O9 ; Terbuka

1.5K 166 5
                                    

Setelah kejadian mimpi aneh nan menyeramkan yang menimpanya kini hubungan Jaemin dan Jisung semakin dekat. Jaemin benar-benar mempengaruhi Jisung agar sang ular tidak bisa pergi darinya.

Tapi menurut Jaemin hal ini masih kurang, Jaemin harus mencari cara agar dapat membersihkan pikiran Jisung dari mimpi-mimpi buruk yang selalu mendatanginya. Jaemin takut bahwa Jisung akan menyadari bahwa mimpi itu bukanlah ilusi yang diciptakan oleh sang pembuat mimpi untuk melemahkan Jisung, karena nyatanya mimpi itu adalah kehidupan mereka yang sebelumnya.

"Jaemin, kau tahu mimpi itu selalu mendatangi ku. Jisung yang ada di dalam mimpiku selalu mengatakan bahwa aku bodoh! Aku terjebak dengan omongan mu! Itu membuatku bingung harus mempercayai siapa." Adu Jisung yang menyandarkan kepalanya di bahu lebar Jaemin.

Jaemin mengelus rambut Jisung lembut, "Jisung, kau harus percaya padaku! Kau ingat bukan aku adalah seorang Phoenix, sudah banyak kehidupan yang aku lalui sehingga aku sangat mengenal cara-cara musuh mempengaruhi kita. Dan salah satunya adalah mengirimkan mimpi buruk agar kau seperti ini!"

Iya, belakangan ini Jisung menjadi lesu. Tidurnya tidak nyenyak, matanya menghitam, kepala pemuda ular itu mendadak pusing karena kekurangan tidur.

Sungguh jika terus seperti ini maka Jisung benar-benar akan kalah dari musuhnya.

"Jadi aku harus bagaimana Jaemin? Aku benar-benar lelah! Aku ingin tidur yang nyenyak agar aku bisa melawan musuhku dengan tenaga yang prima." Seru Jisung putus asa.

Jaemin diam tidak menjawab, dia sedang menerka-nerka tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Karena Jaemin yakin bahwa kupu-kupu biru itu tidak dapat mempengaruhi pikiran Jisung. Apalagi kamar ini di dominasi dengan kekuatannya yang merupakan seorang Phoenix. Jadi sulit bagi kupu-kupu itu untuk mempengaruhi Jisung.

Kemungkinan mimpi-mimpi Jisung adalah pertanda bahwa ingatan Jisung akan segera kembali, Jaemin harus menghentikan hal itu. Tapi untung saja musuhnya mengirimkan kupu-kupu biru jadi dia bisa membuat dalih dengan hal itu.

Namun, cara ini tidak akan mungkin bertahan lama karena besok malam adalah malam perkumpulan para ular.

Dimana ular-ular muda akan mendapatkan ingatan mereka di kehidupan yang sebelumnya dan juga penglihatan bagaimana hidup mereka di masa depan.

Jaemin yakin jika Jisung pasti akan pergi lalu Jisung akan mendapatkan segala penglihatan tentang masa lalunya. Kemudian pemuda itu akan membenci dirinya dan memilih untuk meninggalkan dirinya seperti Jisung yang dulu. Jaemin tidak ingin hal itu kembali terjadi, sepertinya Jaemin harus menyusun rencana secepatnya.

"Jaemin kenapa diam saja?" Tanya Jisung yang bingung.

Jisung menepuk bahu Jaemin menyadarkan Jaemin yang masih sibuk memikirkan cara untuk menghentikan Jisung pergi.

"Itu, aku sedang memikirkan tentang pertandingan." Jaemin memberikan alibi yang menurutnya cukup logis.

Jisung mengangguk, "Ngomong-ngomong lusa aku akan bertanding melawan elang! Kau tau kan bahwa ular dan elang itu sangat bermusuhan?" Adu Jisung.

Jaemin mengangguk, jika elang bertemu ular hanya ada satu pilihan yaitu mati atau lari. Karena elang benar-benar tidak akan melepaskan ular sebelum dia mati.

Tapi bukankah hal ini bisa dimanfaatkan untuk mencegah Jisung pergi?

Satu hal yang orang-orang tidak ketahui bahwa elang adalah pengikut setia sang Phoenix. Mereka tidak akan pernah melawan Phoenix dan akan selalu menurut pada perintah Phoenix.

Tapi bagaimana caranya Jaemin memajukan pertandingan? Ah, benar! Jaemin adalah penguasa, sepertinya dia harus memaksa para tetua untuk segera menyelenggarakan pertandingan. Kemudian Jaemin menyuruh sang elang untuk melukai Jisung.

Jika Jisung terluka dengan cukup parah, maka dia tidak akan bisa pergi kemana-mana. Apalagi Jisung memiliki saudara protektif seperti Renjun yang pastinya melarang tegas Jisung untuk pergi kemanapun ketika terluka.

Dengan begini Jaemin masih bisa mengulur waktu sampai dia menemukan cara untuk menghentikan penglihatan masa lalu Jisung.

"CK, Jaemin! Lagi-lagi kau mendiami diriku! Menyebalkan! Lebih baik aku pergi jika terus kau diami seperti ini!" Seru Jisung kesal karena Jaemin mendiamkan Jisung.

"Maaf, aku hanya memikirkan bagaimana caranya agar kau menang melawan elang."

"Benarkah? Kau mengkhawatirkan aku?" Tanya Jisung.

Semenjak Jaemin menenangkan dirinya yang selalu mendapatkan mimpi buruk, Jisung mulai melunak pemuda ular itu kini memutuskan untuk menerima Jaemin yang memaksa masuk kedalam hidupnya.

Jaemin mengecup dahi Jisung, kemudian memeluk tubuh pemuda itu dari belakang. Menyandarkan kepalanya di bahu Jisung.

"Tentu saja, bagaimana mungkin aku yang merupakan suamimu tidak khawatir jika lawanmu adalah musuh yang cukup kuat?"

Jisung yang mendapatkan perlakuan seperti ini memerah, Sepertinya keputusan Jisung untuk membuka diri kepada Jaemin tidak lah salah.

Power Inside : JaemSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang