dan kemudian keluarlah bola api yang cukup besar, Jaemin melemparkan bola api itu tepat di depan Nios Kang.
"JAEMIN APA YANG KAU LAKUKAN? ARGH" teriak Nios Kang saat api itu mulai membakar dirinya.
Jaemin menyeringai senang, dirinya akan menghabisi siapa saja yang mencoba menghalangi hubungannya dengan Jisung. Dan orang yang pertama harus disingkirkan adalah Nios Kang.
Jaemin menghilang dan muncul tepat di belakang kursi kebesaran Nios Kang, dia menepuk pundak Nios Kang seraya berbisik, "Sebentar lagi kau akan mati! Matilah bersama impianmu yang tidak akan pernah tercapai itu"
Tak lama Nios Kang berubah menjadi butiran abu, Jaemin meniup abu itu dengan seringai diwajahnya.
Para Nios yang lain kini terlihat ketakutan, tentunya mereka tidak ingin bernasib sama dengan Nios Kang. Jaemin yang merasakan aura ketakutan pun tersenyum. Dirinya akan mengancam para Nios yang berani melawan dirinya.
"Kalian lihat apa yang terjadi dengan Nios Kang! Itu lah yang akan terjadi dengan kalian jika salah satu dari kalian berani menentang keputusan ku!"
"T-tapi ini semua demi kebaikan! kau harus memiliki keturunan dari seseorang yang sempurna bukannya dari kaum rendahan" ucap salah seorang Nios.
"Masa bodoh dengan keturunan yang kalian pikirkan! Aku akan menikahi Kesayangan ku apapun yang terjadi, dan jika ada salah satu dari kalian yang melukainya ku pastikan kalian akan merasakan api lava!"
"K-kau t-terlalu c-congkak, Jaemin!" Seru Para Nios Serentak, walaupun mereka agak terbata karena takut dengan Jaemin.
"Sudah sewajarnya aku congkak! Lagi pula aku lah yang terkuat! Aku terlahir sebagai seorang pemimpin! Jadi kalian tidak berhak mengatur seorang Raja seperti diriku! Aku adalah Rajanya para Raja!" Jaemin tersenyum angkuh, pemuda itu sama sekali tidak perduli dengan tatapan tak suka yang dilayangkan untuknya.
"Aku rasa sudah waktunya aku kembali ke kesayanganku, aku pergi dulu para pengecut"
Setelah berucap seperti itu Jaemin langsung saja pergi meninggalkan para Nios yang tak henti-hentinya menyumpahi Jaemin.