Jaemin mendatangi para tetua, dia datang dengan wajah sombongnya karena otoritas tertinggi di sini adalah dirinya.
Jaemin masuk ke ruangan di mana para tetua berkumpul, Jaemin berdiri ditengah-tengah meja yang melingkar.
"Apa yang ingin kau lakukan Jaemin?" Tanya salah seorang tetua.
"Majukan acara pertandingan ular dengan elang! Jika tidak kalian akan tau apa akibatnya," Ucap Jaemin dengan nada penuh ancaman.
Semua orang tertunduk, mereka tak bisa menolak perkataan Jaemin yang mutlak. Jaemin benar-benar mengendalikan semuanya sesuai dengan keinginannya.
Namun, para tetua mengerutkan keningnya ular di tempat ini hanya ada satu yaitu Jisung dan setahu mereka Jaemin sangat mencintai Jisung tapi kenapa Jaemin ingin membuat Jisung bertarung?
Apakah Jaemin sudah bosan dengan Jisung sehingga ingin Jisung mati di tangan musuh bebuyutan Jisung yaitu elang? Jika begitu mereka ada kesempatan untuk menjodohkan anak mereka kepada Jaemin bukan?
"Kenapa anda menginginkan pertarungan ini? Bukankah Jisung adalah kekasih anda?"
"Bukan urusanmu, cukup lakukan perintah ku dan jangan tanya apapun! Satu lagi jika kalian membocorkan bahwa aku yang memerintahkan kalian maka kalian semua akan terbakar dan menjadi abu!" Ucap Jaemin, dirinya memasang tato pengikat suci.
Phoenix adalah pemimpin di atas pemimpin, dia memiliki kekuatan yang mengikat orang-orang agar menjadi setia kepadanya. Kekuatan mutlak itu ditandai dengan tato pengikat suci yang berada di lidah orang-orang yang telah ia tandai sebagai pengikutnya.
Jika ada yang mencoba untuk berkhianat maka tato itu akan bersinar terang dan menciptakan rasa terbakar. Perlahan tubuh orang yang berkhianat atau melawan dirinya akan terbakar dan rasa sakit itu tidak berhenti sampai orang tersebut berubah menjadi abu.
Kini semua orang terdiam, sekarang mereka tidak bisa berkhianat jika berani maka nyawa mereka bisa hilang. Jaemin sudah menutup jalan mereka untuk melawan ataupun hal lainnya, tidak ada pilihan lain selain menurut pada semua perintah yang Jaemin berikan kepada mereka.
"Kami akan melaksanakan hal anda perintahkan!" Ucap para tetua.
Setelahnya pada tetua sibuk untuk mempersiapkan pertarungan yang Jaemin inginkan. Sedangkan Jaemin kini dia mencari sang elang yang akan menjadi lawan Jisung.
Jaemin menghilang dari pandangan para tetua, sebelum menghilang Jaemin menyunggingkan senyum licik. Jisung tidak akan pernah bisa mendapatkan ingatan-ingatan tentang masa lalunya yang kelam.
°°°°
Jaemin menatap sang elang yang kini berlutut dihadapan dirinya. Jaemin melemparkan sebuah botol kecil yang berisi ramuan berwarna hijau.
Sang elang menangkap botol tersebut, menatap Jaemin dengan tatapan bingung, dirinya tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Jaemin.
"Taruh ramuan itu pada kuku mu, lukai bagian kaki Jisung dengan kuku yang telah kau taruh ramuan itu. Ingat hanya lukai kaki Jisung dengan cakarmu! Jika kau berani melukai Jisung lebih daripada itu kau akan ku habisi!" Ancam Jaemin.
Sang elang mengangguk, dia tidak akan melukai Jisung lebih daripada perintah Jaemin. Ingat dia adalah elang yang sangat patuh pada sang Phoenix.
"Kau sudah paham?" Tanya Jaemin.
Sang elang mengangguk, kemudian Jaemin menyuruh sang elang untuk menghilang dari hadapannya.
Jaemin tertawa puas, dia berencana untuk membuat Jisung lumpuh sehingga dia tidak dapat mengikuti upacara para shio ular.
Jaemin memberikan ramuan yang melumpuhkan otot-otot Jisung. Dia berencana untuk membuat Jisung tidak berdaya, selama itu Jisung akan bergantung padanya dan tidak bisa lari kemanapun lagi selamanya.
Lalu langkah berikutnya adalah mencari keberadaan orang yang selalu mengirimkan kupu-kupu biru kepada Jisung. Dia harus menghapus jejak-jejak makhluk yang dapat mengembalikan ingatan Jisung.
"Kita lihat apakah dirimu mampu mengingat perkataanmu di masa lampau atau tidak!"
°°°°
Jisung berdiri kaku saat mendengar pengumuman bahwa pertandingan akan diselenggarakan lebih cepat sehingga hari ini Jisung harus melawan sang elang.
"Bagaimana bisa pertandingan dipercepat?" Gumam Jisung heran karena tidak biasanya mereka mempercepat pertandingan.
Jisung mendengus, malam ini dia harus pergi menuju perkumpulan para ular tapi karena pertandingan ini kemungkinan Jisung tidak akan bisa pergi.
Apalagi lawannya adalah sang elang yang tidak akan melepaskan Jisung yang merupakan seorang ular. Mungkin sang elang akan melepaskannya jika dia sekarat.