22. Bukti-bukti

1.9K 202 6
                                    

Perusahaan yang berhasil berdiri tegak, menjulang tinggi diatas sebidang tanah yang begitu luas itu sudah lama dipasangi oleh garis polisi. Semua terjadi akibat sebuah peristiwa sampai mengharuskan perusahaan yang didirikan dengan susah payah itu ditutup secara paksa oleh petugas polisi.

Akses masuk pun sangat dibatasi, tidak seperti dulu dimana sebelum peristiwa itu menimpa keluarga Jung terutama pada Jung Jaehyun.

Beberapa dari para awak media tak pernah berhenti berdatangan, meliput, menyorot dan memberitakan lewat saluran televisi mengenai kondisi perusahaan keluarga Jung.

Tanpa mereka semua tahu akibat ulah pemberitaan media massa tersebut, istri dan anak Jung Jaehyun pun ikut dicari keberadaannya yang hingga kini belum tercium berada dimana.

Benar perkataan Yuta tempo hari, dibalik usaha dan upaya yang sedang mereka lakukan untuk membebaskan Jaehyun pasti akan ada halang rintang yang membuat proses semakin rumit dilakukan.

Hidup yang tadinya tenang, damai seolah berganti menjadi cemas dan ketakutan.

"Taeyong ada dimana sekarang?" Yuta bertanya. Menatap serius kedua wajah orang yang usianya tidak jauh darinya yaitu, Johnny dan Mingyu.

"Masih di rumah itu."

"Lo biarin Taeyong tinggal di rumah itu disaat keberadaannya lagi dicari banyak wartawan? Maksud lo apa, John?!" Tak habis pikir, Yuta mengira otak Johnny lebih pintar darinya tapi ternyata.

"Tenang dulu, ada alasan kenapa gue suruh Taeyong untuk tetap disana." Johnny tidak ingin dianggap bodoh dengan rencana yang ia susun sendiri tanpa membicarakannya lebih dulu baik kepada Yuta maupun Mingyu juga kedua anak Jung Jaehyun.

"Apa?! Nyawa dan keselamatan Taeyong sama anak-anaknya bisa aja terancam kalau mereka masih tinggal di rumah itu! Banyak wartawan yang sekarang mulai cari keberadaan mereka setelah pemberitaan penuh kebohongan mulai mencuat ke khalayak umum! Sebagai orang yang usianya lebih tua dari gue, seharusnya lo tahu mana dan apa yang harus lo lakuin, John!"

Marah. Perasaannya begitu emosi, terbayang sosok Taeyong saat ini pasti tengah diliputi perasaan tak tenang karena kepergiannya yang tiba-tiba dan persembunyiannya dari para awak media ataupun banyak orang mulai tercium. Belum lagi tidak adanya kehadiran sosok Jaehyun, Yuta dapat merasakan dengan jelas bagaimana nasib Taeyong beserta ketiga anaknya sekarang.

Dirinya lah yang paling akan merasa gagal bahkan sangat bersalah jika sesuatu terjadi menimpa istri dari seorang yang begitu Yuta hormati karena telah menolong hidupnya begitu banyak.

🐯

Ia benar-benar membuktikan omongannya kepada Johnny dan Yuta. Jeno benar-benar datang, lengkap dengan tubuhnya yang masih berbalutkan seragam sekolah. Jangan lupakan buliran keringat yang membasahi kening bahkan hampir seluruh tubuhnya akibat datang ke tempat dimana telah berkumpul Johnny bersama Yuta dan Mingyu.

Masa bodoh dengan hasil ujian yang telah selesai ia ikuti. Dapat atau tidaknya Jeno akan beasiswa incarannya yang terpenting sekarang adalah mengenai sang ayah.

Lo udah melakukan yang terbaik dan yang lo bisa, Jen. Sekarang, fokus gimana caranya cepat bebasin Daddy.

Begitulah kiranya saat ini yang selalu teringat dalam benak seorang Jung Jeno.

"Maaf, Uncle. Jeno telat datang," ucapnya setelah tiba dihadapan Johnny. Terlihat sekali napasnya yang memburu juga terengah-engah pasti lelah sekali.

"Jeno." Bukan hanya Mark saja yang terkejut mendapati sang adik datang dan sepertinya akan ikut dalam rencana kali ini tapi juga semua orang yang berkumpul di sana. "Kamu ngapain disini? Kakak suruh kamu buat tetap sekolah, 'kan?"

(✔) Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang