O5 ; Pembunuh

2.1K 266 35
                                    

Untuk membalas perbuatan Jaemin, para Nios sepakat menyebarkan berita tentang kematian Nios Kang. Tentunya berita itu di besar besarkan oleh para Nios.

Berita itu menyebar dengan cepat, banyak perempuan atau lelaki yang biasanya menggoda Jaemin kini menjauh secara perlahan. Mereka takut dibunuh oleh Jaemin, tidak hanya mereka saja, Jisung yang mendengar itu langsung berusaha untuk menjauh dari Jaemin.

Tapi tentu saja itu mustahil karena Jisung dan Jaemin adalah roommate dan juga Jaemin selalu menempel pada dirinya.

"Jisung kenapa melamun?" Tanya Renjun yang datang bersama Jeno.

Jisung mengerucutkan bibirnya kesal, dirinya terkejut karena ulah dari Renjun, "Kak Renjun! Kau membuat ku kaget!"

Renjun dan Jeno hanya tertawa gemas, "Maafkan aku, jadi kenapa adik kecilku ini melamun? Apa kau mendapatkan sebuah masalah?" Tanya Renjun Khawatir.

"Kalian dengar tidak kalau Jaemin menyiksa Nios Kang? Kemudian membunuhnya dan motong tangannya Nios Kang?" Tanya Jisung.

Jeno dan Renjun saling menatap, kemudian mengangguk. "Memangnya kenapa?"

"Kenapa kalian tanya? Aku takut tahu! Bagaimana jika Jaemin juga melakukan hal yang sama padaku? Aku tidak mau mati muda! Belum lagi racun yang aku miliki sama sekali tidak bisa mempengaruhi dirinya" ungkap Jisung dengan nada takut.

Jeno dan Renjun hanya diam, bagaimana caranya menjelaskan pada Jisung bahwa dia tidak akan pernah bisa menghindari Phoenix. Karena Phoenix adalah takdirnya tidak mungkin Jisung bisa melawan takdir.

"Kau bisa pindah kamar!" Jeno memberikan saran.

"Kamar siapa? Bukannya semua tempat sudah penuh?" Tanya Jisung heran.

"Kamar ku temanku baru saja meninggal akibat pertempuran kemarin" ucap seseorang yang tak lain pemuda dengan tato naga.

"Jika pindah ketempat mu itu sama saja seperti aku yang tinggal bersama Jaemin! Dan kenapa tiba-tiba kau menawarkan tempat mu kepadaku Ryu?"

"Aku hanya ingin menolong mu, Jisung tidak lebih! Tapi karena kau tidak mau ya tidak masalah. Ngomong-ngomong sudah saatnya kita berlatih, kau ingin latihan bersama atau tidak?" Tawar Ryu.

Jeno dan Renjun menatap tak suka kearah Ryu, pemuda itu nampak sekali terobsesi kepada Jisung dan baik Renjun maupun Jeno tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.

Tapi bukankah Jisung sudah menjadi milik Jaemin? Nah, sekarang saatnya Jeno dan Renjun menguji Jisung.

"Boleh, lagipula kau kan seorang shio besar, jadi kalau aku berlatih denganmu maka kesempatan ku untuk mengalahkan lawanku nanti semakin besar, emm... Bagaimana dengan Kalian?" Tanya Jisung kepada Jeno dan Renjun.

"Kami tidak bisa! Hari ini kami berencana untuk berkencan jadi sampai jumpa besok" Jeno menarik tangan Renjun, kedua pasangan itu cekikikan melihat sesosok orang yang sedang mengintai mereka.

"Ck, dasar" cicit Jisung kesal.

"Ayo kita pergi ke arena" tawar Ryu.

Jisung mengangguk, keduanya berjalan berdampingan. Tanpa tahu bahwa seseorang mengawasi gerak gerik mereka berdua.

°°°°°°

"Jaemin! Hentikan kau bisa membunuhnya jika kau terus memukulinya!" Pekik Jisung, saat Jaemin memukuli Ryu.

Jaemin awalnya hanya mengawasi mereka dari jauh, karena Jaemin tidak ingin terlalu membatasi Jisung. Namun naga sialan ini tidak mengerti dengan ancaman yang telah dia berikan, sehingga Jaemin benar-benar marah.

"Dengarkan aku Jisung! Aku bisa menjadi seorang pembunuh, aku bisa menjadi seorang monster yang akan menghancurkan siapapun yang berani menyakiti ataupun mendekati mu! Karena sampai kapanpun kau hanya akan menjadi milik Sang Phoenix, Milik Na Jaemin! Ingat itu" ucap Jaemin dengan lantang dan penuh penekanan.

Jisung yang mendengar hal itu merasa takut, tapi Jaemin tetap salah karena memukuli temannya. Jisung harus memberi tahu Jaemin bahwa dia bukanlah milik Jaemin.

"Yang kau katakan itu tidak benar! Aku bukan milikmu! Sampai kapanpun aku tidak akan menjadi milikmu" marah Jisung, dia hanya ingin memberikan batasan kepada Jaemin agar pemuda Phoenix itu tidak melakukan tindakan yang semena-mena.

"Kau membelanya! Membela orang yang akan memeluk mu seenaknya?" Tanya Jaemin tidak habis pikir.

"Kau juga memelukku seperti dia? Bukankah itu hal yang wajar di hubungan pertemanan?"

"Tapi dia tak pernah menganggap mu teman!" Balas Jaemin kesal, kenapa pasangannya ini tidak peka sama sekali.

"Sudah Jisung, aku baik baik saja. Aku tidak selemah itu, jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan diriku. Aku pergi dulu" Ryu berjalan menuju pintu keluar. Namun sebelum itu pemuda naga tersebut berbalik dan mengucapkan kalimat yang membuat Jisung terkejut.

"Ingat Jaemin aku tak akan membiarkan mu mengambil Jisung karena Jisung hanya milikku!" teriak Ryu.

"Kau lihat, dia itu menyukai mu!" Kesal Jaemin.

"Itu bukan urusanmu!" Ucap Jisung yang agak terkejut, lalu membalikkan badannya dia tak ingin berlama-lama dengan Jaemin.

"Kau tidak akan pergi kemana-mana!"

Jaemin yang sudah emosi pun akhirnya mengeluarkan kekuatan yang menghubungkan nya dengan Jisung.

"Aghk....ini sakit" muncul tato Phoenix berwarna merah darah ditangan Jisung. Tato itu membawa rasa sakit kepada Jisung, sehingga pemuda itu berteriak.

"Aku sebenarnya tidak ingin melakukan hal itu, tapi kau lah yang tidak memberikan aku pilihan! Lain kali jangan menjadi istri yang nakal! Jadilah istri yang baik" Jaemin menggendong Jisung ala bayi koala.

Jaemin hanya memberikan hukuman kepada Jisung selama beberapa menit, kemudian membuat Jisung tertidur.

°°°°°

"Ck! Aku pastikan kalian akan terpisah! Selama aku ada maka hubungan kalian akan terus terancam!" Ucap seorang pemuda dengan tato pegasus.



Power Inside : JaemSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang